Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • HIMPUNAN KEPUTUSAN MUNAS LDII 2021
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • FATWA MUI
  • VIDEO LDII
  • DAFTAR WEBSITE LDII
  • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • HIMPUNAN KEPUTUSAN MUNAS LDII 2021
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • FATWA MUI
  • VIDEO LDII
  • DAFTAR WEBSITE LDII
  • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Hari Ibu

_admin by _admin
December 22, 2011
in Nasehat
0
hari ibu 2011
159
SHARES
2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Berbagai cara dilakukan orang untuk menyambut Hari Ibu, yang jatuh hari ini, Kamis – 22 Desember. Di kantor, para teman perempuan sepakat pakai baju bernuansa hijau – hijau. Teman sebelah bilang, harusnya para perempuan libur untuk menyambutnya. Sampai – sampai di rumah pun istri sempat bilang, seharusnya hari ini ia jadi ratu, gak usah masak, gak usah ngapa-ngapain, tetapi dimulyakan. Sebab hari ini adalah hari ibu. Saya tidak mengerti kenapa harus begitu?
Setiap orang mempunyai Ibu. Setiap orang dilahirkan dari rahim seorang wanita. Itulah ibunya. Nah, menurut hemat saya, seharusnya di waktu yang baik ini mari kita pergunakan untuk mengoreksi kembali apa yang sudah kita lakukan kepada ibu kita masing – masing. Apakah sudah kita penuhi hak – haknya? Sudah maksimal? Apa yang bisa kita ambil dari ini semua?
Dahulu, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak bagi aku untuk berlaku bajik kepadanya?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari, Kitab al-Adab no. 5971 juga Muslim, Kitab al-Birr wa ash-Shilah no. 2548)

Banyak salah kaprah yang terjadi dalam memahami hadits ini. Kebanyakan hanya berkutat pada intensitas dan kualitas dalam membina hubungan dengan orang tua, terutama Ibu. Umumnya memberi makna bahwa berbakti, berbuat baik kepada Ibu itu harus lebih baik dan lebih banyak daripada kepada Bapak. Gampangnya ¾ porsi untuk Ibu, sedangkan ¼ nya kepada Bapak. Sebab seorang Ibulah yang berperan besar dalam kehidupan seseorang, mulai dari mengandung, melahirkan, menjaga, mendidik dan membesarkan seseorang. Ibu memang berperan langsung. Beda dengan Bapak yang berperan tidak langsung. Pendapat ini tidak salah, hanya perlu pendalaman agar lebih mumpuni dan mempunyai greget dalam menebarkan kebaikan di muka bumi Allah ini.

Tengoklah cerita banjir di jaman Nabi Nuh AS. Ketika air sudah menenggelamkan dunia, seorang Ibu berteriak memanggil anaknya, menggendongnya biar selamat dari banjir. Tatkala air terus naik hingga sampai ke daun telinga, si Ibu mengangkat anaknya di atas kepala. Sayang, tak ada yang selamat pada hari itu, kecuali orang yang di perahu. Seorang ibu rela berkorban demi sang anak.

Di jaman Nabi Sulaiman AS, ada pertengkaran sengit dua orang ibu memperebutkan anak. Sampailah pertengkaran itu kepada Nabi Sulaiman AS. Kemudian Nabi Sulaiman AS memutuskan akan membelah bayi itu menjadi 2, agar masing – masing mendapat bagian. Separo ewang. Sang Ibu yang asli menangis tak tega anaknya dibelah dan rela menyerahkan kepada lawannya agar anak itu selamat. Apapun dilakukan seorang Ibu agar anaknya selamat.

Di jaman Nabi Muhammad SAW ada kisah Al-Qomah, yang durhaka kepada Ibunya. Sahabat ini kesulitan ketika akan meninggal dunia. Ia tidak bisa mengucapkan kalimat tauhid – laailaaha illallaah. Lalu Nabi menengarai ada yang tidak beres, kemudian dipanggilah Ibunya. Sampai panggilan ketiga, si Ibu tak jua mau datang. Akhirnya Nabi mengancam akan membakar al-Qomah jika Ibunya tak mau datang. Akhirnya, si Ibu datang dan memaafkan al-Qomah. Kematian pun lancar berjalan. Demi anak, seorang Ibu rela memaafkan melupakan sakit tak terperi.

Sedulur, sudah sepantasnya jika kita membalas semua kebaikan seorang ibu tersebut. Walau itu bersifat kodrati. Kebaikan berbalas kebaikan. Jangan sampai air susu dibalas air tuba. Itu namanya keterlaluan. Walau banyak cerita anak durhaka di dunia ini, tetapi agama tetap memerintahkan anak wajib berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan sebuah nyanyian di kala kecil dulu menggambarkan hal ini dengan sangat baiknya;

Kasih ibu kepada beta/
Tak terhingga sepanjang masa/
Hanya memberi tak harap kembali/
Bagai sang surya menyinari dunia.

Lagu ini begitu indah menggambarkan perjuangan dan dedikasi seorang Ibu kepada anaknya. Dan mengingatkan kita untuk selalu berbuat baik kepadanya. Hampir semua kita menghafalnya. Namun, jangan sampai hanya sekedar jadi hafalan. Sebab dari lagu inilah kita bisa belajar apa maksud sabda Nabi SAW di atas. Yaitu agar kita bisa meneladani sikap yang ditunjukkan dalam figur seorang Ibu di keseharaian kita. Tidak hanya ta’dhim, menghormat, berbudi yang baik, meramut dan menjaganya. Sikap itu adalah memberi.

Tengoklah, sebenarnya dalam keseharian kita lebih suka dengan ”bahasa” meminta daripada memberi. Di rumah kita meminta perhatian pasangan kita, meminta anak-anak memahami kita, meminta pembantu melayani kita. Di tempat kerja, kita meminta bantuan bawahan, meminta pengertian rekan sejawat, dan meminta gaji yang tinggi pada atasan. Di masyarakat, mereka yang mengaku sebagai pemimpin selalu meminta pengertian dan kesabaran masyarakat, meminta masyarakat hidup sederhana dan mengencangkan ikat pinggang. Mengapa kita suka meminta tetapi sulit memberi? Apakah mereka tidak punya Ibu? Inilah persepsi lain dari sekedar berbuat baik dan menghormati Ibu. Yaitu belajar menjadi seorang Ibu dalam kehidupan yang sebenarnya yaitu dalam aplikasi memberi ini. Lihatlah, apakah seorang Ibu perhitungan dalam memberikan kasih sayang? Air susu yang keluar tidak mungkin bisa ditarik – masuk kembali.

Jangan salah, memberi tak selalu harus berkaitan dengan uang dan materi. Kahlil Gibran mengatakan, ”Bila engkau memberi dari hartamu, tiada banyaklah pemberian itu. Bila engkau memberi dari dirimu itulah pemberian yang penuh arti.” Ada banyak sekali kesempatan bagi kita untuk memberi. Anda bisa memberikan perhatian, pengertian, waktu, energi, pemikiran, pujian, dan ucapan terima kasih. Anda bisa memberikan jalan bagi pengendara mobil lain di jalan raya. Anda juga bisa sekedar memberikan senyuman. Hal-hal yang sederhana ini dapat berarti banyak bagi orang lain.

Orang yang enggan memberi adalah mereka yang tak pernah belajar dari kehidupan itu sendiri. Seperti orang yang tidak pernah punya Ibu. Padahal esensi kehidupan adalah memberi. Tuhan sebagai sumber kehidupan adalah Sang Maha Pemberi. Lihatlah, betapa Tuhan telah memberikan segalanya tanpa pilih kasih, tak peduli kita baik ataupun jahat. Inilah unconditional love, sebuah cinta tanpa syarat. Demikian juga dengan seorang Ibu.

Jadi, kalau memang ingin merenung di Hari Ibu ini, simaklah baik – baik sedikit pituah di atas perihal memberi. Semoga tidak salah langkah. Memang di dalam surat Az-Zukhruf ayat 18, Allah menjelaskan bahwa wanita itu suka perhiasan dan tidak jelas. ”Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran.” Oleh karenanya, kenapa Nabi mengulangnya 3 kali dalam memahami seorang Ibu, sebab sifat bawaan wanita yang penuh ketidakpastian dan susah untuk dimengerti. Untuk itu perlu kerja ekstra dan sedikit memaksa.

Oleh: Faizunal Abdillah

Share this:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Sudarto on Para Ibu pun Bisa Kampanye Lingkungan, Begini Caranya
  • Maulana Datu on LDII Bogor Tekankan Nilai Luhur Pancasila untuk Santri dan Siswa
  • patih gottawa on Hadapi Tahun Politik, Ketua Komite 3 DPD RI Hasan Basri Ajak LDII Bantu Jaga Kondusivitas
  • patih gottawa on Hadiri Compas 2023 LDII Siap Kolaborasi dengan Bakesbangpol Bogor
  • patih gottawa on Hadiri Compas 2023 LDII Siap Kolaborasi dengan Bakesbangpol Bogor
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

August 2, 2022
Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

August 19, 2022
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

August 2, 2020
Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

December 24, 2020
Ponpes Wali Barokah Adakan Asrama Alquran Secara Online Sepanjang Ramadan 1444 H

Ponpes Wali Barokah Adakan Asrama Alquran Secara Online Sepanjang Ramadan 1444 H

74
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

73
Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

44
Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

37
LDII dan Kejati Banten Rencanakan Helat Penyuluhan Hukum

LDII dan Kejati Banten Rencanakan Helat Penyuluhan Hukum

June 3, 2023
Bupati Kediri Lepas 1.345 Jamaah Haji Usai Peroleh Pembinaan

Bupati Kediri Lepas 1.345 Jamaah Haji Usai Peroleh Pembinaan

June 3, 2023
Tingkatkan Mental Semangat Juang Generasi Penerus, PC LDII Weru Gelar Outbound Generus

Tingkatkan Mental Semangat Juang Generasi Penerus, PC LDII Weru Gelar Outbound Generus

June 3, 2023
LDII Dampingi Kemenag Magelang Sambut Kedatangan Biksu Thailand

LDII Dampingi Kemenag Magelang Sambut Kedatangan Biksu Thailand

June 3, 2023

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • LDII dan Kejati Banten Rencanakan Helat Penyuluhan Hukum June 3, 2023
  • Bupati Kediri Lepas 1.345 Jamaah Haji Usai Peroleh Pembinaan June 3, 2023
  • Tingkatkan Mental Semangat Juang Generasi Penerus, PC LDII Weru Gelar Outbound Generus June 3, 2023

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • HIMPUNAN KEPUTUSAN MUNAS LDII 2021
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • FATWA MUI
  • VIDEO LDII
  • DAFTAR WEBSITE LDII
  • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.