Setelah menyimak laporan Khaulah, Khalid berkata dengan lantang, “Kita akan menyerang mereka secara serempak untuk membebaskan saudara laki-lakimu!.”
Ucapan Khalid membuat Khaulah terhibur sekaligus membuat emosi pasukan Islam berkobar; ingin mengalahkan kaum Romawi.
Amir bin Thufail saat itu ikut bertempur. Ia berkisah: “Saat Khalid menyerang kaum Romawi, saya berada di kanan Khalid. Khaulah dan pasukan wanitanya justru di depan Khalid. Pasukan Islam menyerang dengan semangat. Hampir bisa dikatakan mereka bagaikan harimau dan singa yang mengamuk. Serangan Khaulah dan pasukannya membuat kaum Romawi ketakutan, hingga sama berkata, “Kalau sejak kemarin kaum Arab mengamuk seperti dia (Khaulah), pasti kita tak mampu melawan mereka.”
Khalid ikut mengamuk; kaum Romawi berlarian pontang-panting bagaikan sampah disapu badai.
Pimpinan tertinggi mereka, Wardan, bingung bercampur gusar. Ia berteriak mengingatkan pasukannya, “Jangan lari dari mereka! Kalau kalian bertahan terus, justru mereka yang akan ketakutan menghadapi kita. Bala bantuan dari Damaskus segera datang membantu kalian!”
Khalid semakin garang. Ia melancarkan serangan ke kanan dan kiri hingga membuat pasukan Romawi kocar-kacir, sementara yang lain berguguran tak berdaya. Mayat-mayat berserakan di mana-mana. Selanjutnya >>>