Enrekang (28/3). Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), merupakan area yang menjadi fokus utama dakwah. Pasalnya, tak semua narapidana yang keluar dari penjara bisa sadar. Faktornya, bisa karena tuntutan hidup dan masyarakat sulit menerima mereka. Keimanan menjadi penguat bagi narapidana setelah keluar dari penjara.
Untuk membantu narapidana dari sisi pembinaan spiritual, Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Enrekang dan DPD LDII Kabupaten Enrekang bekerja sama dalam hal bimbingan agama dan pengembangan mental bagi warga binaan, “Mubalig LDII telah hadir di Lapas Enrekang sekitar 1 tahun lalu, kerjasama ini didasari pertimbangan adanya program LDII yang sinkron dengan program lembaga pemasyarakatan,” tutur Ketua LDII Enrekang, Hermansyah, di sela-sela pengajian warga binaan di Masjid At-taubah Lapas Kelas II B Enrekang, Jalan Jenderal Sudirman, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Rabu (28/3/2018).
LDII Enrekang menargetkan warga binaan setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan, memiliki kualitas keagamaan dan mental yang baik. “Pertama, target LDII membina warga binaan menjadi umat dan generasi bangsa yang paham ilmu Alquran dan Alhadits. Kedua, membina mereka menjadi orang-orang yang berakhlak dan beradab. Ketiga, membina warga binaan menjadi generasi yang mandiri. Selain itu, agar salat dan mentalnya bagus. Kami harapkan, setelah keluar dari rutan, pembinaan terus berjalan,” ucapnya.
Hermansyah mengungkapkan, di setiap Rabu, mubalig LDII menyampaikan materi keagamaan kepada warga binaan. “Pengajian sekali dalam seminggu ini dianggap masih kurang. Namun ke depan, kami upayakan menambah frekuensi pengajiannya,” ujar Hermansyah yang berlatarbelakang jurnalis ini.
Materi pengajian berupa pengenalan cara membaca Alquran melalui metode Tilawati. Selain itu, warga binaan mendapat ilmu praktik ibadah berupa tata cara salat dan berwudhu. Ia berharap, dengan dibekali baca tulis dan menghafal ayat Alquran, mental spiritual warga binaan bisa baik. “Sehingga saat keluar dari sini, mereka bisa melaksanakan ilmunya. Bisa saja mereka jadi guru mengaji dan imam masjid. Minimal menjadi tukang azan di masjid. Dengan modal mental spiritual yang baik, mereka tidak mengulangi kekeliruan masa lalu, sehingga bisa diterima masyarakat,” ujar Hermansyah.
Sementara itu, Kasubsi Pelayanan Rutan Kelas II Enrekang, Faridah menyampaikan terima kasih kepada LDII Enrekang yang telah mendampingi warga binaan. “Manfaat yang kami rasakan, warga binaan sudah bisa membaca Alquran. Padahal sebelumnya, ada warga binaan yang sama sekali belum mengenal huruf Alquran. Ustaz LDII juga mengajari cara membaca surah-surah pendek dalam Alquran, cara berdoa, cara salat yang benar, dan cara berwudhu yang benar,” tutur pejabat rutan yang membawahi pembinaan kerohanian dan keagamaan ini.
Pihaknya berharap, kerja sama kedua belah pihak dapat berlanjut seterusnya. “Anak-anak kami banyak yang sudah menghafal surah pendek. Nah, kalau bisa diberikan piagam penghargaan. Setelah keluar dari rutan, mereka bisa membawa surat bebas dan sertifikat pembinaan agama,” ucap Faridah.
Di tempat yang sama, mubalig LDII Ilyas Rasyid Wicaksana, mengatakan, dari waktu ke waktu, pembinaan mulai membuahkan hasil. “Saya membina warga binaan yang baru belajar membaca Alquran, awalnya materi Tilawati 1. Sekarang sudah naik ke materi Tilawati 2. Awalnya warga binaan tidak punya semangat membaca Alquran. Alhamdulillah, sekarang sudah semangat membaca Alquran,” ungkap Ilyas.
Tidak hanya mengajari cara membaca Alquran, Ilyas juga menyisipkan nasihat agama. “Biasanya setelah mengajar bacaan Alquran, selama 15 menit saya menyampaikan tausyiah agar mereka bersemangat. Selain itu, saya ajari tata cara berwudhu dan shalat yang bersumber dari quran dan hadist. Tujuannya agar warga binaan disini wudhu dan shalatnya sesuai tuntunan Nabi,” sebutnya.
Di kesempatan yang berbeda, Kepala Rutan Kelas II B Enrekang Tubagus M Chaidir, AMd IP SH MH mengisahkan awal kerjasama Rutan Kelas II B Enrekang dengan LDII Enrekang. “Kerja sama ini diawali pertemuan saya dengan Ketua LDII Enrekang saat menghadiri suatu acara. Saya bertemu Ketua LDII, Pak Herman, saat meliput kegiatan Bupati. Kami berbicara di situ. Besoknya, saya undang bertemu,” katanya.
Menurut Tubagus, warga binaan antusias. “Warga binaan sangat welcome bisa diajak kerja sama dengan program yang diberikan oleh LDII. Saya melihat, narasumbernya bervariasi. Tidak hanya dari Sulawesi Selatan, tetapi ustaznya dari daerah lain di Indonesia. Tadinya, warga binaan kurang mengetahui ilmu agama Islam. Namun, sekarang tertarik bisa belajar mengaji dan tahu cara salat,” ungkapnya.
Kepala Rutan, Tubagus M Chaidir menyarankan, LDII mengembangkan kerjasama dengan rutan lainnya. “Kalau bisa, LDII mengembangkan dakwahnya ke tempat lain, seperti lapas atau rutan lain. Sebab kami rasakan sangat bermanfaat. Banyak masyarakat yang perlu mendapat pembinaan khusus. Pembinaan ini mampu membuat perilaku warga binaan bisa lebih baik,” ucapnya.