Peringatan HUT ke-52 integrasi Irian Barat/Papua ke pangkuan NKRI di Kabupaten Jayapura pada1 Mei, dirayakan masyarakat Papua pada Sabtu (2/5), dengan meriah, tertib, dan aman. Peringatan itu ditandai dengan “Pawai Kendaraan Hias”. LDII turut serta dalam perhelatan tersebut, dengan menampilkan mobil hias.
Pawai mobil hias dimulai dari Lapangan Upacara Gunung Merah dan berakhir di Pantai Wisata Khalkote, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur yang ditutup dengan acara ramah tamah. Pawai tersebut disaksikan jajaran pemerintah Kabupaten Papua, TNI, dan Polri. Pawai atau karnaval kendaraan hias ini diikuti147 kendaraan roda empat baik dari instansi Pemerintah, TNI, Polri, maupun paguyuban/organisasi kemasyarakatan lainya.
Dalam kesempatan ini DPD LDII Kabupaten Jayapura turut berpartisipasi dalam kegiatan pawai kendaraan hias tersebut dengan menurunkan tiga jenis mobil hias yang bertemakan bidang pendidikan, sosial keagamaan, dan lingkungan hidup. LDII Kabupaten Jayapura mengambil tema utama/slogan spanduk “Dengan Semangat 1 Mei, 52 Tahun Kembalinya Irian Barat/Papua Ke Pangkuan NKRI, Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan”. LDII berharap masyarakat dapat memahami dan mengimplementasikan pesan tersebut. Animo masyarakat untuk menyaksikan pawai tersebut sangatlah tinggi, bahkan di sepanjang jalan protokol Sentani terlihat sesak dengan masyarakat yang menonton pawai.
Di sela-sela kegiatan pawai, Bupati Jayapura Mathius Awoitaw, SE,M.Si memberikan apresiasi terkait Pawai Mobil Hias. “Karnaval/pawai ini sangat luar biasa, masyarakat jayapura ini selalu mendengar dan benar-benar dapat bekerja sama yang baik dengan pemerintah kabupaten Jayapura, sehingga pada kesempatan ini atas nama pemerintah kami mengucapkan terimakasih banyak kepada TNI dan Polri, organisasi masyarakat, paguyuban, pihak sekolah dan seluruh elemen masyarakat yang ikut terlibat dalam kesuksesan acara ini,” ujarnya.
Menurut Ketua LDII Kabupaten Jayapura, Imam Subekti,S.Pd mengatakan “Integrasi Papua kembali ke pangkuan NKRI pada 1 Mei 1963 merupakan momentum sejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia umumnya dan khususnya Papua, sehingga harapan ke depanya semua komponen masyarakat dari berbagai suku, agama, ras, maupun aliran supaya semakin meningkatkan toleransi antar agama, sosial budaya, persatuan, dan kesatuan bangsa untuk mewujudkan negeri yang baldatun toyibatun warobbun ghofur,” imbuhnya. (Desri/LINES Papua)