Yogyakarta (11/6). DPW LDII DIY bersilaturahim ke kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah di Gedongkuning, Selasa (7/6) lalu sebagai penguatan hubungan dan peningkatan sinergi antara dua organisasi masyarakat Islam tersebut di wilayah DIY.
Rombongan yang dipimpin Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin ini diterima oleh Ketua PWM DIY H. Gita Danu Pranata didampingi beberapa wakil ketua, sekretaris H. Sukiman serta wakil bendahara Dede Haris Sumarno. H. Gita menyampaikan apresiasinya kepada LDII atas kunjungan tersebut dan kinerja semakin baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada kesempatan itu, Ketua DPW LDII DIY Atus juga menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kehadiran utusan perwakilan Muhammadiyah Yogyakarta, Wakil Ketua Ustadz Drs. H. Ahmad Muhadjir, Lc. MA. pada Muswil VII LDII DIY tahun 2021 lalu.
Lebih lanjut ia memaparkan delapan bidang pengabdian DPP LDII hasil Rakernas 2018 yang harus ditindaklanjuti oleh 34 DPW LDII di seluruh Indonesia yang meliputi keagamaan, kebangsaan, pendidikan, pangan dan lingkungan hidup, ekonomi syariah, kesehatan alami, energi baru dan terbarukan (EBT), serta pemanfaatan teknologi digital.
Ia juga menyampaikan bahwa LDII merencanakan kunjungan studi banding dan sinergi antar ormas Islam dengan prioritas bidang kerja antara lain pembentukan kurikulum dan tata pamong Madrasah Mualimin/Mualimat dan Muhammadiyah Boarding School (MBS), yang nantinya akan ditindaklanjuti Biro Pendidikan Umum dan Pelatihan (PUP) bersama Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) dan Pondok Pesantren Pelajar dan Mahasiswa (PPPM).
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Muhammadiyah DIY, Prof. H. Dr. Tasman Hamani, MA. mengatakan bahwa ada pembagian tugas dalam mendirikan sekolah di lingkup Muhammadiyah.
Pengurus wilayah bertanggung jawab untuk mengelola SMA/SMK, sedangkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) mengelola SMP sederajat, dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) untuk mengelola SD. Adapun PAUD/TK ABA berada di bawah kepengurusan Aisyiyah. “Pusat sebagai pembuat kebijakan, kurikulum, manajemen dan lain-lain, sementara untuk tingkat wilayah dan tingkatan di bawahnya sebagai penyelenggara pendidikan,” ujarnya.
Wakil Ketua H. Ir. Azman Latif juga menambahkan, berdirinya penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah semua itu tak lepas dari membudayanya spriritual sedekah warga Muhammadiyah. “Saat ini kami menemukan buahnya pembinaan tokoh-tokoh Muhammadiyah zaman dahulu. Hasil dari pengajian Muhammadiyah. Semangatnya memberi,” ungkapnya.
Sejarah mengajari pula spirit yang dimilikinya waktu itu dan ditularkan hingga generasi kini. Ditambahkan lagi, besarnya semangat bersedekah warga Muhammadiyah, salah satunya karena ikatan alumni sekolah. “Yang sudah lulus dan bekerja masih memiliki perhatian terhadap sekolahnya dahulu. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah,” imbuhnya.
Wakil Bendahara Muhammadiyah DIY, Dede Haris Sumarno memaparkan pengelolaan dana sedekah dari warga Muhammadiyah. Dede yang juga anggota Dewan Syariah LAZIS Muhammadiyah (LAZISMU) dan Direktur Dana Pensiun Muhammadiyah menyampaikan bahwa pendapatan persyarikatan berasal dari Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Muhammadiyah seperti melalui Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Lalu iuran anggota Rp10.000 per orang setiap bulan, iuran guru dan siswa, dan lain-lain.
LAZISMU sebagai lembaga pengumpul membantu pula warga dalam menyalurkan zakat, infaq dan sedekah. Penyalurannya dapat melalui program-program di Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Mubaligh Hijrah Muhammadiyah, dan lainnya. “Saat ini kami pun sudah mengembangkan dana pensiun Muhammadiyah,” imbuhnya.
Kini Muhammadiyah juga mengembangkan Sistem Informasi Aset Persyarikatan Muhammadiyah yang akhirnya menjadi percontohan secara nasional.
“Kami dapat mengetahui suatu tanah wakaf saat ini posisinya dimana, sudahkah menjadi milik persyarikatan ataukah masih atas nama pribadi, dan sedang dimanfaatkan untuk apa. Jangan sampai ada tanah wakaf yang mangkrak, karena membiarkan tanah wakaf itu dosa,” jelas Dede yang merupakan anggota Public Relations, Socialization and Literacy of Waqf, Badan Wakaf Indonesia ini mengiyakan saat diminta untuk memberikan pencerahan mengenai LAZIS dan wakaf bagi warga dan pengurus LDII di DIY.
Menurut Sekretaris PWM DIY, H. Sukiman, terdapat tiga kunci dalam mengelola kegiatan operasional. Yakni dengan 3K (Kebersamaan, Kesungguhan, dan Keikhlasan). Nantinya, ia bersedia memberikan tausiyah di lingkungan PPM, PPPM, ataupun Pondok Pesantren hadits besar “Kutubussittah” Mulungan dalam komplek Kantor DPD LDII Kabupaten Sleman karena berdekatan dengan kediamannya.
Pada penutup acara, LDII memberikan buku Munas IX LDII 2021 dan buku pedoman beribadah LDII yang diserahkan Atus kepada Ketua PWM DIY. Turut mendampingi Atus, Wakil Ketua DPW LDII DIY H. Anji Sujiman, yang juga merupakan anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sleman. Hadir pula wakil sekretaris Nanang Dwi Antoro, wakil bendahara Ir. H. Djaka Barata, dan Anggota Biro Pendidikan Keagamaan dan Dakwah Ustadz Endri Sulistyo.