2.160 Jamaah Asal Jateng Tiba, Semua Sehat
MADINAH- Hingga Minggu (23/9) pukul 14.00, sebanyak 2.160 jamaah asal embarkasi Adisoemarmo Solo, telah tiba di Arab Saudi. Mereka terbagi dalam tujuh kloter. Empat kloter masing-masing terdiri atas 375 jamaah, dua kloter lain 373 jamaah, dan satu kloter 374 jamaah. Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 jam dari Bandara Adisoemarmo Solo dan mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jedah, para calon haji itu kemudian melanjutkan perjalanan darat menggunakan bus menuju Madinah. Jedah-Madinah ditempuh dalam enam jam.Selama sepekan, para calon haji akan melaksanakan ibadah shalat arbain –shalat wajib 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi– sebelum bergeser ke Makah untuk menjalankan umroh. Selama di Madinah, para jamaah ini menginap di Hotel Barakat Al Andalusm, Dyar Habib, dan Qosr Marsa. Tidak ada satupun dari 2.160 jamaah itu yang menderita sakit serius. Semua jamaah sehat meski tampak kelelahan.”Alhamdulillah semuanya sehat, tidak ada yang sakit. Cuma lelah saja karena habis terbang lama langsung nyambung perjalanan darat,” kata Damiri, salah satu jamaah asal Boyolali yang tergabung di Kloter I.
Terpisah, Kepala Seksi Kesehatan Misi Haji Indonesia di Madinah, dokter Tjetjep Ali Akbar, mengatakan, tidak ada satupun jamaah asal Jateng atau embarkasi Solo yang masuk ruang perawatan. Itu artinya, ujar Tjetjep, semua jamaah dalam kondisi sehat. ”Sejauh ini, hanya tiga orang yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Madinah, dua dari embarkasi Jakarta dan satu lainnya petugas,” jelas Tjetjep. Satu jamaah asal Jakarta tersebut bahkan harus dirujuk ke RS King Fahd karena mengalami diare darah. ”Agak serius. Kami belum tahu karena (penyakit) apa, karena langsung kami kirim ke King Fahd untuk perawatan lebih intensif. Kalau yang dua lainnya sekarang sudah pulang ke penginapan. Mereka hanya dirawat semalam,” tambahnya.
BPHI memiliki kapasitas 65 bed atau pasien termasuk UGD. Terdapat 30-an dokter spesialis dan umum yang bertugas di fasilitas penunjang ibadah haji tersebut. Tjetjep berharap, jamaah pandai-pandai menjaga diri selama di tanah Suci mengingat saat ini suhu panas masih sangat tinggi. ”Jamaah harus sering minum, jangan menunggu haus karena dehidrasi di daerah kering dan panas seperti Makah dan Madinah ini tidak ditandai dulu dengan rasa haus. Minimal satu jam sekali minum segelas air putih,” kata Tjetjep. Dia juga menganjurkan para jamaah tidak menunda makan serta mengurangi aktivitas di bawah terik matahari langsung. Jika terpaksa harus keluar hotel ketika matahari terik, jamaah disarankan memakai masker. (Dep. KIM DPP LDII)