Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sebagai organisasi dakwah yang berpacu dengan program pembinaan generasi mudanya berusaha mengembalikan peran pemuda pada rel yang benar. Sebagai wujud konkrit program, LDII menggelar Lokakarya Pendidikan yang pertama di awal tahun 2019, Sabtu (26/01).
Acara ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana misi pendidikan LDII dan perwujudannya sudah dimengerti utuh. Dibuka oleh Dewan Penasehat LDII Abdul Syukur yang menegaskan bahwa, walau sama besar pengaruhnya namun bila ilmunya beda maka strateginya tentu berbeda. “Ukuran baiknya pendidikan mereka dengan kita itu beda, ilmu dan amal itu adalah kunci, menjadikan generasi yang profesional relijius, yang bertaqwa pada Allah,” ujarnya.
LDII berupaya mencetak generasi muda sesuai hasil rekomendasi Rakernas LDII 2018 lalu, yakni menjadi manusia yang profesional dan relijius. Tentunya tidak terlepas dari pentingnya peran lima unsur dalam pembinaan. Lima unsur yang dimaksud yakni orang tua, pengurus, pembina, guru dan mubaligh.
Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII, Dr. H. Basseng, M.Ed menambahkan, “Dalam membentuk karakter itu seperti mengukir diatas batu, sama halnya juga membangun sebuah bangunan fisik. Tidak ada sumber daya yang mubadzir tetapi dikelola dan diberdayakan semua secara efektif dan efisien.”
Lokakarya kali ini berfokus pada ‘Pendidikan Berbasis Misi yang Efektif – Efisien’ yang memiliki target untuk menghasilkan berbagai panduan pembinaan bagi para pengelola pendidikan yang hadir diantaranya; Pengelola Yayasan, Pimpinan Pondok, Kepala Sekolah, Guru Pondok, dan Guru Sekolah yang hadir saat itu. Panduan itu dibuat agar sistem sekolah dan sistem di pondok pesantren dapat terintegrasi dan bersinergi mencapai tujuan.
Diantaranya Tri Sukses Generus, Enam Tabiat Luhur, dan Empat Tali Keimanan, hal itu menjadi sistem pendidikan sekolah dan pondok melalui koordinasi dari empat unsur terkait yaitu kurikulum pondok dan sekolah, sumber daya manusia tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta kesiswaan dan kelembagaan.
Dengan bertujuan membangun sikap dan keterampilan serta merumuskan suatu sinergi antara kurikulum pondok dan sekolah, lokakarya ini menyediakan diskusi mengenai peran masing-masing para pendidik antara lain terkait kebijakan instansi, inovasi yang dilakukan dalam pendidikan, serta materi dan metode pembelajaran.