Untuk menciptakan generasi penerus yang unggul, LDII membekali kaum wanita dengan berbagai pengetahuan. Salah satunya mengenai reproduksi.
Kesehatan reproduksi atau organ intim sering kali dianggap suatu yang tabu dan memalukan untuk diperbincangkan. Tidak heran banyak remaja putri yang masih salah dalam menjaga kesehatan reproduksinya. Mengevalusi hal tersebut, Pengurus Keputrian LDII Karawang menggagas Seminar Pendidikan Kesehatan Reproduksi pada Kamis (29/5) di Masjid Nasrullah, Cikampek.
Pada dasarnya, kebersihan adalah hal pokok dalam beribadah. Menjaga tempat beribadah tetap bersih dan suci adalah salah satu syarat syahnya salat. Islam juga mengajarkan kebersihan harus dimulai dari setiap individu. Hal ini terlihat dari banyaknya hadist yang membahas tentang siklus menstrusi, kelainan pendarahan, serta cara bersuci dan membersihkan organ kewanitaan.
Dimulai dengan membacakan berbagai dalil-dalil yang dikutip dari berbagai hadist. Panitia ingin memberi gambaran berbagai proses yang terjadi di organ kewanitaan, perbedaan antara haid dan pendarahan akibat kelainan, cara menyucikannya, serta ancaman apabila salah dalam bersuci. Hal ini penting untuk diketahui mengingat wajibnya bersuci sebelum melakukan ibadah sholat.
Hj. Eva Rizki Aviatin, Pengurus PPG Bidang Keputrian, Karawang yang menjadi pemateri menjelaskan berbagai organ internal dan eksternal reproduksi pada wanita. Dengan demikian diharapkan peserta dapat mengetahui berbagai proses reproduksi dan siklus menstruasi yang terjadi di dalamnya.
Eva yang juga pengajar biologi di SMAN 1 Cikampek ini, menjelaskan fase-fase subur dan menstruasi setiap bulannya serta kemungkinan terjadinya kelainan. Menurutnya dalam fase menstrusi bisa saja terganggu dan mengalami nyeri berlebih akibat kelelahan, diet ketat, stress serta berbagai konsumsi makanan instan.
Eva juga menjelaskan pendarahan berlebih dan terus menerus bisa saja terjadi akibat mikroorganisme parasit yang kerap disebut keputihan. Selain itu, istihadoh (pendarahan terus menerus melebihi 15 hari) juga bisa menjadi sinyal kemungkinan munculnya kista di dalam organ kewanitaan.
Mengatasi permasalahan tersebut, Eva menyarankan untuk memperbanyak konsumsi air putih, makanan kaya antioksidan, serta olah raga teratur. Selain itu menurutnya mengurangi pemicu stress dan istirahat cukup dapat membantu memelihara kesehatan reproduksi.
Eva juga mengingatkan untuk lebih sering menganti pakaian dalam dan membawa handuk kecil untuk mengeringkan saat buang air di sekolah dan toilet umum. “Ketika sekolah kalau bisa membawa celana dalam ganti. Selain untuk menjaga kesehatan, juga untuk menjaga kesucian sehingga ibadah kita terjaga,” ujar Eva.
Sebanyak lebih dari 200 remaja putri yang mayoritas pelajar sekolah menengah dan mahasiswi ini, terlihat antusias mendengarkan materi yang diberikan. faradila salah satunya, dirinya mengaku senang mengikuti seminar ini.
Siswa SMA kelas XI ini mengaku jadi mengetahui berbagai pengetahuan seputar menstruasi, organ reproduksi, serta berbagai penyakit yang mungkin akan terjadi. “…Jangan jorok. Kalau ke WC harus bawa handuk kecil,” jawab Faradila malu-malu menjelaskan salah satu cara menjaga kesehatan reproduksi kepada LINES.
Eva mengaku mengadakan seminar ini berdasarkan permintaan orang tua yang memandang perlu pengetahuan kesehatan reproduksi untuk remaja putrinya. Selain seminar kesehatan reproduksi dirinya bersama tim juga mengadakan berbagai pelatihan pembekalan lainnya. Mulai dari pelatihan memasak, menjahit, menghias diri, menggunakan hijab yang baik, serta konsultasi kewanitaan diharapkan dapat membentuk generasi putri yang mandiri dan siap dalam berrumah tangga. (Bahrun/Lines/Foto: Bela)