Artikel ini adalah kelanjutan dari artikel sebelumnya, Hiroqla Mengakui Kenabian Nabi Muhammad (Bagian 1)
فَقَالَ لِلتَّرْجُمَانِ قُلْ لَهُ سَأَلْتُكَ عَنْ نَسَبِهِ فَذَكَرْتَ أَنَّهُ فِيكُمْ ذُو نَسَبٍ فَكَذَلِكَ الرُّسُلُ تُبْعَثُ فِي نَسَبِ قَوْمِهَا
H: Aku bertanya padamu, apakah dia (Nabi Muhammad) memiliki nasab yang baik. Maksudnya, kalau dia bukan dari nasab yang baik, kemungkinan dia berusaha untuk menaikkan nasabnya / derajatnya.
وَسَأَلْتُكَ هَلْ قَالَ أَحَدٌ مِنْكُمْ هَذَا الْقَوْلَ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا فَقُلْتُ لَوْ كَانَ أَحَدٌ قَالَ هَذَا الْقَوْلَ قَبْلَهُ لَقُلْتُ رَجُلٌ يَأْتَسِي بِقَوْلٍ قِيلَ قَبْلَهُ
H: Aku juga bertanya padamu, apakah ada orang lain yang mengatakan seperti yang dia katakan atau ajarkan? Apakah ada orang lain yang mengaku sebagai Nabi? Kamu jawab tidak. Karena kalau iya, bisa jadi dia mengikuti orang lain.
وَسَأَلْتُكَ هَلْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ مِنْ مَلِكٍ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا قُلْتُ فَلَوْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ مِنْ مَلِكٍ قُلْتُ رَجُلٌ يَطْلُبُ مُلْكَ أَبِيهِ
H: Aku juga bertanya padamu, apakah bapaknya keturunan raja? Kamu jawab tidak. Karena kalau iya, bisa jadi dia berusaha merebut kembali kerajaan bapaknya.
وَسَأَلْتُكَ هَلْ كُنْتُمْ تَتَّهِمُونَهُ بِالْكَذِبِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ مَا قَالَ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا فَقَدْ أَعْرِفُ أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ لِيَذَرَ الْكَذِبَ عَلَى النَّاسِ وَيَكْذِبَ عَلَى اللَّهِ
H: Aku juga bertanya kepadamu, apakah sebelum menyampaikan tentang agama Islam, dia pernah berbohong kepada manusia? Kamu bilang tidak. Tentunya, kalau berbohong kepada manusia saja tidak pernah, tidak akan mungkin berani berbohong atas nama Alloh.
وَسَأَلْتُكَ أَشْرَافُ النَّاسِ اتَّبَعُوهُ أَمْ ضُعَفَاؤُهُمْ فَذَكَرْتَ أَنَّ ضُعَفَاءَهُمْ اتَّبَعُوهُ وَهُمْ أَتْبَاعُ الرُّسُلِ
H: Aku juga bertanya kepadamu, yang mengikutinya apakah orang-orang kaya /mampu atau orang susah / miskin? Kamu bilang bahwa yang mengikutinya adalah orang-orang susah. Memang seperti itulah orang-orang yang mengikuti para Rosul.
وَسَأَلْتُكَ أَيَزِيدُونَ أَمْ يَنْقُصُونَ فَذَكَرْتَ أَنَّهُمْ يَزِيدُونَ وَكَذَلِكَ أَمْرُ الْإِيمَانِ حَتَّى يَتِمَّ
H: Aku juga bertanya kepadamu, apakah pengikutnya bertambah atau berkurang? Kamu bilang bertambah. Dan memang seperti itulah agama yang benar, iman itu pelan-pelan masuk ke dalam hati.
وَسَأَلْتُكَ أَيَرْتَدُّ أَحَدٌ سَخْطَةً لِدِينِهِ بَعْدَ أَنْ يَدْخُلَ فِيهِ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا وَكَذَلِكَ الْإِيمَانُ حِينَ تُخَالِطُ بَشَاشَتُهُ الْقُلُوبَ
H: Aku juga bertanya kepadamu, apakah ada yang keluar dari agamanya karena benci pada agamanya? Kamu jawab tidak. Dan memang seperti itulah iman jika sudah masuk ke dalam hati. Biasanya orang yang keluar karena masalah lain.
وَسَأَلْتُكَ هَلْ يَغْدِرُ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا وَكَذَلِكَ الرُّسُلُ لَا تَغْدِرُ
H: Aku juga bertanya kepadamu, apakah dia pernah berbuat curang? Kamu bilang tidak. Karena memang seperti itulah perilaku Rosul.
وَسَأَلْتُكَ بِمَا يَأْمُرُكُمْ فَذَكَرْتَ أَنَّهُ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَيَنْهَاكُمْ عَنْ عِبَادَةِ الْأَوْثَانِ وَيَأْمُرُكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالصِّدْقِ وَالْعَفَافِ
H: Aku juga bertanya kepadamu, apa yang diperintahkan olehnya? Kamu menjawab, dia memerintahkan untuk menyembah Alloh dan tidak menyekutukannnya dengan sesuatu pun. Dan melarang menyembah berhala. Dia juga memerintahkan untuk mengerjakan sholat, membayar zakat, dan saling memaafkan.
فَإِنْ كَانَ مَا تَقُولُ حَقًّا فَسَيَمْلِكُ مَوْضِعَ قَدَمَيَّ هَاتَيْنِ وَقَدْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنَّهُ خَارِجٌ لَمْ أَكُنْ أَظُنُّ أَنَّهُ مِنْكُمْ فَلَوْ أَنِّي أَعْلَمُ أَنِّي أَخْلُصُ إِلَيْهِ لَتَجَشَّمْتُ لِقَاءَهُ وَلَوْ كُنْتُ عِنْدَهُ لَغَسَلْتُ عَنْ قَدَمِهِ
H: Maka jika semua yang kamu katakan itu benar, maka tidak lama lagi dia akan menguasai kerajaan yang ada di bawah kakiku ini. Aku tahu bahwa dia tidak ada di antara kalian. Seandainya aku tahu jalan untuk menemuinya, pastilah aku akan membasuh kakinya (untuk penghormatan).
Mohon maaf, ternyata hadits ini masih cukup panjang, sehingga insya Alloh akan dilanjutkan di bagian 3.