Jayapura (25/7) DPD LDII Kabupaten Jayapura ikut meramaikan lebaran 1.000 ketupat, yang dirangkaikan dengan pelaksanaan Halal bi Halal serta silaturahim nasional dan ikrar perdamaian antartokoh pemuka agama, untuk memupuk sikap toleransi antar umat beragama di Kabupaten Jayapura. Perhelatan ini merupakan upaya mengantisipasi kejadian di Kabupaten Tolikara, beberapa waktu yang lalu. Acara ini melibatkan seluruh umat Islam, Nasrani, para alim ulama, para pendeta, pimpinan ormas Islam, dan pimpinan kepemudaan di Kabupaten Jayapura.
Acara yang dihelat pada 25 Juli itu, dihadiri oleh Sekda Kabupaten Jayapura, Kapolres Jayapura, Danlanud Jayapura, Danyon 751 Raider, Kepala Kemenag Kabupaten Jayapura, Jajaran DPRD Kabupaten Jayapura, FKUB, MUI, FKDM, Pimpinan Ormas Islam, Ketua Persekutuan Gereja-Gereja (PGGP), Pendeta & pemuka Agama Kristen Katolik, Pastor & pemuka agama Katolik, Pemuka agama Hindu dan Budha, Alisa Khadidja, Ketua OKP, Cendekiawan Muslim, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat di wilayah Kabupaten Jayapura. LDII Kabupaten Jayapura diwakili oleh Ketua Imam Subekti, Sekretaris Desri Eko Winasis, dan Bendahara H.Muhammad Sabir.
Silaturahim dan ikrar perdamaian ini bertemakan “Melalui Lebaran 1.000 Ketupat dan Halal bi Halal Momentum Menjalin Persaudaraan dan Kebersamaan dalam Keragaman Suku dan Agama Mewujudkan Pribadi yang Taqwa Guna Membangun Jayapura Lebih Baru”. Dalam kesempatan ini Ketua LDII Kabupaten Jayapura Imam Subekti diberikan kehormatan untuk maju ke podium, mengikuti ikrar deklarasi perdamaian antartokoh pemuka agama yang ada di Kabupaten Jayapura.
Ketua panitia sekaligus ketua DKM Darul Ulum Kabupaten Jayapura Ust. Fahri Saifuddin menyatakan sikap saling menghargai, menghormati, dan toleransi beragama merupakan dasar untuk hidup bermasyarakat. “Dan ikrar perdamaian ini untuk menjaga agar kejadian di Tolikaran tidak terjadi di Kabupaten,” ujar Fahri.
Sementara itu Ust. Kapten Infantri H. Afandi dalam tausiyahnya menyatakan halal bi halal jika diartikan secara rasional psikologi yaitu bertambahnya ketekunan dalam beribadah dengan menjadikan Islam yang rahmatallil aalamiin. Sehingga dapat menumbuhkan dan mengajarkan kasih terhadap sesama mahluk ciptaan Allah SWT.
“Dengan adanya perbedaan maka akan timbul persatuan, dengan adanya persatuan karena adanya perbedaan, oleh karena itu jangan sekali-kali menodai persatuan dikarenakan adanya perbedaan. Apalagi kedepannya, kemungkinan akan muncul proxy war oleh karenanya mari kita bersatu padu untuk menjaga keutuhan NKRI,” ujar Afandi.
Sekda Kabupaten Jayapura Jerry F. Dien mengimbau kepada tokoh agama dan ormas supaya terus menjalin hubungan yang harmonis, terhadap sesama manusia dan mahluk ciptaan-Nya. Dan selalu merefleksikan diri kembali kepada kefitrahan, untuk selalu saling memaafkan terhadap sesama, tidak boleh terprovokasi dan menjadikan cerai-berai karena hal tersebut dapat menciderai persaudaraan yang sudah berpuluh-puluh tahun dijalani rakyat Papua.
“Tokoh agama dan ormas supaya bisa menjaga keamanan dan keharmonisan antar umat beragama dan mewujudkan Kabupaten Jayapura sebagai zona damai yang diberkati, karena pemerintah, agama, dan adat merupakan kekuatan utama untuk membangun Jayapura baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga visi & misi Bupati dan Wakil Bupati Jayapura dapat terwujud,” tambahnya.
Di sela-sela acara ikrar perdamaian ketua LDII Kabupaten Jayapura Imam Subekti menambahkan, silaturahim merupakan ajaran untuk menjalin kerukunan antar umat beragama dalam mewadahi perbedaan, sedangkan halal bi halal merupakan refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan, dan saling memberi kasih sayang.
Halal bi halal juga simbol yang merefleksikan bahwa Islam adalah agama toleran, yang mengedepankan hidup rukun dengan semua agama. Perbedaan agama bukanlah tanda untuk saling memusuhi atau mencurigai, tetapi hanyalah sebagai sarana untuk saling berlomba-lomba dalam kebajikan,” kata Imam.