Jakarta (20/1). Menindaklanjuti pertemuan Pengurus DPP LDII dengan Presiden Joko Widodo pada 8 Januari 2015 di Istana Negara, yang salah satunya membahas mengenai penanggulangan terorisme di berbagai wilayah di Indonesia. Keberadaan LDII dari Sabang sampai Merauke, mendorong Presiden JokoWidodo meminta LDII membantu TNI dalam menanggulangi terorisme dan propaganda ISIS di Indonesia.
Propaganda terorisme, bisa diatasi bila ormas Islam mampu memberi pencerahan dan membentengi warganya dari militansi yang sesat. Seperti aksi bom bunuh diri, membunuh sesama umat Islam, ataupun mengganggu keamanan dan ketertiban. Untuk menguatkan komitmen pemberantasan terorisme dan deradikalisasi, pada Selasa, 20 Januari 2015, jajaran pengurus DPP LDII dan TNI melakukan pertemuan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Pertemuan tersebut merupakan wujud kemitraan antara TNI dan LDII. Dalam pertemuan itu membahas mengenai masalah sosial dan ekonomi. Dalam bidang sosial, Asisten Teritorial TNI, Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha G, SH dan DPP LDII membahas isu-isu terkini mengenai wawasan kebangsaan. TNI mendorong agar rakyat Indonesia memiliki cara pandang terhadap diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah yang dilandasi Pancasila,Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha, wawasan kebangsaan beperan penting dalam menanggulangi terorisme yang ada di Indonesia, terutama agama dan budaya. “Ideologi Pancasila dapat menyatukan perbedaan baik budaya dan agama,” ujarnya. Menurutnya salah satu faktor warga Indonesia mudah terpengaruh doktrin menjadi teroris adalah kemiskinan. Kemiskinan adalah awal masuknya ideologi teroris. Iman dan pemahaman agama yang kuat dapat menanggulangi masalah terorisme.
Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha juga mendorong pemuda-pemudi baik LDII, NU, Muhamadiyah, dan ormas lainnya untuk mengantisispasi keberadaan teroris di Indonesia. Teroris tidak bisa dilawan dengan hanya menghukum mati atau dengan cara kekerasan. Memerangi teroris yang paling efektif melalui agama dan budaya. Dengan kepahaman agama dan budaya yang kuat terorisme dapat dihapuskan.
Dalam pertemuan tersebut Ketua DPP LDII Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc. mengatakan LDII sudah berperan aktif dalam mencegah terorisme dan propaganda ISIS, dengan menggelar lokakarya wawasan kebangsaan di Maluku, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan. Itulah salah satu wujud LDII berperan dalam membangun NKRI di bidang sosial. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai Internet Sehatdan Media Literasi. Pada kesempatan itu Ketua DPP LDII Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media Massa, Drs. H. M. Hidayat Nahwi Rasul mengajak anak muda dapat memanfaatkan internet dengan baik. LDII telah melakukan Gerakan Interner Sehat dengan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi, mengajarkan anak muda membuat blog atau situs, dan mengisinya dengan berbagai hal yang bermanfaat. Harapannya, dengan adanya blog atau konten yang positif dapat mengimbangi informasi yang buruk yang ada di internet.
TNI dan LDII menyepakati kerja sama dalam bidang sosial dan ekonomi, dan dalam waktu dekat ini akan melakukan pertemuan untuk membentuk tim kecil yang bertujuan untuk merumuskan poin-poin, yang akan ditandatangani dalam nota kesepahaman. Poin-poin yang terdapat di dalamnya mengenai kerja sama di bidang social, yang meliputi penanggulangan terorisme dan ISIS dan lokakarya wawasan kebangsaan. Sementara di bidang ekonomi dengan membantu usaha kecil menengah. (Riyan/LINES)