Bulan Ramadan momen yang pas untuk menyambung persaudaraan. Tidak hanya dinikmati umat Muslim, umat lain pun turut menyemarakkan bulan penuh berkah ini.
Salah satunya adalah masyarakat Konghucu yang diprakarsai oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI). Bersama Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri almarhum Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid, mereka mengundang 1.500 warga kurang mampu dan dhuafa untuk sahur bersama.
Bertempat di RPTRA Kalijodo (12/6), perhelatan ini dihadiri berbagai tokoh bangsa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Dari LDII, hadir Trigunawan Hadi sebagai Pengurus FKUB DKI Jakarta dan Sekretaris DPW LDII Provinsi DKI Muhammad Ied. Dalam pembukaannya, Shinta Nuriyah Nurwahid mengajak warga untuk terus meningkatkan persatuan dan kesatuan. Ia menyinggung maraknya tindakan teorisme dan radikalisme akibat kurangnya toleransi antar umat beragama.
“Pada hari ini saya menyaksikan miniatur Indonesia. Kita melihat momen ini semua berkumpul dalam keadaan saling menghormati, menghargai, rukun, dan bergandengan bersama. Salam-salam untuk majelis istimewa ini,” ujarnya.
Sahur identik dengan kegiatan umat muslim yang menjalankan ibadah puasa. Namun Jimly Assidiqie menilai, kegiatan ini dapat meningkatkan nilai-nilai spiritualitas kehidupan bangsa. “Ini adalah sahur lintas agama. Teman-teman beragama semua disini. Semoga kita semakin kompak menghadapi ancaman-ancaman. Maka nilai spiritualitas harus dihidupkan,” ujarnya.
Acara sahur bersama ke-19 yang diadakan oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa merupakan wujud dalam upaya memperjuangkan kepedulian, kebersamaan, persahabatan dan persaudaraan sesama warga bangsa. “Hal ini menjadi bentuk dakwah bil hal dalam meneguhkan kembali nilai-nilai Pancasila,” ujar Muhammad Ied.
Selain kegiatan buka bersama, Ketua Panitia Acara Liem Liliany Lontoh turut menambahkan, acara itu dimeriahkan penampilan barongsai INTI Banten, pembacaan ayat suci anak-anak Kalijodo, Paduan Suara Perempuan INTI, dan turut pula dimeriahkan oleh ice breaking yang dibawakan Indra Bekti.
Sepanjang acara, alunan suara pemusik dan penyanyi Marawis turut menambah kemeriahan. Di akhir sesi, panitia memberikan bantuan sosial dan bingkisan. Untuk perwakilan pemulung, tukang ojek, dan dhuafa ada pemberian tiga buah kursi roda.
Kepada warga dan dhuafa lainnya, panitia memberikan bingkisan dan meja belajar yang ditujukan untuk anak-anak. Tujuannya untuk membangkitkan semangat belajar sebagai penerus bangsa. Sebagai penyelenggara acara, INTI konsisten mendukung upaya kepedulian, kebersamaan, persaudaraan antar sesama bangsa tanpa terkecuali. (khoir/lines)