Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • FATWA MUI
    • DAFTAR WEBSITE LDII
    • VIDEO LDII
    • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • KIRIM BERITA
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP
  • RAKERNAS LDII 2023BARU
    • DAFTAR PESERTA TIAP KOMISI
    • DRAFT MATERI RAKERNAS LDII 2023
    • MATERI BIDANG EXPO
    • ACUAN DESAIN GRAFIS
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • FATWA MUI
    • DAFTAR WEBSITE LDII
    • VIDEO LDII
    • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • KIRIM BERITA
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP
  • RAKERNAS LDII 2023BARU
    • DAFTAR PESERTA TIAP KOMISI
    • DRAFT MATERI RAKERNAS LDII 2023
    • MATERI BIDANG EXPO
    • ACUAN DESAIN GRAFIS
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Mencintai

_admin by _admin
December 14, 2011
in Nasehat
0
Mencintai
152
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

 

Suatu malam Ibrahim bin Adham bermimpi. Dia adalah tokoh sufi yang getol beribadah kepada Allah di zamannya. Dalam mimpinya itu, dia melihat malaikat sedang membawa catatan daftar orang-orang yang mencintai dan dicintai Allah.  Namun, betapa kagetnya dia, ternyata namanya tidak tercantum dalam buku itu. Padahal, dengan sudah pol-polan menjalankan syariat ibadah siang dan malam, harapannya tak lain adalah agar dicintai Allah. Tetapi, kenapa tercantum saja tidak? Berarti ada yang salah dengan cara ibadahnya yang melulu berurusan dengan Allah selama ini. Maka dia pun mengubah haluannya. Lantas dia berkata, ’Kalau begitu saya akan lebih banyak bermu’amalah mencintai sesama manusia.”
Selang beberapa waktu dia menengok kembali catatan malaikat tentang daftar orang – orang yang mencintai dan dicintai Allah. Sekarang betapa bahagianya dia, ternyata namanya bertengger di urutan teratas orang-orang yang mencintai dan dicintai Allah.

Kisah di atas hanyalah sebuah cerita atau boleh dianggap lelucon saja, tapi kalau mau jujur masih banyak orang yang mengerjakan model ibadah sepertinya. Malahan tak jauh – jauh, mungkin kita juga termasuk di dalamnya. Beribadah senangnya hanya kepada Allah saja. Kadang kalau berurusan dengan makhlukNya, ogah. Bahkan, kalau boleh sekalian menolaknya. Bagaimana hal itu bisa? Simaklah riwayat Imam Muslim berikut ini.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda : “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla akan berfirman pada hari kiamat, ‘Hai anak Adam, Aku sakit, tetapi kamu tidak menjenguk-Ku.’ Orang itu bertanya, ‘Oh Tuhan, bagaimana aku harus menjengukMu sedangkan Engkau adalah Tuhan bagi alam semesta?’, Allah menjawab, ‘Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sedang sakit, tetapi kamu tidak menjenguknya? Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu menjenguknya pasti kamu dapati Aku di sisinya?’. ‘Hai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi tidak kamu beri Aku makan.’ Orang itu menjawab, ‘Ya Rabbi , bagaimana aku memberi makan Engkau, sedangkan Engkau adalah Tuhan bagi alam semesta?’. Allah menjawab, ‘Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan meminta makan kepadamu, tetapi tidak kau beri makan ? Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu beri makan dia niscaya kamu dapati hal itu di sisiKu ?’. ‘Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi tidak kamu beri minum.’  Orang itu bertanya, ‘Ya Tuhan, bagaimana aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau Tuhan bagi alam semesta ?’. Allah menjawab, ‘Hamba-Ku si Fulan meminta minum kepadamu, tetapi tidak kamu beri minum. Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu memberinya minum niscaya akan kamu  dapati (balasannya) itu di sisi-Ku?”

Banyak hal bisa membuat kita salah arah dan tujuan dalam beribadah. Alih – alih memperoleh hasilnya, justru hal tak diharapkanlah yang terjadi. Salah satunya karena keterbatasan pemahaman. Banyak awan penghalang pemahaman yang bergelayut di langit pikiran, sehingga menutupi indahnya cakrawala kehidupan. Atau melihat dengan kaca jendela yang salah. Yang kotor, kusam dan berdebu, sehingga pemandangan yang indah pun jadi kusam terlihatnya. Bukan mata yang salah, pun pemandangan yang rusak. Tapi kaca jendela penglihatan kita yang perlu dibersihkan. Oleh karena itu, bagi pemerhati kehidupan, pencinta kehidupan, penekun kehidupan, mari kita sibak salah satu rahasia yang belum banyak dipahami oleh kalayak berkaitan dengan puasa beberapa bulan yang lalu. Mau ?

Semua orang tahu bahwa tujuan akhir orang berpuasa adalah membentuk pribadi yang bertaqwa. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam KitabNya: “Wahai orang – orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana orang – orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang – orang yang bertaqwa.”  (Al-Baqarah 183) Nah, yang belum banyak dipahami oleh khalayak dalam hal ini adalah pengertian taqwa secara spesifik kaitannya dengan puasa. Saya yakin semua akan menjawab yang disebut taqwa adalah menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Sebagian lagi ada yang menjawab ringkas saja; taqwa adalah takut. Pengertian ini benar. Tidak salah. Bahkan sesuai dengan penjelasan para imamu salaf seperti Imam Al-Hasan Al-Bashri  yang menyatakan bahwa taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah. Lebih jauh gambaran taqwa bisa kita simak dari dialog Sahabat Rasulullah SAW, Umar Bin Khaththab dengan Ubay bin Ka’ab misalnya. Suatu ketika, Umar bin Khaththab bertanya kepada Ubay bin Ka’ab tentang apa itu taqwa. Ubay balik bertanya : “Apakah Anda tidak pernah berjalan di tempat yang penuh duri?” Umar menjawab : “Ya.” Ubay bertanya lagi : “Lalu Anda berbuat apa?” Umar menjawab: “Saya sangat hati-hati dan bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari duri itu.” Ubay menimpali : “Itulah (contoh) taqwa.”
Mari kita kembangkan sedikit pengertian mendasar ini. Agar terbuka cakrawala hati kita. Dan mampu memandang kehidupan ini dengan indahnya. Sebab di sisi lain ada sebuah definisi bagus yang belum banyak diketahui orang masalah taqwa ini dari Sahabat Rasulullah SAW yang lain yaitu Ali bin Abi Thalib ra. Suatu hari, seorang sahabat bertanya kepada Ali bin Abi Thalib ra. tentang apa itu taqwa. Beliau menjelaskan bahwa taqwa itu adalah  takut (kepada Allah) yang diiringi rasa cinta, bukan takut karena adanya neraka atau siksa semata.

Tanpa menyalahkan dan menunjuk hidung orang lain, mari tambahkan pengertian taqwa kita dengan sejumput rasa cinta ini. Insya Allah akan lebih manis, lebih indah dan lebih sempurna. Sebagai padanannya coba kita simak kembali hadits riwayat Imam al-Bukhary yang menyebut tentang masalah manisnya iman. Di situ dengan jelas bahwa Rasulullah SAW menyebut kata cinta lebih banyak ketimbang takut/benci. Nabi SAW menyebutkan cinta kepada Allah, Rasul dan mu’min, bukan dengan kata takut. Dari Anas ra., dari Nabi SAW beliau bersabda, “Ada tiga perkara barangsiapa tiga hal itu ada pada dirinya, maka ia menjumpai manisnya iman, yaitu jika Allah dan RasulNya lebih dicintainya ketimbang selain keduanya, dan jika cinta kepada seseorang, dimana tidak mencintainya kecuali karena Allah dan jika benci kembali kepada kekafiran sebagaimana benci apabila dilempar ke dalam api neraka.” (Rowahu al-Bukhary Juz I Bab Halawatul Iman)

Orang yang bertaqwa selalu rindu kepada Allah karena cinta, bukan takut. Dan cinta senantiasa menimbulkan kerinduan.  Sementara itu takut lebih sering mendatangkan kebencian. Mari kita bandingkan. Bagaimana perasaan kita pada orang-orang yang kita cintai: pasangan, anak-anak, orang tua, dan sanak – saudara? Kalau kita berhari-hari tak bertemu dengan mereka, bagaimana rasanya? Rindu atau bencikah? Pasti rindu bukan? Sekarang bayangkan orang yang kita takuti (misalnya bos yang galak). Bagaimana rasanya kalau berhari-hari kita tak bertemu dengan bos tersebut? Senang bukan? Jadi jelas, perasaan cinta itu jauh lebih tinggi daripada perasaan takut. Dengan demikian kita bisa mereposisi taqwa menjadi cinta bukan sekedar takut saja.

Nah, secara khusus juga Allah memberikan isyarat lain dari ibadah puasa ini, sebagai penjelas ayat di atas. Apa itu? Yaitu janji Allah bahwa puasa itu untukKu – kata Allah dan Allah yang akan membalasnya. Tak ada amalan yang seistimewa seperti ini, kecuali hanya puasa. Allah ingin mengungkapkan bahwa taqwa bisa ditempuh dengan jalan berpuasa, dimana hamba berhubungan langsung dengan Tuhannya, semakin dekat, dekat  dan dekat, sehingga semakin tumbuh rasa cinta. Maka tak ada salahnya, jika dikatakan taqwa terbangun karena cinta. Kita diwajibkan berpuasa supaya bertaqwa yang intinya adalah merasakan bahwa Tuhan itu dekat dan hadir dalam keseharian kita, sehingga tumbuh subur kedekatan itu dalam aroma cinta. Inilah esensi cinta yang tertinggi.
Mari kita dalami lagi dengan contoh yang lebih konkrit dalam masalah cinta ini. Bayangkan saat-saat Anda mencintai seseorang. Anda akan memulainya dengan level cinta yang pertama yaitu percaya. Anda percaya pada kekasih Anda. Anda percaya akan bahagia bila hidup bersamanya. Anda percaya ia tak akan mengkhianati Anda. Dalam konteks Ilahiah, inilah yang disebut iman.

Berbekal kepercayaan ini Anda kemudian memasuki cinta tahap kedua yaitu perbuatan atau tindakan nyata. Anda menikah dengan orang yang Anda cintai. Anda mengucapkan ijab kabul. Dalam agama, ini dapat dianalogikan dengan kalimat syahadat. Kemudian Anda melakukan tindakan-tindakan cinta kepada kekasih Anda. Ini bisa dianalogikan dengan melaksanakan Rukun Islam lainnya.

Cinta yang tertinggi setelah itu (tingkat ketiga) adalah merasakan kehadiran orang yang kita cintai dimana pun kita berada. Walaupun secara fisik Anda berjauhan, spirit Anda selalu bersama-sama. Ada suatu kontak batin yang mendalam yang selalu terjalin. Dengan demikian Anda tak akan mengkhianati pasangan Anda. Bukan karena takut kepadanya, melainkan karena kecintaan Anda yang begitu besar.

Maka secara spesifik kita bisa menyebut taqwa sebagai cinta. Taqwa adalah mencintai Allah dalam tingkatan yang tertinggi, yaitu dengan senantiasa merindukan keasyikan bercengkerama denganNya. Taqwa berarti merasakan kehadiran Allah dalam setiap langkah kita. Allah sungguh dekat. Merasakan bahwa Allah selalu bersama kita sehingga menghindarkan kita dari rasa takut dan cemas, serta akan menumbuhkan rasa percaya diri dan integritas yang tinggi.
Kita semua ingin menjadi manusia bertaqwa. Lewat puasa, lewat sholat sunnahnya, lewat baca qurannya dan mempeng ibadah – ibadah lainnya. Walau begitu, kita jangan sampai terbuai, asyik bercengkerama dengan Allah Yang Esa saja. Sebab cinta yang sebenarnya haruslah diwujudkan dengan memberikan sesuatu kepada orang lain di sekitar kita, khususnya dalam bentuk akhlakul karimah. Lihatlah sabda Rasulullah SAW; “Sungguh seorang mukmin karena akhlak baiknya, akan mendapatkan derajat orang yang puasa dan shalat malam.” (Shahih Sunan Abu Dawud dari riwayat ‘Aisyah).
Kepedulian kita kepada sesama, perhatian kita kepada lingkungan sekitar, cinta kasih kita kepada sekililing – yang terangkum dalam akhlak yang baik, mampu mendahului kegigihan hamba dalam berpuasa dan bangun malam. Dalam hal ini seorang bijak pernah mengingatkan; ”Yang penting bukan seberapa besar yang kita perbuat, melainkan seberapa besar cinta kasih yang kita sertakan dalam perbuatan kita.” Oleh karena itu, setelah tahu kaitan taqwa dengan cinta ini, maka selanjutnya jangan sampai salah dalam mencinta.  Mencinta di jalur Allah saja (Hablum minallah) bisa celaka. Memilih mencinta di jalan – jalan manusia dan alam sekitarnya (hablum minannas) juga berbahaya. Cermati gerak – langkah kita. Hablum minallah penting, tapi hablum minannas jangan sampai tertinggal begitu saja. Teruslah berbudi luhur dalam mengawal keimanan kita.

Oleh : Faizunal Abdillah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Wartoyo on 10 Tahun Sako SPN Membina Anak-anak Muda LDII
  • Ismail on 10 Tahun Sako SPN Membina Anak-anak Muda LDII
  • Angka DH on 10 Tahun Sako SPN Membina Anak-anak Muda LDII
  • Widodo on 10 Tahun Sako SPN Membina Anak-anak Muda LDII
  • Wardi on 10 Tahun Sako SPN Membina Anak-anak Muda LDII
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

August 2, 2022
Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

August 19, 2022
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

August 2, 2020
Mendikbudristek LDII Gerakan PAUD menuju Indonesia Emas Road to Rakernas LDII 2023

Kemdikbudristek-LDII Dorong Penguatan Pendidikan Karakter, Ini Komentar Ben Kasyafani

October 21, 2023
nilai-nilai kebajikan jamaah ldii jamaah ldii adalah jamaah ldii nilai-nilai kebajikan universal islam jamaah ldii nilai-nilai kebajikan nilai kebajikan nilai nilai kebajikan LDII ldii sesat ldii terdekat ldii tv ldii jakarta ldii menurut mui ldii indonesia ldii 354 ldii aliran sesat ldii logo ldii wikipedia ldii dan nii ldii ngepel ldii adalah aliran sesat ldii bogor ldii quora ldii adalah ldii apa ldii apa itu ldii australia ldii ajaran sesat ldii adalah organisasi ldii aliran islam apa ldii apakah aliran sesat ldii agama apa ldii apakah sama dengan muhammadiyah ldii apakah dilarang ldii ahmadiyah ldii bali ldii berdiri tahun berapa ldii banten ldii bandung ldii batam ldii bali foto ldii bubar ldii bekasi ldii bareskrim ldii balikpapan ldii banjarmasin ldii bogor terkini ldii bermazhab apa ldii banyuwangi ldii ciri ciri ldii cempaka putih ldii cianjur ldii cilacap ldii cirebon ldii cimahi ldii cikarang ldii ciamis ldii cilegon ldii cinunuk ldii ciledug ldii cikarang selatan ldii cibitung ldii cimanggis ldii ceramah ldii depok ldii dilarang ldii di australia ldii dan muhammadiyah ldii didirikan oleh ldii denpasar ldii dilaporkan ldii dilaporkan ke bareskrim ldii dan nu menikah ldii dibubarkan ldii dilarang di indonesia ldii di jerman ldii di pel ldii di malaysia monev ldii ldii muara enim bintang emon ldii cak emir ldii ldii baleendah alamat email ldii matthew 6 17-18 meaning matthew 5 17-18 meaning 17 hours in french leviticus 17 10 meaning aldi fairuz aldi firmansyah aldi firmansyah s.h m.h aldi falentino aldi furniture aldi fahrezi aldi febriansyah aldi frozen aldi firdaus aldi france aldi faldi ferdian aldi futsal aldi fahmi mustofa aldi flyer aldi fire pit ldii golkar ldii garut ldii tidak sesat ldii gresik ldii go id ldii gadingmangu ldii generus ldii gondanglegi ldii gading ldii google golongan ldii galipat ldii gambar ldii gerakan ldii gang ldii ldii harus menikah dengan ldii ldii hari raya kapan ldii hijrah ldii hebat hadits ldii habib ldii hukum ldii menikah dengan nu hukum ldii haji ldii hadis ldii ldii menurut habib rizieq ldii news hari ini logo ldii hd doa sholat hajat ldii tv terbaru hari ini ldii itu apa ldii ikut mazhab apa ldii idul adha 2023 ldii idul adha kapan ldii idul fitri ldii itu aliran apa ldii itu muhammadiyah atau nu ldii imam siapa lapi itb istikharah ldii ldii itu agama apa ldii indramayu ldii idul adha 2022 ldii itu seperti apa ldii jakarta barat ldii jogja ldii jakarta pusat ldii jepang ldii jatim ldii jakarta selatan ldii jember ldii jambi ldii jombang ldii jakarta timur ldii jakarta utara ldii jepara ldii jatibarang ldii kediri ldii khawarij ldii korea ldii kapan lebaran ldii kepanjangan dari ldii kenapa sesat ldii kebon jeruk ldii kbb ldii kudus ldii klaten ldii karawang ldii kediri burengan jawa timur ldii kapan puasa ldii kuningan ldii karanganyar

Ust Ahmad Ali: LDII Konsisten dalam Menjalankan Prinsip Thoharoh dalam Ajaran Syafiiyah

77
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

74
Ponpes Wali Barokah Adakan Asrama Alquran Secara Online Sepanjang Ramadan 1444 H

Ponpes Wali Barokah Adakan Asrama Alquran Secara Online Sepanjang Ramadan 1444 H

74
Gerakan PAUD, LDII, Road to Rakernas LDII 2023, Anak Usia Dini, Pembinaan Karakter, Pendidikan Anak,

Staf Ahli Mendikbudristek Nyatakan SPI LDII Selaras dengan Merdeka Belajar

48
Siapkan Generasi Unggul, PAC LDII Kaliabang Tengah Gelar Festival Anak Sholeh

Siapkan Generasi Unggul, PAC LDII Kaliabang Tengah Gelar Festival Anak Sholeh

December 1, 2023
Bupati Arif Sugiyanto Isi Tausiah Kebangsaan LDII Kebumen

Bupati Arif Sugiyanto Isi Tausiah Kebangsaan LDII Kebumen

December 1, 2023
Ini Dia Pesan Kapolda Jatim pada LDII Terkait Pemilu 2024

Ini Dia Pesan Kapolda Jatim pada LDII Terkait Pemilu 2024

December 1, 2023
10 Tahun Sako SPN Membina Anak-anak Muda LDII

10 Tahun Sako SPN Membina Anak-anak Muda LDII

December 1, 2023

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Siapkan Generasi Unggul, PAC LDII Kaliabang Tengah Gelar Festival Anak Sholeh December 1, 2023
  • Bupati Arif Sugiyanto Isi Tausiah Kebangsaan LDII Kebumen December 1, 2023
  • Ini Dia Pesan Kapolda Jatim pada LDII Terkait Pemilu 2024 December 1, 2023

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • FATWA MUI
    • DAFTAR WEBSITE LDII
    • VIDEO LDII
    • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • KIRIM BERITA
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP
  • RAKERNAS LDII 2023
    • DAFTAR PESERTA TIAP KOMISI
    • DRAFT MATERI RAKERNAS LDII 2023
    • MATERI BIDANG EXPO
    • ACUAN DESAIN GRAFIS

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.