Jakarta (10/5) Nahdlatul Ulama (NU) menggelar konferensi internasional pemimpin Muslim moderat dunia di Jakarta. Acara bertajuk International Summit of The Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) ini, NU ingin menyuarakan pandangan Islam yang moderat di tengah radikalisme dan kekerasan atas nama agama.
Dalam konferensi ini, para delegasi bertukar pandangan dan diskusi mengenai tafsir agama hingga problem keduniaan universal, seperti ekonomi, sosial, dan budaya, akan dibahas dalam konferensi tersebut. Menurut Ketua Panitia International Summit of The Moderate Islamic Leaders M Imam Aziz, acara ini dihelat pada saat Islam diidentikkan dengan paham kekerasan. “NU ingin menyuarakan Islam damai dan toleran,” ujar Imam Aziz.
NU mengundang sedikitnya 400 ulama dan pemikir. Mereka berdatangan dari Eropa, Timur Tengah, Afrika Utara, Asia, Australia, maupun Amerika. Para pemimpin moderat itu dikumpulkan untuk menyikapi kondisi umat Islam dunia akhir-akhir ini yang banyak dikait-kaitkan dengan kekerasan.
Konferensi ini secara umum akan membahas dua hal pokok, yakni keyakinan dan problem universal yang dihadapi umat, seperti kemiskinan dan kesenjangan. Dalam hal keyakinan, ulama dan pemikir Islam moderat akan merumuskan dan saling belajar tentang Islam yang damai dari sisi tafsir dan pemahaman Alquran dan Alhadist.
Hasil konferensi diharapkan bisa dirumuskan ke dalam satu deklarasi bersama antarpemimpin Islam moderat. Deklarasi itu bisa menjadi suara tandingan bagi paham Islam yang erat dengan stigma kekerasan. “Sebab, pada dasarnya, Islam moderat jauh lebih besar dan merupakan mayoritas daripada Islam garis keras. Hanya saja, suara Islam moderat itu seolah tenggelam dibandingkan dengan suara dari paham garis keras,” kata Imam Aziz.
Pada saat pembukaan konferensi, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj menegaskan Islam dan kebangsaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Dan menjadi kunci bagi eksistensi peradaban suatu bangsa dan solusi, atas problem pertikaian yang kini terjadi di sejumlah negara Islam.
Sikap semacam ini, menurut Said Aqil Siroj sudah dipahami oleh kiai di pesantren-peantren Indonesia. Mereka juga telah berhasil membangun penghubung antara prinsip agama dan negara. Kondisi ini yang membedakan antara keislaman di Indonesia dan di negara-negara di Timur Tengah.
ISOMIL mengusung tema “Islam Nusantara: Inspirasi Peradaban Dunia” dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan sejumlah menteri Kabinet Kerja, antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Dalam sambutannya, Kalla menuturkan, Indonesia harus bersyukur karena kondisinya tidak seperti di negara-negara Timur Tengah yang penuh konflik. Ia berharap Indonesia menjadi contoh bagi negara lain karena menerapkan sikap toleransi dan saling menghormati antarpemeluk agama. “Kita tidak mungkin mempersatukan semua hal, tapi bagaimana perbedaan itu menjadi rahmat untuk kita semuanya, saling melengkapi di antara kita semuanya. Itulah harapan kita semua,” kata Kalla.
Dalam perhelatan ISOMIL, DPP LDII mengutus Sekretaris Umum Dody Taufiq Wijaya, Wakil Sekretaris Umum Hasim Nasution, Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan Sarji, Wakil Bendahara Umum A. A. Ngurah Bagus Samudra Aryawan, dan dari Departemen Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan Rioberto Sidauruk.
Menurut Dody pemikiran mengenai kebangsaan dan penguatan karakter bangsa yang dilakukan PBNU, sejalan dan sudah dilakukan oleh LDII. “Dalam praktiknya kami mensosialisasikan dan mengimplementasikan ekonomi syariah,” ujar Dody. LDII juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, pendidikan, teknologi, dan kebudayaan.
Bahkan LDII juga memajukan kegiatan kepemudaan, olahraga dan kepanduan, juga meningkatkan peran wanita di segala aspek kehidupan, dan juga berkontribusi aktif dalam pelestarian lingkungan dalam rupa kegiatan go green di wilayah hutan, pesisir, dan regenerasi terumbu karang.
“Kami membentuk dewan pakar untuk mendukung profesionalisme yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, teknologi, lingkungan hidup dan lain-lain. Kami melembagakan Majelis Taujih Wal Al-Irsjad sebagai struktur yang mendukung keilmuan Islam dan dakwah serta penetapan fatwa,”ujar Dody di sela-sela acara ISOMIL. Menurutnya LDII mendukung gerakan Islam moderat yang memajukan peradaban manusia, agar Islam menjadi rahmat bagi alam semesta. (LC, Riyan/LINES)