Jakarta – Harga kedelai meroket. Tak ayal, membuat kelangkaan tahu dan tempe di pasaran menjadi-jadi. Masalah ini, pun berimbas ke meja makan dan kebutuhan rumah tangga.
Pengrajin tahu dan tempe di sejumlah daerah di Indonesia, memilih menaikan harga jual, atau mengecilkan ukuran.Seperti di Lebak Banten, saat ini harga kedelai di tingkat pengecer menembus Rp 9.500 / kilogram, padahal sepekan lalu Rp 8.700 / kg. Adapun di ibu kota Jakarta kenaikan mencapai 20 % – 25 %. Dalam kondisi normal, harga tempe mencapai Rp 4.000 per potong. Sementara itu, harga tahu ukuran paling besar, dalam kondisi normal, mencapai Rp 2.500.
Kenaikan harga kedelai tersebut menyusul melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Menyikapi hal tersebut, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) melalui Departemen Pendidikan Agama dan Dakwah KH. Aceng Karimullah, BE, SE mengajak untuk bisa berhemat, dan memperioritaskan keperluan sehari-hari.
“Kita sudah sering menghadapi persoalan seperti ini. Kita selalu diingatkan untuk berpola hidup hemat dan kerja keras. Kita harus bisa menentukan prioritas belanja, mana kebutuhan primer, mana yang sekunder”, ujar KH. Aceng.
Bahkan KH. Aceng, sebagai Ulama di LDII mengajak orang tua untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya sejak dini, untuk bisa berhemat sekecil apapun yang mereka bisa.
“Sejak anak-anak masih kecil, diberi pengertian dan dibiasakan misalnya mematikan lampu halaman atau lampu di garasi kalau sudah siang; mematikan kipas atau AC kalau memang tidak digunakan, dan masih banyak lagi”, tambah KH. Aceng.
Diharapkan dengan kondisi saat ini, akan mematangkan diri kita, agar bisa hidup berhemat dan bekerja keras.
Rizqi Allah itu harus diusahakan dan dicari dengan tekun dan sabar, sesuai dengan Firman Allah yang artinya :
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Alloh akan memberikan jalan keluar baginya. Dan memberinya rizqi kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq : 2)
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Alloh akan mencukupi (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq : 3).
Syukur adalah jalan lain yang Allah berikan kepada kaum mukminin dalam menghadapi kesulitan rezeki. Dalam surat Ibrohim ayat 7 Allah berfirman :
“Kalau seandainya kalian bersyukur, sungguh Kami akan menambah untuk kalian (nikmat-Ku) dan jika kalian mengingkarinya, sesungguhnya adzab-Ku sangat keras.” (QS Ibrohim : 7)
Oleh karena itu dengan cara bersyukur In Syaa Alloh akan mudah urusan rezeki kita. Adapun hakekat syukur adalah :
“Mengakui bahwa nikmat tersebut semata-mata dari Alloh Dzat Yang Maha Memberi nikmat dan tidak mempergunakannya untuk selain ketaatan kepada-Nya,” begitu Al-Imam Qurthubi menerangkan kepada kita (Tafsir Qurthubi 9/225) (Aan)