Pengurus LDII Sukarame menggelar acara Tahfid Qur’an pada Sabtu (14/04) sebagai sikap perlawanan atas pengaruh buruk generasi millenial yang kurang mengenal dan memahami nilai serta norma kehidupan sehari-hari.
Teknologi kini berkembang pesat bagai desingan peluru yang sulit untuk dihentikan. Tidak ada batasan siapa saja pengguna teknologi. Semua generasi dituntut untuk bisa menggunakan agar tidak tertinggal oleh jaman yang semakin modern. Perkembangan teknologi semakin terasa terutama saat memasuki abad 21. Abad millenium yang melahirkan generasi millenial. Tak heran, jika kini anak-anak sudah banyak yang memiliki gadget meskipun usianya terbilang masih belum pantas untuk memiliki.
Pemanfaatan teknologi yang begitu luas, membantu mempermudah segala aspek kehidupan. Namun, jika tidak dapat dikendalikan dalam penggunaannya maka akan jadi bumerang untuk diri sendiri bahkan orang lain. Tak jarang kini banyak sekali kasus anak-anak melakukan tindakan kriminal karena salah menggunakan gadget dan internet.
Contohnya, rela membolos sekolah demi mengejar level sebuah game, rela mencuri demi membeli paket internet dan masih banyak perbuatan buruk lainnya akibat gadget.
Karenanya, untuk mengantisipasi perbuatan yang tidak diinginkan PC LDII Sukarame mengadakan program Halaqoh Tahfidzul Quran. Yang mana, program ini berdiri sejak Agustus 2016 dan telah diikuti oleh anak mulai usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Jumlah santri aktif terkini mencapai 45 orang, dan program ini sudah mampu meluluskan beberapa santri yang kini berlanjut di Pondok Pesantren.
“Saya sama sekali tidak terganggu dengan program ini. Malah semakin membuat saya disiplin mengatur waktu antara hafalan, sekolah, dan aktifitas lainnya,” tutur Qonita, salah satu santriwati yang sudah sejak awal mengikuti program ini.
“Sejak mengikuti Tahfidzul Quran prestasi saya semakin meningkat, bahkan saya mampu mengikuti kompetisi sampai ajang nasional. Nggak cuma itu, saya juga diterima di PTN yang cukup bergengsi di Lampung,” tambah gadis ayu itu.
Program yang sudah aktif hampir 2 tahun itu, telah melahirkan beberapa Hafidz Quran yang mengagumkan. Salah satunya Zahran, anak usia 10 tahun yang kini sudah mampu menghafal 4 juz.
“Saya senang ikut Tahfidz Quran, jadi nggak terlalu banyak main. Waktunya dipakai buat hafalan dan ngerjain tugas sekolah. Dulu sebelum ikut program tahfidz, saya cuma bisa hafal 1 baris per hari. Sekarang bisa sampai 6 baris per hari,” jelasnya. (Asih/Lines Lampung)