Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • Tentang LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Bidang
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • Menyikapi Wabah Covid-19
    • Fatwa MUI
  • Video LDII
  • Daftar Website LDII
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Lain Lain
    • Hitung Zakat
    • Materi Webinar DPP LDII
    • Sitemap
  • Home
  • Organisasi
    • Tentang LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Bidang
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • Menyikapi Wabah Covid-19
    • Fatwa MUI
  • Video LDII
  • Daftar Website LDII
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Lain Lain
    • Hitung Zakat
    • Materi Webinar DPP LDII
    • Sitemap
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Mabuk

_admin by _admin
December 7, 2022
in Nasehat
1
Mabuk

Ilustrasi: LINES.

171
SHARES
2.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh: Faizunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan.

Walau sudah berusaha sekuat tenaga, mastatho’tum dalam bahasa agamanya, rasanya belum juga ada perkembangan nyata. Landai-landai saja. Masih seperti itu-itu juga. Mau berucap syukur kagok. Mau istirja’ malu. Karena maju tidak, mundur iya. Repot dibuatnya. Walau sudah mencari pencerahan ke sana-ke mari, belum juga mendapatkan jawaban pasti. Belum hilang keraguan-keraguan di dalam hati. Ada rasa cemas dan was-was. Kadang malah bingung sendiri.

Ujung-ujungnya istighfar yang jadi pengalihan. Dengan rasa bersalah dan cita-cita yang tak terbalas. Walau sudah melakukan pendalaman, nyatanya belum juga menyingkap rahasia terpendam. Masih diperlukan tambahan waktu dan bimbingan. Juga kesabaran untuk memahami pesan tua yang terus menghantui. Walau sebaliknya, dengannya pun orang bisa memacu diri menjadi lebih baik, namun tetap menjadi sebuah misteri. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبْعُهَا سُدْسُهَا خُمْسُهَا رُبْعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

“Sesungguhnya seorang lelaki niscaya selesai dari salatnya akan tetapi tidaklah ditulis pahala baginya, kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahnya.” (HR. Abu Daud)

Seorang sahabat dekat, setelah mendengar keluhan saya, memberikan nasehat menghibur dan terbuka. Ternyata, apa yang saya rasakan juga ia rasakan. Oleh karena itu, ia segera membuka diri mengajak untuk bersama-sama mencari jawabannya seraya meningkatkan taraf ibadah ke tingkat selanjutnya. Seorang sahabat jauh, begitu mendengar keluhan saya langsung tertawa. Saya kira pada awalnya menghina, tetapi kemudian ia menyampaikan bahwa itu masalah semua orang. Tidak usah bersedih, nikmati saja. Yang jelas kewajiban sudah tertunaikan. Tinggal membangun sedikit-sedikit, menambal yang berlubang, yang menjadi pekerjaan rumahnya kemudian. Seperti sudah menjadi zamannya, banyak orang yang salat tapi kurang kekhusyu’annya. Ditambah lagi jaman gadget yang benar-benar mengalihkan konsentrasi. Jangankan berkomunikasi dengan Tuhan, dengan sesama, gawai itu menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Karena gawai membuat yang gaib jadi nyata, sehingga Tuhan pun menjadi nisbi, semakin tiada.

Maka, tidaklah heran ketika dalam sebuah majelis taklim, menyikapi fenomena ini, seorang guru sederhana menyimpulkan sembari mengingatkan bahwa sekarang ini banyak orang mabuk yang salat. Saya pun terkesima pertama kali mendengarnya. Senada dengan kesederhanaannya dia melanjutkan nasehatnya. Bukan mabuk shalat, karena mabuk salat itu baik yang berarti pengin salat terus, banyak salat, banyak ketemu Allah, seperti mabuk cinta. Akan tetapi ini orang mabuk yang salat. Tindakan yang tidak dibenarkan secara syariat. Kemudian dengan sederhana pula dia sitir Surat An-Nisa ayat 43 sebagai hujah untuk memperkuat uraiannya. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكارى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.” (QS. An-Nisaa’: 43)

Ayat itu adalah ayat kedua yang turun dalam masalah khamr, setelah yang pertama di Surat Al-Baqarah: 219, dan yang terakhir Surat Al-Maidah: 90. Terus apa hubungannya dengan hadits di atas? Saya penasaran dibuatnya.

Ternyata, dengan lincah lisan sang guru sederhana tadi merangkai hubungan ayat ini dengan hadits di atas melalui penjelasan bermakna tentang pentingnya kesadaran (mindfulness) dalam salat. Orang mabuk, tidak diterima shalatnya karena tidak sadar sepenuhnya. Tak lain karena pengaruh khamr yang menutupi akal. Bagaimana dengan indikator sadar dalam salat? Allah memberikan penjelasan dalam rangkaian ayat selanjutnya yaitu mengerti apa yang diucapkan. Orang mabuk itu tidak sadar ia mengucapkan apa dan sedang apa. Sampai di sini, pemahaman saya mulai nyandak. Maklum manusia supen alias sumbu pendek, cepat lupa dan sangat dangkal pemahamannya.

Mendengar lanjutan narasinya, secercah perasaan lega membuncah, layaknya menemukan kunci misteri yang lama menyelimuti. Perpaduan gerakan dengan bacaan kebanyakan pelaku shalat sudah melakukan dengan benar. Hampir tidak ada kendala dalam hal ini. Takbir dengan mengangkat tangan, ruku’ dengan membungkuk dan sujud dengan mencium tanah. Atau salam dengan menengok ke kiri dan ke kanan. Semua gampang dikerjakan. Tapi padu-padan bacaan dengan penghayatan, ini yang sering menjadi sandungan. Yang dibaca apa pikirannya kemana. Bibirnya bergerak membaca doa apa, batinnya berjalan entah kemana. Apalagi memadukan gerakan, bacaan dan pikiran. Sungguh pekerjaan yang luar biasa. Dan kesalahan sedikit dalam merangkai tiga hal ini masuk kategori “mabuk”.

Dalam kalimat hikmah bersahaja yang terus meluncur deras dari kedua bibir tirusnya, guru sederhana tadi terus memberikan kilatan-kilatan pencerahan. Jadi sekarang ini, banyak orang salat tapi seperti orang mabuk. Walau tidak pernah sekalipun mereka menyentuh khamr atau menenggak arak. Karena banyak orang yang salat tetapi tidak mengetahui apa yang mereka baca. Gerakannya terukur, namun ucapannya ngelantur. Tidak sabar menyimak apa yang mereka ucapkan. Lahir dan batinnya tidak sejalan. Fisik bibirnya bergerak-gerak membaca bacaan shalat, tapi batinnya bergerilya, menjelajah kemana-mana. Padahal tidak mabuk. Bagaimana yang demikian itu bisa mendatangkan pahala yang penuh? Maka dapat sepersepuluh, dapat sepersembilan pun masih untung, selain gugur kewajiban salatnya.

Terus terang saya takluk dibuatnya. Jujur, seperti itulah yang masih sering saya lakukan. Walau ada sedikit kabar gembira dengan gugur kewajibannya, namun tetap menjadi perhatian serius ke depan. Mengingat salat itu sangat penting, ia sebagai tiang agama, pertama kali amal yang ditanya nanti di akhirat maka, mau tak mau, usaha lebih dan berkelanjutan amat sangat perlu dilakukan. Harus dipersungguh dan diperlu-perlukan sampai berhasil. Walau tidak tahu kapan akan berhasil, tak boleh berputus asa. Karena kita semua tahu sungguh beruntung jika bisa meraih dengan sebenar-benarnya. Allah berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam salatnya.” [QS al-Mukmin : 1-2].

Melengkapi akhir dari tulisan ini, sambil menikmati kelancaran di salah satu ruas jalan tol negeri ini, saya sering membaca peringatan: Nyopir jangan ngantuk, ngantuk jangan nyopir. Hal ini penting karena nyawa taruhannya. Ia bisa mengantar pindah dari alam dunia ke alam baqa. Begitu pula dengan salat. Ia yang menjadi andalan sebagai bekal yang akan kita tuai di alam sana. Oleh karenanya, jangan main-main, mulai sekarang ingatlah selalu; Mabuk jangan salat, Salat jangan mabuk!

Share this:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram

Comments 1

  1. anake pak lurah istana says:
    1 month ago

    ajkk perkelingnya

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Pantja Pebruantoro on Kejari Banyuwangi Gandeng LDII Gelar Jaksa Masuk Pesantren
  • Heri Sensustadi on LDII: Pembakaran Kitab Suci, Bukan Adab Manusia Modern dan Bisa Memicu Kehancuran Peradaban
  • Wawan Hamdani on Alon-Alon (Pelan-Pelan Saja)
  • Rukman on Kolaborasi LDII 3 Kabupaten Menjaga Pergaulan Generasi Muda
  • Rukman on LDII: Pembakaran Kitab Suci, Bukan Adab Manusia Modern dan Bisa Memicu Kehancuran Peradaban
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

August 2, 2022
Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

August 19, 2022
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

August 2, 2020
Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

December 24, 2020
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

73
Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

44
Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

37

Prasetyo Sunaryo, Tokoh Pemikir dan Ketua DPP LDII Meninggal Dunia

33
Ponpes Al Ubaidah dan UT Kolaborasi Tingkatkan Pendidikan Formal Juru Dakwah

Ponpes Al Ubaidah dan UT Kolaborasi Tingkatkan Pendidikan Formal Juru Dakwah

January 31, 2023
Seabad NU

DPP LDII: Seabad NU Menjadi Inspirasi Ormas Islam dalam Membangun Peradaban Baru

January 31, 2023
Kapolres Kota Kediri Kunjungi Ponpes Wali Barokah Tingkatkan Sinergi Harkamtibmas

Kapolres Kota Kediri Kunjungi Ponpes Wali Barokah Tingkatkan Sinergi Harkamtibmas

January 29, 2023
LDII Kabupaten Bandung Siap Kerja Sama dengan Kejari Helat Penyuluhan Hukum

LDII Kabupaten Bandung Siap Kerja Sama dengan Kejari Helat Penyuluhan Hukum

January 29, 2023

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Ponpes Al Ubaidah dan UT Kolaborasi Tingkatkan Pendidikan Formal Juru Dakwah January 31, 2023
  • DPP LDII: Seabad NU Menjadi Inspirasi Ormas Islam dalam Membangun Peradaban Baru January 31, 2023
  • Kapolres Kota Kediri Kunjungi Ponpes Wali Barokah Tingkatkan Sinergi Harkamtibmas January 29, 2023

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • Tentang LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Bidang
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • Menyikapi Wabah Covid-19
    • Fatwa MUI
  • Video LDII
  • Daftar Website LDII
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Lain Lain
    • Hitung Zakat
    • Materi Webinar DPP LDII
    • Sitemap

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.