LUGASNEWS – Bekasi “Seorang muslim yang memfigurkan Rosulullah SAW dalam segala sisi kehidupan, sudah semestinya kita melaksanakan yang telah menjadi thabiat Rosulullah. Diantaranya adalah baik dalam perkataan dan perbuatan, penyayang, dermawan serta masih banyak lagi sifat–sifat baik yang bisa kita praktekkan sehari – hari,” ujar KH. Syafei Kamil, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Hal itu disampaikan KH Syafei Kamil dalam silaturrahim MUI dengan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Pimpinan Cabang Jatiasih, Kamis (8/3) malam. Dalam silaturrahim bersama lebih dari 600 jamaah majlis taklim itu juga dihadiri seluruh jajaran muspika setempat, Nampak hadir antara lain Drs. Djarkasih selaku Camat Jatiasih, Lurah Tety Handayani, Kompol Dermawan Karosekali S.pd., (Kapolsek) dan Kapt (Inf) H. Abdullah selaku Danramil Jati asih, serta tokoh masyarakat sekitar.
Masih menurut KH. Syafei Kamil yang juga ketua Dewan Masjid se-Kota Bekasi, dengan silaturrahim antar ormas keagamaan dengan berbagai unsure dalam masyarakat termasuk jajaran pemerintahan, akan membuat hubungan menjadi semakin harmonis dan tercipta kerukunan antar maupun intern umat beragama.
Dalam sambutan sekaligus tausyiahnya, KH Syafei Kamil juga memberikan apresiasi kepada jajaran Lembaga Dakwah Islam Indonesia PC ( Pimpinan Cabang ) Jati asih yang diketuai Ir. H. Dedy Hidayat, atas perannya dalam pembinaan dan pemberdayaan umat yang senantiasa bekerja sama dengan MUI.
Pandangan miring terhadap LDII
Sementara itu dalam sambutan Ketua DPD LDII Kota Bekasi, H. Junaidy Abdillah, menyinggung beberapa hal terkait pandangan miring masyarakat terhadap LDII akibat tulisan para penulis buku dan penceramah yang tidak suka dengan LDII. Seperti isu jika masuk ke masjid lantas akan di pel karena hanya untuk kalangan sendiri, “itu tidak benar, namanya masjid, itu untuk umum dan siapapun boleh masuk, boleh mengaji, dan kami sangat terbuka,” kata H. Junaidy.
Majlis taklim LDII juga terus menggelorakan sikap cinta tanah air dan ketaatan pada hukum, dimana dalam setiap penyelenggaraan kegiatan musyawarah dan pengajian harian, mingguan maupun bulanan selalu diawali dengan anjuran sebagai warga Negara yang baik untuk selalu tunduk dan patuh pada hukum di Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan UUD 1945. (AgusWiebowo)