LDII kembali menggelar ramah tamah bertajuk Silaturrahim Syawal 1440 H di gedung DPP LDII, Patal Senayan, Jakarta (18/6). Mengangkat tema ‘Merajut Keindahan Ukhuwah, Melestarikan Jati Diri Bangsa’ bagi LDII silaturahim adalah wujud nilai kemanusiaan yang dijunjung masyarakat Indonesia.
Hal ini juga menjadi pemersatu para peserta acara yang hadir, diungkapkan Ketua Umum DPP LDII, KH. Abdullah Syam, Msc dalam sambutannya. Ia mengatakan, “Seberapa besar kewajiban manusia untuk menjalankan agamanya sesungguhnya tergantung kepada seberapa besar manusia membutuhkan agama untuk menjadi manusia yang seutuhnya, manusia yang memanusiakan manusia.”
Ia mengutip dari Prof. Quraish Shihab yang menggambarkan pelajaran tentang kemanusiaan, yakni bagaimana jika kita hanya punya segayung air wudhu, sementara ada anjing yang kehausan. Dari gambaran tersebut, jika mendahulukan kemanusiaan daripada agama, maka telah menjadi manusia seutuhnya. Karena dalam perilaku kemanusiaan mengandung nilai ajaran agama.
Manusia yang mulia akhlaknya, karena pembentukan akhlak merupakan dimensi puncak terpenting dari kesempurnaan manusia. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia,” sabda Nabi Muhammad SAW.
Berbicara soal kemanusiaan, tidak dapat lepas dari nilai-nilai kebangsaan. Yakni mengenai ikatan yang tidak menomorsatukan golongan tertentu dan juga tidak memarginalkan golongan lainnya. Menurut Abdullah Syam, kenyataan demografis dan kesadaran serumpun melahirkan perasaan senasib sepenanggungan selama ratusan tahun, yang pada akhirnya mengkristal dan dibulatkan dalam satu tekad, yaitu sumpah pemuda 1928.
“Para founding fathers kita telah membuktikan, damai dalam kebhinekaan sejatinya bukanlah sebuah cita-cita utopis. Ikatan yang lahir dari sekumpulan individu yang mengelompok dan sepaham dalam mendirikan suatu bangsa,” tambahnya.
Abdullah Syam berpesan dihadapan para hadirin Silaturrahim Syawal untuk terus meningkatkan ukhuwah islamiyah, kerukunan antar umat beragama, karena adanya perbedaan serta tetap mengedepankan tasamuh. Penguatan ukhuwah basyariyah, wathaniyah agar NKRI bisa tetap utuh dan damai.
Perlunya kerukunan dan kekompakkan kerjasama yang baik, sehingga menjadi moral bangsa Indonesia. Juga meningkatkan kewaspadaan kepada pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa, sehingga rukun kompak tetap terjaga, tidak hanya generasi sekarang tapi juga generasi anak cucu nantinya.