Kebanyakan orang tua modern saat ini mulai sadar untuk mengetahui kemampuan minat dan bakat anaknya sebelum mengembangkannya. Upaya tersebut membuat pengembangan kemampuan anak lebih maksimal dan cepat. Senada dengan hal tersebut LDII melalui Departemen Pemudan Kepanduan, Olahraga dan Seni Budaya (PKOSB), Sabtu lalu (2/11) melakukan acara pelatihan bertajuk Pengembangan Diri untuk Mahasiswa. Berlokasi di Wisma LDII, Patal Senayan, acara ini dihadiri oleh 54 mahasiswa dari berbagai universitas seperti UI, IPB, UNJ, UHAMKA, UIN Jakarta, dan universitas Jabodetabek dan Banten lainnya.
Awal acara dibuka dengan sesi pengantar pengenalan potensi diri oleh Nana Maznah Prasetyo. Nana memulai dengan simulasi senam otak untuk menyegerkan peserta, dilanjutkan dengan menanyakan tujuan peserta mengikuti acara ini. Mayoritas peserta menjawab mengikuti kegiatan itu untuk mengembangkan diri sebagaimana judul acara yang tertulis di banner “Pelatihan Pengembangan Diri untuk Mahasiswa”. Dengan tegas, Nana pun menyalahkan jawaban tersebut. Menurutnya seseorang tidak bisa mengembangkan dirinya dengan baik sebelum mengenali dirinya. “Belajar mengenali diri dulu baru dikembangkan. Kalau kita sudah tahu siapa diri kita maka kita akan mudah dalam melangkah. Melangkah dengan penuh spirit dan gairah. Melangkah dengan seiya-sekata” jelasnya mengawali pelatihan tersebut.
Nana yang kerap mengisi pelatihan psikologi dan parenting ini mengatakan “Ketika seseorang mengenali dirinya, dia akan lebih berintegritas dan lebih cerdas secara personal (personal quotient)”. Kecerdasan yang dimaksud Nana membuat seseorang menjadi lebih lewus dan leluara dalam bertindak. Kecerdasan ini juga membuat sesorang mengetahui dimana dia harus bertempat dan mengambil sikap sehingga peranannya lebih bermanfaat.
Di tengah pelatihan seorang peserta menanyakan apakah seseorang boleh bersikap atau bekerja di luar dirinya. Dengan sederhanan Nana menjawab “Boleh saja dia berpura-pura menjadi orang lain. Akan tetapi dia akan merasa seperti memakai topeng dan tidak nyaman. Selain itu pekerjaan yang dilakukannya tidak akan maksimal dan lebih baik dibandingkan ketika dia bekerja sesuai potensinya”.
Setelah pengenalan umum tentang pengenalan diri oleh Nana, acara dilanjutkan dengan preferensi diri dengan MBTI (Myers Briggs Type Indicator) yang disampaikan oleh Edwin Sumiroza. Edwin menjelaskan preferensi manusia secara umum terbagi menjadi 16 tipe. Pembagian tersebut berdasarkan orientasi energi kita ke dalam atau ke luar, bagaimana individu memproses data, bagaimana orang mengambil keputusan, serta melihat derajat fleksibilitas seseorang. Tidak hanya membantu dalam komunikasi mengenali diri juga berguna dalam mengali kebenaran sesuatu.
“Kebenaran itu merupakan kacamata atau frame yang membuat orang mampu berkomunikasi dengan orang lain secara otentik, tanpa kepalsuan, tanpa topeng” jelas Edwin. Sifat dasar seseorang menurutnya merupakan bawaan lahir yang telah dianugrahi Allah SWA sejak lahir. Akan tetapi sering kali ada beberapa faktor seperti lingkungan, didikan orang tua dan guru, prilaku adaptasi, dan kebiasaan sehari-hari menyebabkan prilakukannya berubah.