Ribuan penghafal Alquran berkumpul di di Gedung Serba Guna Tigaraksa, Tangerang Barat, Minggu (21/5). Mereka adalah generasi muda DPW LDII Banten, dari usia anak-anak hingga remaja yang menghadiri Halaqoh Qubro Tahfidzul Qur’an pertama se-Provinsi Banten.
Ketua DPW LDII Banten, Edwin Sumiroza, sambutannya mengatakan bahwa Halaqoh Qubro Tahfidzul Quran adalah kegiatan rutin DPW LDII Provinsi banten, yang bertujuan menyiapkan generasi penerus bangsa dengan karakter profesional dan religius.
Acara ini juga merupakan kontribusi LDII dalam rangka menyiapkan sumber daya masyarakat sebagai modal membangun Indonesia di masa yang akan datang. “Membangun generasi penerus bangsa sedini mungkin adalah keharusan,” kata Edwin. Pembentukan karakter harus tetap dilaksanakan meskipun dihadapkan dengan berbagai masalah yang sangat kompleks.
“Ada tiga nilai yang yang terkandung di dalam pendidikan tahfidul quran, yaitu alim dan faqih, yang mana para tahfidzul quran, pasti akan menjadi manusia yang tawaddu’ kepada Allah, yang kedua ialah akhlaqul karimah atau berbudi pekerti yang luhur,” imbuh Edwin. Para penghafal Alquran pasti adalah anak-anak yang cerdas, yang mempunyai sikap yang luhur sesuai dengan akhlak yang digambarkan dalam Alquran.
“Dan yang ketiga adalah mandiri sehingga tidak bergantung dengan orang lain, inilah pondasi karakter yang diinginkan oleh para hafidzul quran,” tambah Edwin Sumiroza.
Menurut catatan panitia, terdapat 2.000 santri yang mengikuti halaqoh qubro dari berbagai usia, mulai usia sembilan tahun hingga usia setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam kesempatan itu, hadir pula Kakanwil Kementerian Agama Drs. H. Deni Rusli, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten KH. Muhammad Rasna Dahlam M.Ag, dan Ketua DPD LDII Kabupaten Tangerang, H. Dadan Mardiana, S.T.
Halaqoh Tahfidzul Quran merupakan kegiatan rutin tahunan dan menjadi agenda utama pembinaan generasi muda LDII di wilayah Banten. Edwin Sumiroza mengatakan, dengan program halaqoh ini, LDII telah berkontribusi membangun karakter generasi muda, sebagai pribadi yang alim, berbudi pekerti luhur, dan mandiri.
Sikap ini menurut LDII sangat penting, di saat generasi muda Indonesia menghadapi gelombang globalisasi, yang terkadang membawa pengaruh buruk terhadap generasi muda. “Tujuan LDII menyelenggarakan Halaqoh Qubro ini, untuk memotivasi bagi para tahfidz, agar mereka bersemangat dalam menghafal dan belajar mendalami isi Alquran,” kata Edwin.
Menurut Edwin generasi muda LDII di samping menjadi penghafal Alquran, mereka juga mengerti, mengetahui dan memahami isi, makna, maksud yang terkandung di dalamnya.
Sementara itu Kakanwil Kemenag Banten Deni Rusli, mengatakan bahwa perkembangan anak dalam berprilaku 60 persen dibentuk dari yang mereka lihat, 20 persen dari apa yang didengar, dan sisanya 20 persen dari apa yang dilihat dan yang didengar.
“Untuk bisa menghafal Alquran, ada empat cara yang harus dilakukan oleh seseorang penghafal Alquran yaitu semangat dalam menghafal, bahagia atau ceria, mengetahui ilmu yang dihafalkannya, mempunyai akhlaqul atau etika yang baik, dan yang terakhir harus bisa mengevaluasi dirinya masing-masing,” ujar Deni.
Dalam kesempatan itu Wakil Ketua MUI, K.H Muhammad Rasna Dahlan menguji hafalan dari para santri halaqoh, yang hafal 12 juz, lima juz dan tiga juz. Dalam pengujian itu para santri dapat menjawab dengan fasih dan benar.
“Saya sudah sering mengikuti acara wisuda Tahfidzul Quran berbagai daerah yang berada di Provinsi Banten, dan saya selalu mengetes santri-santri tersebut sebelum diwisuda, dan saya kagum dengan santri Halaqoh Kubro Tahfidzul Quran yang berada dalam naungan LDII ini,” tutup Rasna Dahlan. Acara itu pun diakhiri dengan doa oleh Rasna.(khoir, wicak/lines)