Cimahi (1/10). Memperingati World Cleanup Day International (WCDI) 2022, DPD LDII Kota Cimahi menggandeng Yayasan Baitul Izzah (Baiz) menggelar aksi bersih-bersih massal. Aksi itu diikuti 600 santri Ponpes Baitul Izzah dan siswa SMP dan SMA Baitul Izzah Boarding School (BIBS), Cimahi, Jawa Barat.
Mereka beraksi di lingkungan RT 01 hingga 04 dan RW 16 Kelurahan Cipageran, Kota Cimahi, Jumat (30/9). Dalam acara tersebut juga diserahkan bantuan peralatan kebersihan dari DPW LDII Provinsi Jawa Barat kepada Yayasan Baiz.
“Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian LDII terhadap permasalahan sampah yang menjadi salah satu permasalahan dalam lingkungan. Bantuan ini juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran kepada santri dan anak didik untuk menanamkan jiwa yang bersih, sehingga mereka bisa menjadi contoh teladan ketika telah lulus dan kembali ke masyarakat,” kata Wakil Sekretaris DPW LDII Provinsi Jawa Barat, Fadel Abrori, saat menyerahkan bantuan kepada Ketua Yayasan Baiz, Angka Dwi Hartono.
Lebih lanjut, Fadel yang juga merupakan Sekretaris DPD LDII Kota Cimahi ini menambahkan, Kota Cimahi siap turut serta dalam bagian World Clean Up Day atau aksi bersih-bersih sampah sedunia bersama 157 negara, serentak setiap 21 September.
“World Cleanup Day menjadi momentum bagi LDII untuk turut serta membersihkan Kota Cimahi bersih dari sampah-sampah liar, mengatasi permasalahan sampah padat, dan juga menciptakan lingkungan yang sehat,” ujarnya.
Fadel menambahkan, aksi ini merupakan wujud peningkatan kepedulian warga LDII terhadap permasalahan sampah dan menjadi sarana memupuk nilai cinta kasih terhadap masa depan Bumi. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bagian dari dakwah bil hal, bagaimana menanamkan kecintaan lingkungan kepada warga LDII, sehingga anak cucu mendapat lingkungan hidup yang terawat.
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah sampah di Indonesia mencapai 21,88 juta ton pada 2021. Berdasarkan sumbernya, rumah tangga menyumbang paling banyak terhadap sampah nasional, yakni sebesar 42,23 persen.
Menurut Fadel, rumah tangga memiliki peran strategis menangani sampah. Jika setiap keluarga mampu menangani sampah organiknya sendiri di rumah dan tidak harus berakhir di TPA, maka sebagian besar masalah sampah sudah teratasi. “Warga LDII harus bisa menangani bagaimana caranya sampah itu selesai di lingkungan rumah tangga, atau diminimalisir,” urainya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Baiz, Angka Dwi Hartono mengucapkan terima kasih atas pemberian peralatan sampah yang diberikan, karena ini merupakan kepercayaan yang harus diemban dan dilaksanakan. “Mudah-mudahan peralatan ini bermanfaat dan barokah berguna untuk pendidikan karakter para santri Ponpes Baitul Izzah dan siswa-siswi SMP dan SMA Baitul Izzah Boarding School,” ujarnya.
Angka menambahkan, kegiatan bersih-bersih lingkungan ini selalu dilaksanakan di kawasan pondok dan sekolah. Para santri dan siswa mendapat jadwal untuk bersih-bersih, baik membersihkan masjid, gedung serba guna, ruang pondok, sekolah, dan halaman.
“Semua santri dan siswa sudah mendapatkan tugas sesuai jadwal setiap hari. Sejak awal mereka masuk disini sudah mendapatkan latihan disiplin, tanggung jawab, dan rasa mencintai lingkungan,” pungkasnya. (*)