Ramadhan datang, penjual takjil pun mulai berbondong-bondong memenuhi pasaran tak terkecuali buah hitam kecoklatan nan manis dari Timur Tengah yang dikenal dengan nama kurma. Pohon kurma diyakini berasal dari dataran sekitar Teluk Persia dan telah dibudidayakan sejak zaman kuno, dari Mesopotamia hingga Mesir. Bukti arkeologi budidaya kurma terletak di Arab bagian timur pada tahun 6000 SM. (Alvarez-Mon 2006).
Buah yang merupakan salah satu kudapan favorit Nabi ini ternyata mengandung manfaat berlimpah yang sangat baik untuk tubuh, seperti dikutip MajalahKesehatan.com, segelas air yang mengandung glukosa, menurut Dr. David Conning, direktur British Nutrition Foundation, akan diserap dalam waktu 20 – 30 menit. Sedangkan gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam tempo 45 – 60 menit.
Daging buah kurma, berisi gula sederhana seperti fruktosa dan dekstrosa yang mudah dicerna dan cepat mengisi ulang energi tubuh. Karena karakteristik tersebut, kurma sangat cocok untuk mengawali berbuka puasa. Kandungan karbohidrat yang terkandung dalam kurma berkisar 60% pada kurma lembek (yang dipanen sewaktu masih lembek dan mentah) hingga sekitar 70% pada kurma kering (yang mengering di pohon terjemur matahari). 100 gr kurma mampu menyuplai 230 kilo kalori atau 960 kilo Joule energi.
Dr. Anwar El Multi dari Mesir mengatakan, kurma mengandung zat gula 70% dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa (jenis gula dalam darah) atau fruktosa (jenis gula dalam sebagian besar buah-buahan), zat ini mudah dicerna dan dibakar oleh tubuh sehingga menghasilkan tenaga yang tinggi tanpa mempersulit tubuh untuk mengolah, mencerna dan menjadikannya sebagai gizi yang baik.
Jika saat bulan puasa pencernaan kita sering bermasalah, dengan kurma hal itu bukan lagi sebagai masalah. Dikutip dari hasil penelitian dari University of Scranton menemukan, bahwa kurma dan buah-buah kering lainnya sangat kaya antioksidan, yang bernama polyphenol serta serat. The American Cancer Society menyarankan untuk mengonsumsi 20-35 gram serat pangan (dietary fiber) setiap harinya. Dan serat pangan ada yang larut dan tidak larut.
Dimana serat yang membantu proses pencernaan dengan mendorong makanan ke saluran cerna adalah serat yang tidak larut. Sedangkan, serat larut mampu mencegah penyakit jantung dengan menurunkan tingkat LDL (Low Density Lipoprophyl) atau kolesterol jahat. Nilai plus dari kurma adalah memberikan energi tanpa lemak atau kolesterol. Tidak hanya itu, serat larut juga bisa menurunkan kadar gula darah, yang ujungnya akan membantu menjaga penyakit diabetes tetap terkendali.
Kurma juga kaya akan vitamin K dan vitamin B-kompleks, yaitu piridoksin (vitamin B-6), niasin, asam pantotenat dan riboflavin. Vitamin ini membantu tubuh dalam proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Vitamin K sangat penting dalam pembekuan darah dan metabolisme tulang begitu pula kandungan potasium dalam kurma juga menyodorkan manfaat bagi kesehatan.
Tubuh membutuhkan asupan potasium untuk mencegah terjadinya kontraksi otot. Potasium sebenarnya merupakan mineral penting bagi tubuh untuk melindungi otot jantung serta menjaga kesehatan proses metabolisme tubuh, dan memastikan sistem saraf tetap berfungsi dengan baik. Ditambah lagi, potasium juga mampu membuat tubuh melenyapkan sodium dan secara otomatis akan menurunkan tekanan darah.
Begitu pula dengan Vitamin A yang sangat diperlukan oleh mata. Buah yang memiliki nama ilmiah dactylifera phoenix ini memiliki sumber vitamin A, yang dikenal memiliki sifat antioksidan dan sangat penting untuk kesehatan mata. Vitamin A juga diperlukan menjaga kulit tetap sehat. Konsumsi buah-buahan alami yang kaya akan vitamin A diketahui membantu melindungi dari kanker paru-paru dan rongga mulut. Untuk itu tunggu apalagi selain pahala yang di dapat karena menghidupkkan sunah Nabi, berkah untuk tubuh pun bisa didapat dengan mengkonsumsi buah legit ini. (Latifah Umami/Noni/LINES/ Sumber:Kompas.com/MajalahKesehatan.com/MerahPutih.com/Wikipedia)