Pemerataan kesejahteraan perlu diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi agar tidak terjadi kesenjangan antar pelaku usaha.Kesejahteraan yang dimaksud adalah peningkatan dari UKM itu sendiri. Menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) ke depan, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu perhatian khusus, sebab merupakan salah satu faktor peningkat ekonomi.
“Semangat yang digalakkan di sini haruslah semangat kebersamaan dan sinergi,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga dalam sambutannya di acara pameran dagang dan konfrensi ASEAN SME Partnership pada Selasa (10/11). Sinergi yang perlu diterapkan antar pelaku usaha. Baik skala besar maupun skala kecil. Sehingga, saat perdagangan bebas itu terjadi, pengusaha skala besar tidak ‘mencaplok’ pengusaha kecil.
Itulah sebabnya, ASEAN SME Partnership digelar untuk menggalang kemitraan. Ketua Steering Comitee Abdullah Syam dalam sambutannya mengatakan, agar pihak yang terkait melihat MEA sebagai ajang kemitraan bukan kompetisi. Meski pada dasarnya MEA perlu daya saing, namun yang diharapkan adalah persaingan untuk meningkatan kualitas produk.
Tujuan acara ini digelar, untuk mendorong terwujudnya kemitraan UKM antar ASEAN baik secara horizontal maupun vertikal. Menggalang kerjasama kemitraan baik usaha besar maupun kecil dan tidak ada yang dirugikan. Meningkatkan perdagangan internal ASEAN serta membangun networking.
Negara-negara di ASEAN diharapkan mampu memperkuat UKM-nya melalui pengembangan kemitraan. Dubes Indonesia untuk ASEAN Rahmat Pramono mengatakan, “Saya berharap peserta disini dapat membuat platform kerjasama dengan menjalin komunikasi yang baik dan membuka peluang.”
Acara yang digelar selama dua hari di hotel Allium Airport, Tangerang, Banten ini, dihadiri peserta eksibisi dan konfrensi yang terdiri berasal dari Laos, Malaysia, Singapura, Kamboja, Philipina, Brunei Darussalam dan Indonesia sendiri. [*]