Bandung (23/5). LDII memandang dinamika masyarakat akhir-akhir ini tantangan. Bangsa Indonesia dihadapkan pada radikalisme Islam dalam rupa ISIS. Di lain sisi kerusakan moral akibat penyalahgunaan narkoba juga kian meningkat. Sementara itu masyarakat mengalami ancaman kejahatan berupa pembegalan motor.
LDII bekerja sama dengan Polisi Sektor (Polsek) Kecamatan Sukasari menggelar penyuluhan bertajuk “Penanggulangan Paham Radikalisme ISIS, Bahaya Narkoba, dan Cara Menangani Begal” pada Sabtu (23/5). Hadir dalam acara penyuluhan itu antara lain, Ketua DPD LDII Kota Bandung, Ir. H. Rizayudin, Ketua PC LDII Sukasari, Drs. H. Deny Herdiana Nugraha, Ketua DKM Masjid Baitul Haq, Ir. H. Budi Widodo, MT, Ketua RW 01, Ketua RT 01 dan 02 Sarikaso, dan para tokoh masyarakat, Ketua PAC LDII Gegerkalong, Ketua PAC LDII Sarijadi, para anggota LDII PC dan PAC serta masyarakat.
Kepala Polsek (Kapolsek) Kecamatan Sukasari Komisaris Polisi Asep Kamaludin menyatakan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) adalah sebuah negara yag didirikan kelompok militan, yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Menurutnya ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam dan kekerasan brutal seperti bom bunuh diri, dan menjarah bank.
Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah dan Kristen. Pemberontak di Irak dan Suriah ini telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas warga sipil tewas sepanjang Juni 2014. Jumlah korban tewas ini merupakan yang terburuk dari aksi kekerasan di Irak dalam beberapa tahun terakhir. Aksi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini telah menyebabkan tak kurang dari 30.000 warga kota kecil di timur Suriah harus mengungsi.
Tokoh Sentral di Balik Militan ISIS adalah Abu Bakar al-Baghdadi. Di bawah kepemimpinannya, ISIS menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. ISIS memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda hingga tahun 2014. Namun karena misi berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah dan penggunaan aksi-aksi kekerasan, Al-Qaidah, lalu tidak mengakui kelompok ini sebagai bagian darinya lagi. Abu Bakar al-Baghdadi bahkan bersumpah untuk memimpin penaklukan Roma, yaitu ibukota agama Nasrani-Katolik, tepatnya Kota Vatikan yang terletak di tengah kota Roma, Italia. Pemimpin militan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi ini juga menyerukan umat Islam untuk tunduk kepadanya.
“ISIS adalah kelompok ekstremis yang mengikuti ideologi garis keras Al-Qaidah dan menyimpang dari prinsip-prinsip jihad. ISIS mengikuti ekstrim anti-Barat yang menurutnya sebagai penafsiran Islam, mempromosikan kekerasan agama dan menganggap mereka yang tidak setuju dengan tafsirannya sebagai kafir dan murtad,” ujar Kompol Asep Kamaludin.
Secara bersamaan, ISIS bertujuan untuk mendirikan negara Islam Salafi yang berorientasi di Irak, Suriah, dan bagian lain dari Syam. Namun ISIS tidak ikut ambil peran dalam perang melawan Israel di Palestina, dengan alasan kelompok Hamas dianggap sebagai murtad, yang tidak memiliki kewenangan yang sah untuk memimpin jihad. Malah mereka menganggap melawan Hamas sebagai langkah pertama sebelum menuju konfrontasi dengan Israel.
Propaganda dan Media Sosial
Kompol Asep Kamaludin mengatakan ISIS juga memanfaatkan media sosial sebagai alat propaganda. Pada bulan November 2006, tak lama setelah pembentukan Negara Islam Irak, kelompok mendirikan Institut Produksi Media al-Furqan, yang memproduksi CD, DVD, poster, pamflet, dan produk propaganda-web terkait. Outlet utama Media ISIS ini adalah I’tisaam Media Foundation, yang dibentuk Maret 2013 dan mendistribusikan melalui Global Islamic Media Front (GIMF). Pada tahun 2014, ISIS mendirikan Al Hayat Media Center, yang menargetkan audiens Barat dan menghasilkan materi dalam bahasa Inggris, Jerman, Rusia dan Perancis. Pada tahun 2014 juga meluncurkan Ajnad Media Foundation, yang melantunkan nasyid jihad.
Dalam penyuluhan tersebut, Kompol Asep Kamaludin memaparkan 35 jenis narkoba yang dikonsumsi pengguna narkoba di Indonesia dari yang paling murah hingga yang mahal. Di dunia terdapat 354 jenis narkoba, yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009).
Dalam akhir presentasinya, ia mengingatkan kepada masyarakat dan warga LDII Bandung agar selalu waspada dan secara bahu-membahu antara masyarakat dan Polri, untuk menolak paham radikal ISIS dan menanggulangi bahaya narkoba. “Jika ada ajakan, bujukan, rayuan untuk bergabung dengan gerakan ISIS atau mengetahui penyebaran, penyelundupan, pemakaian Narkoba agar segera dilaporkan ke Polsek Sukasari,”ujarnya. (Budi/Bandung)
Sangat bersyukur kita diberikan sosialisasi oleh pejabat negara, baik materinya dan bermanfaat untuk bekal kehidupan bermasyarakat demi terwujudnya kebahagiaan dunia sampai akherat.
Sesuai perintah Allah dalam Al Qur’an, niscaya sungguh telah ada bagi kamu sekalian didalam diri Rasulullah SAW adalah contoh yang baik.