Setelah melalui serangkaian proses pelatihan pembentukan karakter dan wawasan kebangsaan, Latihan Dasar Pembentukan Karakter dan wawasan kebangsaan 2016 Sako SPN resmi ditutup.
Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) telah menerima latihan dari Kopasus dari 5-7 Januari. Pelatihan ini bertujuan untuk membentuk sikap, perilaku, dan disiplin, dan membangun kreativitas. Bagi kopasus, kegiatan yang ditujukan kepada kurang lebih 294 Penegak Sako SPN untuk menanamkan wawasan nusantara dan jiwa nasionalisme yang tinggi.
Hal itu disampaikan Mayjen Herindra, Danjen Kopasus yang diwakili oleh Kartika, wakil Danjen Kopasus dalam Upacara penutupan giat Sako SPN bersama Kopasus.
“Saya berharap, seluruh rangkaian latihan kegiatan dasar tersebut dapat menumbuhkan semangat kebangsaan generasi muda, khususnya dalam bela negara. Dengan begitu peserta bisa mengimplementasikannya di dalam kehidupan bermasayarakat, berbangsa, dan bernegara untuk menjaga tegaknya NKRI,” harapnya.
Upaya menumbuhkan cinta tanah air sangat penting di tengah meningkatnya semangat individualisme dan memudarnya semangat kebangsaan. Tantangan ke depan bagi bangsa akan semakin berat dan generasi muda memiliki beban yang berat.
Namun ujian dan pelatihan yang diberikan oleh kakak Pembina dan Kopasus berhasil dilewati peserta. Mereka memperoleh pengetahuan mengenai bahaya proxy war, daya juang, menumbuhkan cinta tanah air, bahaya narkoba, serta wahana pembentukan nasionalisme melalui gerakan Pramuka.
Selain itu, pembentukan karakter dan daya juang juga ditempa melalui beberapa krida seperti krida mountainering, survival, hingga rafting. 294 peserta yang dibagi menjadi delapan pleton itu benar-benar diuji daya juang, keikhlasan, kesabaran, dan kekompakannya. Semua itu terbayar dengan rasa haru dan bangga. Ketika upacara penutupan, akhirnya tiba penyematan badge Kopassus untuk peserta.
Di tengah penyematan badge Kopasus, kehadiran Brata Tryana, Andalan Nasional Gerakan Pramuka Bidang Luar Negeri mengejutkan kakak-kakak dari Sako SPN dan peserta. Setelah penyematan badge Kopassus, ia memberikan salam dan menyampaikan pesan kepada peserta.
“Saya bersyukur bisa menghadiri penutupan latihan di markas komando grup 3 kopasus. Oleh karena itu, apa yang dilakukan hampir 300 penegak sako sangat relevan. Di sinilah kalian ditempa agar mereka siap membela negara, agar Indonesia bisa tetap jaya, rukun, dan sejahtera di tengah persaingan bangsa lain. Semoga pelatihan ini bermanfaat bagi diri sendiri, gugus depan, kwartir rangint, kwartir cabang, hingga masyarakat luas,” ujarnya.
Selain menghadiri upacara penutupan, sebagai perwakilan dari Asia Pacific Regional Scout ia juga meminta kepada 50 perwakilan kakak penegak untuk mengisi survei mengenai seragam Pramuka dan badge. Lebih jauh lagi, ia selalu mengikuti perkembangan Sako SPN.
Ia menjelaskan bahwa Sako SPN merupakan salah satu sako yang ada di Indonesia sesuai dengan amanat Undang-Undang Pramuka Nomor 12 Tahun 2010. Sako SPN merupakan Sako yang diresmikan oleh Asrul Azwar, ketua Kwartir Nasional sebelum ketua Kwartir Nasional Adyaksa Dault.
“Saya mengikuti perkembangan pembentukan sako ini, Saya ingat beliau sangat senang dan mendukung berdirinya Sako SPN. Sako ini salah adalah salah satu Sako yang berhasil di Indonesia dalam menghimpun banyak anggota minimal di enam provinsi,” ujarnya.
Melalui Sako SPN dan Sako yang lain, pramuka bisa mengukuhkan dan mengokohkan dirinya dalam melanjutkan cita-cita para pemimpin NKRI dalam membangun karakter bangsa. “Kita ingat bahwa gerakan pramuka merupakan institusi pendidikan non formal yang disahkan oleh DPR dalam bentuk UU tahun 2010, jadi tugas dan misinya adalah membantu dan membina karakter anak anak muda,” ujarnya.