Bogor (25/9). Saat ini, permasalahan-permasalahan terkait keagamaan di Kabupaten Bogor masih banyak terjadi. Diperlukan kerjasama dengan ormas untuk memberikan dakwah yang menyejukkan kepada masyarakat.
Hal itu dipaparkan oleh Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bambang Widodo dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke-8 LDII Kabupaten Bogor, di Bigland Sentul Hotel & Convention, Jawa Barat, Minggu (25/9).
“Permasalahan-permasalahan yang ada, karena jumlah penduduk kami kebanyakan di desa. Hal itu yang menyebabkan terkendalanya arus komunikasi dan itu yang memicu terjadinya permasalahan. Saya contohkan seperti Masyakurun, ada nabi palsu, Bunda Maria dan juga Malaikat, ini yang menambah berbagai masalah keagamaan,” ujarnya.
Dalam musda yang bertajuk Meningkatkan Peran Dakwah dalam Mewujudkan Kabupaten Bogor Termaju, Nyaman dan Berkeadaban. Ia mendorong ormas dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) organisasi supaya saling bersinergi dalam memberikan dakwah yang sejuk kepada masyarakat. Sehingga tidak terjadi lagi permasalahan-permasalahan terkait keagamaan.
“Untuk itu, ormas Islam termasuk di dalamnya LDII sebagai pelaksanaan tupoksi organisasi, berikanlah dakwah tentang ajaran-ajaran yang telah digariskan oleh Rasulullah, karena masyarakat kami mayoritas Islam,” tambahnya.
Ia menekankan, seluruh ormas keagamaan termasuk LDII supaya saling bahu membahu mewujudkan visi misi Kabupaten Bogor. “Kami harap kontribusinya adalah memberikan dakwah seluas-luasnya kepada masyarakat. Inilah perlu adanya perjuangan dan peran ormas lainnya,” urainya.
Ia mengungkapkan, tema yang diangkat dalam Musda sesuai dengan visi misi Kabupaten Bogor yaitu Bogor Cerdas, Sehat, Maju, Membangun dan Berkeadaban atau yang disebut Panca Karsa. “Kami yakin LDII sudah ada pondok pesantren, itu adalah sebagai implementasi dari Panca Karsa. Saya yakin semuanya sudah dilaksanakan oleh LDII, tinggal bagaimana mengerucut pada program-program yang ada di pemerintah daerah sehingga akan sama dan berimbang,” tutupnya.
Senada, Ketua DPW LDII Jawa Barat Dicky Harun menegaskan, LDII berkomitmen memberikan green dakwah kepada masyarakat baik dakwah bil lisan maupun dakwah bil hal.
“Dakwah bil lisan kita implementasikan dengan berdakwah dalam pengajian, menerjemahkan Alquran dan Alhadist sesuai ilmu nahwu-sharaf. Sedangkan dakwah bil hal-nya dengan mengimplementasikan ilmu yang didapat dari kajian tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Ia mendorong kepemimpinan yang baru dapat menjalin komunikasi dengan pemerintah dan mitra strategis lainnya serta bisa membuat sistem organisasi yang baik. “Saya titipkan kepada pengurus yang baru untuk membuat konsolidasi, menyatukan visi misi, dan persepsi serta bisa menyerap kebutuhan masyarakat, sehingga satu kesamaan dalam membangun organisasi menjadi organisasi modern,” paparnya.
Selain itu, ia juga mendorong Bagian Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) LDII Kabupaten Bogor untuk mengambil peran mewujudkan SDM profesional religius. “Kami memberikan edukasi kepada wanita-wanita LDII untuk ikut berperan baik secara pribadi maupun kolektif. Sehingga generus LDII bisa profesional religius dan dapat mengimplementasikan 6 tabiat luhur,” tutupnya.
Dalam Musda LDII Kabupaten Bogor ke-8 memutuskan kembali Bambang Wahyudi sebagai Ketua DPD LDII Kabupaten Bogor periode 2022-2027. Bambang terpilih secara aklamasi karena menjadi calon tunggal Ketua DPD LDII Kabupaten Bogor setelah calon lainnya gugur karena ketidaklengkapan administrasi.
Bambang mengatakan, program kerjanya limat tahun ke depan akan diselaraskan dengan program kerja Pemkab Bogor dengan menyiapkan SDM yang mumpuni. Pihaknya akan berkomitmen menjalin komunikasi dengan pemerintah maupun mitra strategis lainnya.
“Dengan kepengurusan yang baru akan kami siapkan SDM yang milenial, tentunya ini menjadi bagian yang penting dalam mengimplementasikan program kerja mendatang,” ujarnya.
Sesuai arahan Ketua DPW LDII Jawa Barat, Bambang akan membuat sistem yang dapat mengakselerasi program kerja dengan merekrut generus milenial. Dalam pandangannya, generasi muda lebih menguasai teknologi informasi sehingga bisa mempercepat laju organisasi dan dapat mengolah publikasi dengan baik. “Karena kepekaan mereka terhadap sistem informasi publikasi,” tutupnya.