Jakarta (17/10). Mendengar kata ‘pramuka’, tentu identik dengan kegiatan alam terbuka dan menguras tenaga. Seperti pelatihan sandi morse, pelatihan ketangkasan, dan cara bertahan hidup. Pramuka, juga dibekali teknologi mengiringi perkembangan zaman.
Selama dua hari, para penegak Pramuka Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara belajar memakai aplikasi dalam forum internasional di Gedung DPP LDII Patal Senayan, Jakarta. Para Pembina yang hadir saat itu mengajarkan penggunaan aplikasi Scoutlink dan MIRC agar terhubung dengan pramuka-pramuka lain di berbagai negara. Tujuannya, agar dapat berbagi informasi mengenai organisasi satu sama lain lewat chatting.
“Membangun networking, berbagi informasi, di sini yang tidak dilakukan, namun hal apa yang dilakukan di negara lain, itu akan memperkaya diri dengan cara yang hemat dan tidak kalah menginspirasi,” ujar Edwin Sumiroza, Pembina Sakonas.
Pada JOTI ke-19 ini, setiap Sakocab di Jakarta dan Jawa Barat mengirimkan masing-masing dua orang penegak, yang nantinya akan diberikan pembekalan pengenalan web serta pembuatannya melalui wordpress.
JOTA-JOTI (Jamboree on The Air – Jamboree on The Internet) yang merupakan wadah berkumpulnya seluruh kepanduan pramuka di seluruh dunia lewat internet ini dirintis pada tahun 1995 oleh Rovers Queanbeyan di Australia untuk berhubungan dengan teman mereka satu Rover, Norvan Vogt yang berada di Belanda untuk pertukaran pelajar.
Saat itu mereka terkoneksi melalui server IRC, karena itu aplikasi yang meliputi Scoutlink.org dan MIRC, telah disebarluaskan oleh organisasi kepanduan sedunia atau World Organization of The Scout (WOSM) setelah sebelumnya diresmikan pada November 1996. Dan diputuskan, JOTI harus menjadi acara resmi Pramuka Internasional. Sehingga, setiap tahunnya kegiatan ini diselenggarakan pada akhir pekan minggu ketiga bulan Oktober.
Sedangkan JOTA, teknisnya menggunakan perangkat radio amatir. Sejak 2004, semua operator radio amatir dari seluruh dunia berpartisipasi dengan 500 ribu pramuka untuk menghubungi pramuka-pramuka lain. Sayangnya, dalam Sako SPN, hanya ada Jamboree on The Internet (JOTI), sedangkan untuk Jamboree on The Air(JOTA), belum terlaksana dan baru akan terkoneksi dengan ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia) tahun depan.
Tahun ini, Sako SPN membuat website mengenai kegiatan kepramukaan dan berbagai macam informasi baik tentang satuan komunitas itu sendiri maupun rencana kegiatan yang akan dilakukan. Oleh karena itu, para penegak pramuka kali ini dibekali materi jurnalisme warga (citizen journalism). Pengisi materi, yang berprofesi sebagai wartawan sekaligus Pemimpin Redaksi LINES, Ludhy Cahyana memberikan materi jurnalistik.
Salah satu Pembina, Dwi Suprayogi mengatakan, dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para penegak menjadi pramuka yang kreatif, inovatif, mandiri. Terlebih lagi dapat digunakan sebagai penghasilan tambahan dan lain-lain.