Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • HIMPUNAN KEPUTUSAN MUNAS LDII 2021
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • FATWA MUI
  • VIDEO LDII
  • DAFTAR WEBSITE LDII
  • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • HIMPUNAN KEPUTUSAN MUNAS LDII 2021
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • FATWA MUI
  • VIDEO LDII
  • DAFTAR WEBSITE LDII
  • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Nutrisi Jiwa

_admin by _admin
February 7, 2022
in Nasehat
7
Nutrisi Jiwa

Makhluk yang tercerahkan, tidak saja nutrisi jiwanya terpenuhi, sehingga jiwanya penuh dengan keimanan, tingkah laku dan ucapannya pun mencerminkan keimanan itu. Ilustrasi: LINES.

228
SHARES
2.8k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Oleh: Faizunal A. Abdillah, Pemerhati sosial dan lingkungan – Warga LDII tinggal di Serpong, Tangerang Selatan.

Entah siapa yang mengucapkan kalimat indah ini pertama kali, saya belum menemukan sosoknya. Yang jelas sangat bermartabat dan penuh marwah untuk kemajuan pemahaman dan spiritualitas saya. Bunyinya; “Similar to flower which is fragrant, the language of the enlightened so touching, because language is the fragrance of the soul.“ Serupa bunga yang wangi, bahasa makhluk tercerahkan (oleh keimanan) demikian menyentuh (halus, sopan, indah dan dalam) karena bahasa adalah wewangian yang disemprotkan dari kedalaman jiwa. Ini bukan apa-apa, namun sayang untuk dilewatkan sebagai jembatan pemahaman. Apalagi yang lagi gandrung dengan keindahan iman.

Alam memang penuh tanda, walau kadang kita merasa terlambat menyadarinya. Tidak hanya terlambat, bahkan sering kali kita mengabaikannya. Padahal banyak hal yang bisa didapat, seperti pembelajaran nasihat indah dari sebuah bunga di atas. Dan akhirnya, saya punya kebiasaan baru mencium bunga-bunga yang mekar setiap senja menjelang. Baik yang berwarna terang menantang, maupun warna kalem yang diam tenggelam tapi mendamaikan. Dan benar-benar semerbak wangi. Asli bukan produk turunan. Menuntun indah suatu pencerahan dari semerbak pemahaman satu ke pemahaman lain secara sempurna. Dan tentunya dibarengi wangi kesabaran untuk membuka satu per satu pintu rahasia kehidupan. Walau, mungkin saja ada rasa bosan bagi mereka yang sudah mendapatkan pencerahan duluan. Jadi, maafkanlah jika menyampaikan hal yang berulang lagi usang.

Awalnya agak sedikit berat memang, tatkala hati belum tertambat. Puji syukur saya terbantu sekali ketika bersama-sama mengkaji Kalam Allah yang indah berikut ini. Allah berfirman;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (71)

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat keuntungan yang besar.” (QS Al-Ahzab: 70–71)

Sudah begitu, diperjelas dan diperkuat dengan kisah mempesona dalam haji mabrur. Nabi ﷺ pernah ditanya tentang maksud haji mabrur, apa saja ciri-cirinya? Maka beliau ﷺ pun menjawab dengan lugas,

إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيبُ الْكَلاَمِ

“Memberi makan dan perkataan/ucapan yang baik.” (HR Al-Baihaqi)

Seakan saling menguatkan dan melengkapi, ada benang merah yang jelas dari pembelajaran kali ini. Laksana harum semerbak bunga, demikianlah seharusnya ketaqwaan dan keimanan yang tertanam dan tumbuh di dalam diri. Ia akan menyebar, mengakar kuat sepanjang arteri-arteri darah sekujur tubuh sembari mengambil nutrisi yang tepat hingga tumbuh subur dan membuahkan sebentuk perilaku dalam bungkus ucapan-ucapan yang baik dan budi pekerti yang luhur. Sampai-sampai puncak rukun Islam, kemabruran haji pun ditandai dengan perkataan dan ucapan yang baik semata. Pertanyaannya kemudian, kenapa masih ada orang yang diberikan keimanan tetapi belum bisa semerbak wangi bak bunga dengan berkata yang baik, enak didengar dan pahit madu? Padahal ia hidup di kalangan yang baik dan terang-benderang di dalam cahaya Tuhan.

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

“Allah memberikan hikmah kepada orang yang Ia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, maka sesungguhnya ia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak menerima pengingat kecuali orang-orang yang memiliki akal sempurna.” (QS Al-Baqarah: 269)

Masih dijumpai, jiwa-jiwa yang suka menyakiti hati. Lidahnya liar. Omong sak omong, ndilalah-nya yang keluar selalu menyakitkan. Entah sengaja atau tidak, yang jelas menguji kesabaran dan ketabahan yang dalam bagi yang mendengar. Karena ia adalah tetangga, susah menghindarinya. Masih ditemui, jiwa-jiwa yang sakit dengan berperilaku pelit. Walau pun harta berlimpah, kenyataan hidupnya teramat hemat. Kalau pun mau berbagi, cuma sedikit tapi bumbu ceramahnya amit-amit bisa sampai tujuh bukit. Yang datang pun akhirnya bosan. Keduanya berharap berhenti. Sang pemberi berharap tak ada lagi pengeluaran, sang penerima berharap kapan segera pergi membawa pemberiannya dan selesai mendengarkan wejangannya. Tidak sabar menghadapi kenyataan yang tak terhindarkan. Sebab bagaimana pun, ia adalah kawan seperjuangan. Tetap diramut, dijaga dan dibina. Tak elok ditinggalkan.

Terkait hal ini, ada kisah simbolik yang penuh hikmah mendalam. Yaitu tatkala Luqman Al Hakim diperintahkan oleh tuannya menyembelih seekor kambing. Sang tuan meminta Luqman untuk memberikan bagian yang paling kotor dan paling buruk dari tubuh kambing tersebut. Setelah disembelih, Luqman mengulitinya, dan mengiris setiap bagian kambing sesuai dengan kebutuhan. Lalu, Luqman pun mengambil bagian lidah dan hati kambing sebagai bagian yang paling buruk dan paling kotor menurutnya. Kemudian, sang tuan memberikannya lagi seekor kambing untuk disembelih. Kali ini, Luqman diminta untuk memberikan bagian yang paling bagus, baik dan menyehatkan dari tubuh kambing. Seperti sebelumnya, Luqman pun menyembelih kambing, mengulitinya serta membaginya sesuai kebutuhan. Ia mengambil bagian lidah dan hati kambing tersebut sebagai bagian yang paling baik dan menyehatkan. Tuannya pun kaget karena Luqman memberikan hal yang sama pada dua permintaan yang berbeda. Luqman menjawab, “Wahai tuanku, tidak ada yang lebih buruk dari lidah dan hati bila keduanya buruk, begitu juga tidak ada yang lebih bagus dari lidah dan hati bila keduanya bagus.”

Berikutnya, bukti indah hasil eksperimen Prof. Masaru dari Jepang yang melibatkan pemaparan gelas berisi air ke berbagai kata, gambar atau musik. Kemudian air dibekukan dan diperiksa kristal bekunya di bawah mikroskop. Ia menyimpulkan bahwa kata-kata dan emosi positif, musik klasik yang damai dan doa positif yang diarahkan ke air menghasilkan kristal yang indah. Sedangkan kata-kata dan emosi negatif serta musik kasar, seperti heavy metal, menghasilkan kristal yang jelek. Perbuatan baik, perkataan baik mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Kala kita berubah, lingkungan pun berubah.

Tersadar dengan realita kehidupan yang seperti inilah, jiwa seorang sahabat bergetar hebat demi tercerahkan dengan maksud Allah dan Utusannya dari dalil-dalil di atas. Kenapa orang iman diharuskan selalu menjaga omongan dan selalu berusaha untuk omong yang baik dan benar saja? Karena kebenaran dan kebaikan adalah nutrisi jiwa. Kebutuhan jiwa untuk menumbuhkan benih – benih keimanan dan ketakwaan di dalam hati sana. Asupan untuk memupuk benih itu hingga subur, berkembang dan berbuah, sehingga mendamaikan diri sendiri, lingkungan sekitar dan alam semesta. Namun jika yang diambil adalah nutrisi jiwa yang salah, padahal lingkungannya baik, akibatnya seperti tetangga dan kawan yang satu di atas.

Ketika harus mengambil menu diam mendengarkan, malah memilih menu ngobrol dan bercengkerama seenaknya. Tatkala harus memakan menu duduk mengagungkan, malah berpaling ke menu meremehkan lagi menyisihkannya. Seharusnya bisa mengambil menu tawadhu penuh syukur, justru memelihara menu ujub dan keangkuhan. Dan doa-doanya mengambil menu untuk diri sendiri, melupakan jiwa-jiwa indah yang lain. Saat disajikan menu berkata baik atau diam, dia tidak mengambilnya. Akibatnya, jiwanya kurang nutrisi, keimanan tidak berkembang dan menghantarkannya menjadi pesakitan. Kandidat taqwa pun jauh dari jangkauan kalbu. Karenanya, Allah tidak berkehendak menghiasi orang itu dengan amal-amal yang baik dalam keseharian. Mengganti amalan yang tidak baik, menjadi amal baik adalah bukti pengambilan nutrisi yang tepat dari menu yang ada. Selama malnutrisi, akibatnya akan malpraktik. Bahkan mungkin berujung kematian keimanan.

Dalam jiwa yang sudah bergizi cukup, kehidupan memang menunjukkan wajah yang berbeda. Hayyatan thayyibah. Di sana-sini dipenuhi dengan warna-warni kedamaian dan keikhlasan penuh darma (sakdermo). Dalam keimanan dan ketakwaan yang tumbuh berkembang, kehidupan adalah sarana beramal shalih; menebar kebaikan, menyemai kebajikan, beramar ma’ruf nahi mungkar. Kerja sebagai contoh, bagi jiwa yang kekurangan gizi adalah serangkaian keterpaksaan yang membosankan. Hasilnya mengeluh, protes dan tidak pernah puas adanya. Sebagian orang bahkan dibikin sakit dan berpenyakit oleh kerja. Stres, depresi, workaholic dan sebagainya. Bagi jiwa yang bergizi cukup kerja adalah ibadah, menggapai rahmat Allah. Kerja adalah amanah, mengikuti hukum-hukum Sang Maha Pencipta. Hasilnya kerja tulus, tekun, dan ikhlas. Petani mengolah lahan (Tuhan) menjadi buah-buahan (Tuhan). Pedagang menyalurkan buah (Tuhan) ke konsumen (Tuhan) dan seterusnya.

Demikian juga dengan bertetangga. Bagi jiwa yang bergizi cukup, bertetangga selalu dalam koridor saling menjaga dan menghormati. Menghormati tetangga adalah bukti iman kepada Allah dan hari akhir. Tak mau menyakiti dan disakiti. Bagi yang kekurangan gizi, menganggap tetangga sebagai asupan gizi yang harus di”makan” untuk memenuhi kekurangannya. Dalam hal memberi pun serupa. Bagi jiwa yang bergizi cukup, memberi adalah kegembiraan. Berbagi adalah keceriaan. Jika tidak bisa dengan materi, cukup dengan ucapan-ucapan indah menyenangkan, atau kata maaf diakhiri senyum tipis yang menawan. Namun bagi jiwa yang kurang gizi, memberi adalah keterpaksaan dan siksaan, yang tak pernah berakhir walau sudah digawangi kata-kata kasar. Ada dan ada lagi, sehingga menjadikan hitamnya hati.

Kembali pada pembahasan awal, makhluk yang tercerahkan, tidak saja nutrisi jiwanya terpenuhi, sehingga jiwanya penuh dengan keimanan, tingkah laku dan ucapannya pun mencerminkan keimanan itu dalam hal-hal yang nyata. Dengan kalimat lain, Sang Guru Bijak sering mengingatkan; tidak saja iman dan takwa menjadi nyanyian jiwa, bahasa juga bagian dari nyanyian jiwa. Sejuk, damai dan mengalir lepas dimana saja, kapan saja, kepada siapa saja. Kala keimanan sudah lahir dan batin.

Share this:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram

Comments 7

  1. Afshalina Shansa says:
    1 year ago

    Alhamdulillaah mendapat PENCERAHAN lagi… 😄😇

    Reply
  2. Menik Sulistyoningsih says:
    1 year ago

    Subhanalloh…it’s beautifull reminder 😍😍😍

    Reply
  3. Hasrifa says:
    1 year ago

    Masyaallah

    Reply
  4. fendirus says:
    1 year ago

    alhamdulillah jazakhallahu khoiro

    Reply
  5. Rofiq says:
    1 year ago

    جَزَا كُمُ الله خَيْرَا
    Mugi allah paring barokah

    Reply
  6. Nindy says:
    1 year ago

    MasyaAllah TabarakAllah

    Reply
  7. anake pak lurah istana says:
    1 year ago

    nice perkeling. ajkk

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • patih gottawa on Hadiri Compas 2023 LDII Siap Kolaborasi dengan Bakesbangpol Bogor
  • patih gottawa on Hadiri Compas 2023 LDII Siap Kolaborasi dengan Bakesbangpol Bogor
  • Achmad Siswanto on Gubernur Apresiasi Pelaksanaan Muswil VII LDII Riau
  • Anis on Kisah Shanti yang Berhasil Raih Gelar Women International Master Catur
  • Sam Rusydi on Kisah Shanti yang Berhasil Raih Gelar Women International Master Catur
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

August 2, 2022
Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

August 19, 2022
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

August 2, 2020
Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

December 24, 2020
Ponpes Wali Barokah Adakan Asrama Alquran Secara Online Sepanjang Ramadan 1444 H

Ponpes Wali Barokah Adakan Asrama Alquran Secara Online Sepanjang Ramadan 1444 H

74
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

73
Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

44
Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

37
Hari Lahir Pancasila

Ponpes Baitussalam dan SMP Citra Insan Mulia Terapkan Nilai Pancasila

June 1, 2023
Hari Lahir Pancasila

Hari Lahir Pancasila Jadi Momentum Ponpes Minhajusshobirin Wujudkan Santri Berkarakter Kebangsaan

June 1, 2023
Hadiri Compas 2023 LDII Siap Kolaborasi dengan Bakesbangpol Bogor

Hadiri Compas 2023 LDII Siap Kolaborasi dengan Bakesbangpol Bogor

June 1, 2023
Peringati Hari Lahir Pancasila, Ponpes Minhaajurrosydin Gelar Upacara Bendera

Peringati Hari Lahir Pancasila, Ponpes Minhaajurrosydin Gelar Upacara Bendera

June 1, 2023

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Ponpes Baitussalam dan SMP Citra Insan Mulia Terapkan Nilai Pancasila June 1, 2023
  • Hari Lahir Pancasila Jadi Momentum Ponpes Minhajusshobirin Wujudkan Santri Berkarakter Kebangsaan June 1, 2023
  • Hadiri Compas 2023 LDII Siap Kolaborasi dengan Bakesbangpol Bogor June 1, 2023

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • HIMPUNAN KEPUTUSAN MUNAS LDII 2021
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • FATWA MUI
  • VIDEO LDII
  • DAFTAR WEBSITE LDII
  • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.