Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Artikel Opini

Merekonstruksi Kembali Cita-Cita Sumpah Pemuda

2020/10/28
in Opini
0
Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh A Fajar Yulianto

Tanggal 28 Oktober 1928, tepatnya di Gedung Indonesische Clubgebouw Weltervreden (kini Gedung Sumpah Pemuda, Jalan Kramat 106 Jakarta Pusat) milik pemuda keturunan Tionghoa, Sie Kok Liong. Di gedung itu para putra dan putri dari berbagai suku bangsa di Hindia Belanda bersatu mengikrarkan diri menjadi: “Toempah darah jang satoe tanah air Indonesia, Berbangsa jang satoe bangsa Indonesia, dan berbahasa persatoean bahasa Indonesia”. Tekad tersebut menyuntikkan semangat persatuan untuk mendirikan sebuah bangsa dan negara yang merdeka.

Jika dihitung sejak Sumpah Pemuda diikrarkan telah berusia 92 tahun yang lalu. Saat itu dinamikanya berbeda dengan Indonesia modern. Hindia Belanda awal abad 20 adalah kawah yang bergolak. Peperangan yang dikobarkan para raja-raja di seluruh Nusantara, dapat dipadamkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Teknik adu domba dan mengikat perjanjian dengan para penguasa, ternyata menjadi cara ampuh pihak Belanda membungkam perlawanan para raja dan rakyat di nusantara.

A Fajar Yulianto, S.H.,M.H.,Ctl.
Wakil Sekretaris DPW LDII Jawa Timur
Direktur YLBH. Fajar Trilaksana

Namun, keinginan merdeka sebagai bangsa dan cita-cita memiliki sebuah negara rupanya sulit diredam. Sehingga awal abad 20 merupakan penyemaian gerakan menuju bangsa yang merdeka. Gerakan perlawanan senjata berubah menjadi gerakan politik dengan pendirian organisasi kemasyarakatan (Ormas) dan partai politik yang duduk dalam Volksraad atau Dewan Rakyat — semacam dewan perwakilan rakyat Hindia Belanda. Dewan ini dibentuk pada tanggal 16 Desember 1916 oleh pemerintahan Hindia Belanda yang diprakarsai oleh Gubernur Jendral J.P. van Limburg Stirum bersama dengan Menteri Urusan Koloni Belanda Thomas Bastiaan Pleyte. Pada awal berdirinya, Dewan ini memiliki 38 anggota, 15 di antaranya adalah orang pribumi. Anggota lainnya adalah orang Belanda (Eropa) dan orang timur asing: Tionghoa, Arab dan India. Pada akhir tahun 1920-an mayoritas anggotanya adalah kaum pribumi.

Cita-cita Sumpah Pemuda terwujud setelah Proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan Hindia Belanda dan menjadi Indonesia, menjadikan dinamika perjuangan bangsa Indonesia berubah. Kini, bangsa Indonesia berjuang untuk mempertahankan keutuhan dan persatuan bangsa. Namun, persatuan dan kesatuan ini juga tak sepi gangguan. Salah satunya disebabkan Pemilu – yang kini menyatukan antara Pemilu Presiden dan Legislatif. Praktik-praktik kampanye hitam mampu mencabik-cabik rasa persatuan bangsa. Pola-pola ini mengingatkan politik devide et impera. Para aktor gaya politik kelam ini, memainkan isu-isu yang tak dapat dipertanggungjawabkan. Lalu mencari pembenaran dari parapengamat politik yang berpihak kepada mereka. Pemilu 2014 dan 2019, merupakan Pemilu yang nyaris mengantar bangsa Indonesia ke jurang perpecahan, karena kontestasi Pemilu hanya diikuti oleh dua pasang calon. Hal tersebut menyebabkan persaingan keras dan sengit, seolah-olah antara hidup dan mati.

Untungnya para kontestan segera sadar bahaya yang sudah tampak di depan mata. Prabowo dalam sebuah kesempatan, menyampaikan alasan filosofi penerimaannya menjadi pembantu Jokowi sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam). Prabowo menggambarkan bagaimana perang saudara terjadi di Jepang, yang membuat dua panglima perang (Shogun) yang saling berhadapan: Toyotomi Hideyosi dan Tokogawa Oyesu. Mereka berdua sama sangat kuat dan masing masing mempunyai pasukan 70 ribuan prajurit loyal dan militan, namun sesaat sebelum perang dimulai keduanya sepakat satu hari sebelum bertempur bertemu dan berbicara, Hideyosi berkata pada Oyesu:

“Yang mulia saya lihat pasukanmu besar dan kuat, saya lihat pemuda-pemuda di belakangmu juga pemuda-pemuda Jepang yang hebat, tapi tolong yang mulia lihat juga dan petimbangkan di belakang saya ada pasukan yang hebat pula dan di belakang saya juga ada pemuda-pemuda Jepang yang tangguh juga, Yang mulia besok kita akan perang, kita harus ada yang menang atau kalah, Anda menang atau saya yang menang. Coba pikirkan yang mulia, besok siapapun yang menang maka kita sama sama kehilangan pemuda-pemuda yang mati dan cidera cacat, hingga kita sama-sama kehilangan pemuda-pemuda Jepang yang tidak dapat melanjutkan perjuangan bangsa Nihon, banyak ibu-ibu dan ayah-ayah menangis kehilangan anak laki-laki yang dicintainya. Tidak ada lagi yang membantu panen dan tanam, maka mari pikirkan! Kita sama-sama tangguh, kita sama-sama kuat, tapi saya mengerti Anda cinta Jepang, saya juga cinta Jepang, anda cinta Nihon sayapun juga cinta Nihon kenapa kita tidak berpikir untuk kerja sama saja demi cinta bersama kita, Cinta Nihon”.

Sepenggal sejarah itu, konon mendorong Prabowo harus melepaskan egonya, dan harus berjiwa besar untuk kepentingan yang lebih besar, dan menerima sebagai pembantu Jokowi.

Di sisi lain Jokowi terbilang nekad dan berani mengangkat Probowo sang rival sejati dalam dua kali Pilpres menjadi Menhankam. Kebijakan Jokowi tersebut, dipandang sebagian pengamat politik sebagai sebuah blunder bagi pemerintahan Jokowi untuk lima tahun ke depan. Sebaliknya, langkah Jokowi juga banyak yang memuji, karena menunjukkan jiwa kenegarawanan — yang membuang jauh-jauh rasa ego dan dendam politik.

Secara norma Sumpah Pemuda bukan hanya diartikan “Toempah darah jang satoe tanah air Indonesia, Berbangsa jang satoe bangsa Indonesia, dan berbahasa persatoean bahasa Indonesia”, namun lebih dari itu. Sumpah Pemuda merupakan sebuah konsep dasar inspirasi yang membentuk karakter adanya rasa sebagai satu bangsa, dari Sabang sampai Merauke. Rasa sebagai satu bangsa ini pada akhirnya menghilangkan sekat kesukuan, agama, dan ras. Kesadaran itu dibutuhkan untuk menata negara dan membangun demokrasi. Setiap aktor yang menjalankan pemerintahan haruslah saling sepakat melepaskan egosentris kepentingan apapun demi persatuan dan keutuhan NKRI. Persatuan dan kesatuan bangsa hanya bisa direkonstruksi dengan prilaku dasar karakter bangsa yang mengedepankan rukun, kompak, kerjasama yang baik dan berbudi luhur serta bergotong royong. Tidak ada saling menyalahkan dalam berbagai kondisi bangsa. Apalagi saling memfitnah dan menyebar berita hoax.

Tags: Hindia Belandanusantarasumpah pemuda

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Abi Sajaroh on Perdagangan Karbon: Solusi Nyata atau Hanya Iming-iming Semata?
  • Lukman Efendi on LDII Sulbar Dorong Kolaborasi untuk Sukseskan Hasil Rakornas
  • Surahman on LDII Sulbar Dorong Kolaborasi untuk Sukseskan Hasil Rakornas
  • Surahman on LDII Sulbar Dorong Kolaborasi untuk Sukseskan Hasil Rakornas
  • Mahdi on Muswil VII, LDII Bengkulu Komitmen Wujudkan SDM Profesional Religius
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Riset Soal LDII, Cendikiawan NU Temukan Istilah Menarik: Pengajian Caberawit!

Riset Soal LDII, Cendikiawan NU Temukan Istilah Menarik: Pengajian Caberawit!

September 12, 2025
Haji dan Umrah Resmi di Bawah Kementerian Tersendiri, LDII Dukung Gus Irfan Transformasi Pelayanan

Haji dan Umrah Resmi di Bawah Kementerian Tersendiri, LDII Dukung Gus Irfan Transformasi Pelayanan

September 10, 2025
Persinas ASAD Bengkulu Raih 10 Medali Kejuaraan Pencak Silat Kapolda Bengkulu 2025

Persinas ASAD Bengkulu Raih 10 Medali Kejuaraan Pencak Silat Kapolda Bengkulu 2025

September 9, 2025
Ketika AI Bertemu Akhlak, Siswa Budi Utomo Gadingmangu Lukis Karakter Luhur Lewat Desain Digital

Ketika AI Bertemu Akhlak, Siswa Budi Utomo Gadingmangu Lukis Karakter Luhur Lewat Desain Digital

September 12, 2025
Riset Soal LDII, Cendikiawan NU Temukan Istilah Menarik: Pengajian Caberawit!

Riset Soal LDII, Cendikiawan NU Temukan Istilah Menarik: Pengajian Caberawit!

35
PAC LDII Kalurahan

Pengajian LDII Kanigoro-Kemadang Bekali Generasi Muda Karakter Luhur

7
LDII Sulawesi barat

LDII Sulbar Dorong Kolaborasi untuk Sukseskan Hasil Rakornas

4
DPP LDII Terima Kunjungan BTN Syariah, Bahas Kerja Sama Penguatan Ekonomi Umat

DPP LDII Terima Kunjungan BTN Syariah, Bahas Kerja Sama Penguatan Ekonomi Umat

4
Perdagangan Karbon: Solusi Nyata atau Hanya Iming-iming Semata?

Perdagangan Karbon: Solusi Nyata atau Hanya Iming-iming Semata?

September 17, 2025
Sinergi DPP LDII dan Ponpes Gadingmangu Perkuat Karakter Santriwati

Sinergi DPP LDII dan Ponpes Gadingmangu Perkuat Karakter Santriwati

September 17, 2025
Peringati Hari Jadi Ke-80, PMI Ajak Tebarkan Kebaikan

Peringati Hari Jadi Ke-80, PMI Ajak Tebarkan Kebaikan

September 17, 2025
Pemprov Sulsel Apresiasi LDII Membentuk SDM Berkarakter Lewat Pengajian Akbar

Pemprov Sulsel Apresiasi LDII Membentuk SDM Berkarakter Lewat Pengajian Akbar

September 17, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Perdagangan Karbon: Solusi Nyata atau Hanya Iming-iming Semata? September 17, 2025
  • Sinergi DPP LDII dan Ponpes Gadingmangu Perkuat Karakter Santriwati September 17, 2025
  • Peringati Hari Jadi Ke-80, PMI Ajak Tebarkan Kebaikan September 17, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Kerja Bakti Nasional 2025 dan 17 Agustus 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.