Sulitnya menghafalkan ayat Alquran, mendorong para pengajar berinovasi menemukan metode menghafal Alquran. Salah satunya dengan menekan jari, bagaimana praktiknya?
Dalam Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami) pada 4-5 April 2015 di Sawangan, Depok, Sako Sekawan Persada memberikan teori menghafal Alquran dengan cara jarimatika. Metode ini menggunakan ruas jari.
Caraya, pasa setiap ruas jari diberi tanda angka dari angka satu sampai empat belas. Penandaan dimulai dari ruas jari kelingking yang paling bawah, dengan ayat 1, ruas tengah ayat 2, ruas paling atas ayat 3. Kemudian dilanjutkan dengan jari manis dimulai. Penandaannya juga dimulai dari paling bawah dengan ayat 4, ruas tengah ayat 5, ruas paling atas ayat 6 dan seterusnya. Sementara untuk jari jempol, penandaan dimulai dengan ruas paling atas, dengan menulis ayat 14 dan bawahnya ayat 15. Demikian halnya pada tangan kiri, penandaan seperti halnya tangan kanan.
Cara menghafalnya, dengan membaca kembali ayat yang dihafalkan sambil menekan angka ruas jari sesuai ayat yang dibaca. jika ditanya ayat 4, maka anak tinggal menekan ruas jari ruas jari manis paling bawah sambil membaca ayatnya. Jadi tidak usah menghafal dari ayat 1 lagi. “Dengan menekan ruas jari secara tak langsung kita menekan saraf tubuh kita sehingga lebih mudah untuk menghafal,” ujar pemerhati pendidikan Thoyib Januardi saat menyampaikan materi jarimatika.
Agar anak tidak bosan dan jenuh metode ini dapat juga diterapkan secara berkelompok, dengan membuat lingkaran yang mana tiap anak menghafal ayat yang berbeda, dan saling mendengarkan saat temannya membaca ayat yang lain “Dengan membaca secara berkelompok bisa menambah motivasi dan semangat menghafal anak, dan juga dapat membuat anak lebih cepat menghafal karena makin banyak pula panca indra yang digunakan seperti pendengaran penglihatan dan indra peraba itu sendiri,” jelas Thoyib .
Toyib Januardi juga mengingatkan metode ini takan berhasil tanpa konsentrasi dan sering mengulang (nderes). Metode jarimatika mulai terkenal di Indonesia sejak dikenalkan oleh Ust. Nurul Habiburahmanuddin. MA pengasuh Pondok Pesantren Bait Qurany dalam acara tahfidz Quran RCTI, dan merupakan metode yang mirip dengan metode yang sekarang sedang populer di Arab.
Hal ini ia sampaikan juga ketika Bait Qur’any mendapat kunjungan dari tim Quran Learning Center (QLC). Dengan metode jarimatika Alquran, anak belajar melatih otak kanannya dengan menghafal dan melatih otak kiri dengan berhitung. Sehingga ada keseimbangan dalam perkembangan otak kiri maupun kanan. Kalau dicermati sebenarnya inti dari semua metode menghafal Alquran adalah mengulang-ulang bacaan, jarimatika Alquran juga demikian, namun dikombinasikan dengan berhitung. Selain untuk menghafal ayat Alquran metode jarimatika juga dapat digunakan untuk menghafal hafalan lain yang besifat runtun.
Pramuka yang Mengutamakan Ibadah
Selain materi dalam kelas, dalam perkemahan tersebut para pengajar juga memberikan materi kepramukaan seperti permainan sederhana, masak- memasak, dengan peralatan dapur seadanya, hingga mendirikan tenda sendiri. Mereka juga dituntut untuk memaknai setiap permainan dan kegiatan yang mereka lakukan, “Itulah bedanya pramuka Sako dengan pramuka lainnya, karena mengutamakan ibadah dan memaknai setiap kegiatan yang dilakukan sehingga ada nilai yang dapat dipetik,” ujar Herlan Wakil Pinsakonas.
Para peserta perkemahan Sako, yang kebanyakan mubaligh dan mubalighot tersebut, diharapkan dapat benar-benar merasakan hidup mandiri di alam bebas, “Dengan demikian mereka dapat membantu PPG menciptakan generasi penerus yang terampil, tangkas kompak, trengginas, bisa kerja sama yang baik, dapat mengembangkan diri dan mengorganisasikan dirinya dengan kemandirian sesuai Tri Sukuses Generus dan Enam Tabiat Luhur (rukun, kompak, kerjasama yang baik, jujur, amanah muhzid-muhjid),” ujar Kemalsyah selaku wakil ketua PPG DPD Pasar Rebo Jakarta Timur.
Dalam sosalisasi ke-9 ini pramuka Sako Sekawan Persada Nusantara akan terus mensosialisasikan, kepramukaan pada tiap-tiap DPD se-Indonesia “Kami akan terus mensosialisasikan penerapan kepramukaan pada PPG se-Indonesia, dan mungkin kami ajarkan kepada kawan Pramuka di Malaysia, yang meminta kami untuk mensosialisasikan keepramukaan di sana,” tambah Herlan. (Latifah/LINES)