Yogyakarta-Isu kewirausahaan yang menjadi topik hangat era globalisasi, kini telah dikemas apik dalam sebuah even Jogja Entrepreneurship Expo 2013 pada 3-4 November. Acara yang digelar di GOR Klebengan Yogyakarta ini mengusung tema besar ‘Jogja Banget’ dengan 8 tema kecil yang kreatif dan istimewa khas Jogja.
Tema Keraton, Wayang, Museum Dirgantara, Gunung Merapi, Angkringan, Kasongan, Monumen Serangan 1 Maret, dan Kota Pelajar tampak dari pernak-pernik peserta Karnaval Jalan Sehat dan Bazar Jogja Kuliner. Tema Monumen Serangan 1 Maret misalnya, peserta mengenakan pakaian-pakaian perjuangan dan menghias stand bazar mereka dengan suasana perjuangan. Demikian juga Tema Keraton yang mengenakan pakaian kebaya dan beskap khas Yogyakarta. Menarik lagi, terdapat suasana stand yang disulap jadi Museum Dirgantara dengan hiasan replika pesawat dari kardus dan koran.
“Kreativitas tema itu sebagai upaya agar menarik pengunjung untuk melariskan dagangan peserta.” kata Qodrat S. Kurniawan selaku koordinator acara, yang pernyataannya sejalan dengan pengisi seminar kewirausahaan sekaligus pengusaha kuliner, Bapak Irawan Kusumo Winarto. Beliau menyampaikan bahwa salah satu tips mencari peluang bisnis adalah dengan membuat keunikan baik dari segi merk, menu maupun perbedaan konsep.

Seminar kewirausahaan dengan tema “Menjadi Wirausaha Muda Islami” ini menjadi malam puncak penutupan JEE 2013 dibawah naungan PC LDII Depok Yogyakarta. Selain doorprize utama berupa sepeda yang telah dibagikan saat bazar berlangsung, selanjutnya pada malam puncak juga diberikan 3 penghargaan yaitu bagi kelompok peserta Ter-Kuliner, Ter-Jogja, dan Ter-Istimewa.
Ditemui terpisah, “Acara ini bertujuan agar peserta bisa menjadi pemuda yang mandiri dalam berwirausaha dan dengan tetap menamkan nilai-nilai agama.” Kata Muhammad Subkhan sebagai Ketua JEE 2013, menjelaskan tentang makna dibalik jargon kegiatan yaitu Young Independent Religious.
Galeri Foto Kegiatan JEE bisa dilihat di sini