Serang (18/10) Untuk mendapatkan kader yang memiliki kemampuan dan kecakapan sebagai pengurus organisasi, DPW LDII Banten menggelar Leadership Development Program. Acara yang dihelat di Masjid Al Manshurin, Serang, ini dihadiri sekitar 70 kader LDII Banten, yang berasal dari pengurus PAC, PC, dan DPD, serta para pemuda dan mahasiswa.
Dalam pembukaan acara Leadership Development Program yang dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2015 itu, Ketua DPW LDII Provinsi Banten Edwin Sumiroza menjelaskan bawah program ini memang untuk kaderisasi, akan tetapi tidak menyiapkan peserta untuk menjadi pengurus di LDII, “Namun suatu saat nanti bila diperlukan, diperlukan para peserta sudah siap mengambil tongkat estafet kepengurusan, minimal program ini dapat digunakan untuk memimpin keluarga,” ujar Edwin Sumiroza.
Edwin Sumiroza memaparkan, program ini nantinya digelar dalam lima tahapan, antara lain Public Relation, Nation Building, Character Building, Competition Challenges, dan Community Empowerment.
Pada tahap pertama Edwin Sumiroza, mengajak peserta untuk saling mengenal satu sama lain. Para peserta diajak mengenali apakah diri mereka masuk pada tipe promotor, pengontrol, pendukung, atau analis. Hasil pemetaan diri ini nantinya, untuk menentuka posisi yang tepat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
Edwin menerangkan kepada peserta, bahwa LDII harus menjadi lembaga kemasyarakatan, yang mampu menyesuaikan kondisi terkini, untuk memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara. Untuk itu, DPW LDII Banten berkomitmen membangun generasi penerus, untuk menciptakan kader yang cakap dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan, “Kontribusi sosial esensinya merupakan dakwah dengan perbuatan, selain dibekali ilmu agama, kader muda LDII harus memiliki sifat kepemimpinan,”ujar Edwin.
Sesi kedua adalah Public Relation, yang diisi dengan materi dasar-dasar jurnalistik, yang diisi oleh Ludhy Cahyana dari Departemen Komunikasi, Informasi, dan Media Massa DPP LDII. Hasil dari sesi kedua ini peserta diajak untuk memberitakan berbagai kegiatan dan kontribusi LDII dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
“Peserta diharapkan mampu menulis dan memilah informasi yang layak berita, untuk publikasi di kalangan warga LDII, maupun dipublikasikan di media massa. Untuk itu peserta harus memahami standar kelayakan berita yang dapat dimuat di media massa,” ujar Ludhy cahyana.
Ludhy Cahyana dalam sesi ini menjelaskan mengenai LDII News Network (LINES) yang betugas untuk menginformasikan kegiatan LDII, kepada media massa dan jaringan LINES di sembilan provinsi. (Arif Budiarto, Deden/LINES)