Ancaman terbesar dunia adalah pemanasan global. Sementara negara-negara katulistiwa termasuk Indonesia, menjadi konsetrasi produksi oksigen. Persoalannya, laju penebangan hutan secara ilegal di Indonesia mencapai 47.600 hektar per tahun. Data dari Kampanye Hutan Tanah Papua menyebut, laju kerusakan paling tinggi terjadi di Kabupaten Sorong; 18.000 hektar pertahun dan Kabupaten Manokwari; 15.000 hektar pertahun.
Di pesisir pantai, kerusakan hutan mangrove atau bakau juga masif. Menurut Dinas Kehutanan dan Perkebunan Papua kerusakan hutan bakau di Manokwari sekitar 44 persen dari 1.995 hektar. Keprihatinan terhadap kerusakan hutan mangrove serta tindak lanjut Go Green di wilayah pesisir yang dicanangkan pada 2011 lalu di Kendari, LDII Manokwari menggelar program LDII Go Green, pada hari Sabtu (22/11/2014).
LDII Go Green ini bertepatan dengan acara penghijauan hutan bakau, yang diprakarsai Forum Penanggulangan Bencana Kabupaten Manokwari bersama dengan Yakkum Emergency Unit (YEU), yang melibatkan 200 orang dari Basarnas, BPBD, Satpol PP, Sispala SMP 19, SMP 07 dan elemen masyarakat diantaranya Senkom Mitra Polri, LDII Kab Manokwari, Kelompok Siaga Bencana Kampung (KSBK), LSM Perdu, YEU, Pelita, Silva UNIPA, Rapi, Kamuki, Mnukwar, PMI, Honda Astra, dan Orari, yang juga didukung oleh Astra Motor Manokwari.
Bupati Manokwari Bastian Salabai mengawali kegiatan tersebut dengan melakukan penanaman perdana bersama sejumlah pimpinan SKPD. Tak kurang dari 10 ribu tanaman bakau ditanam di pesisir Kampung Wamesa, distrik Manokwari Selatan. Sementara itu, DPW LDII Papua dan DPD LDII Kabupaten Manokwari menanam sekitar 1.500 pohon bakau.
Bastian Salabay mengajak masyarakat Manokwari untuk selalu menjaga lingkungan, terutama menjaga hutan bakau dari kerusakan. “Karena pentingnya hutan bakau dalam penanggulangan bencana khususnya bencana tsunami, dan menjaga pantai dari abrasi mari kitorang tanam pohon bakau,”ujar Bastian Salabai.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan pohon bakau oleh ketua Forum Penanggulangan Bencana Manokwari kepada Bupati Manokwari Bastian Salabai, untuk ditanam secara simbolik sebagai penanda dimulainya gerakan penanaman pohon bakau di pesisir pantai Wamesa. Selanjutnya para peserta dengan dibagi menjadi beberapa kelompok, untuk menanam pohon bakau di sepanjang rawa-rawa di pesisir pantai Warmasai.
Kepala Distrik Manokwari Selatan, Paulus Ronsumbre menjelaskan, kawasan mangrove di kampung Wamesa merupakan sebagian kecil dari sekitar 19 ribu hektar hutan mangrove yang masih ada di Kabupaten Manokwari yang masih relatif terawat. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini hutan mangrove di kampung Wamesa juga terus mengalami kerusakan akibat kebiasaan warga setempat menebang untuk dijadikan bahan bangunan maupun untuk kayu bakar.
“Mangrove ini sangat bermanfaat untuk ketahanan ekosistem di kawasan pantai. Ini juga untuk mengatasi abrasi. Jadi kita perlu lestarikan karena selama ini sudah banyak yang mengalami degradasi, “ ujar Paulus.