Perkembangan zaman membuat perangai anak kian berubah. Perlu kiat khusus dalam mendidik generasi penerus bangsa.
Anak-anak yang dipapar pesan melalui televisi dan pergaulan di luar rumah, kerapkali membuat anak menyerap nilai-nilai di luar keluarga yang bersifat negatif. Persoalannya adalah, nilai di luar keluarga bisa cepat merasuk ke dalam kognitif anak karena disampaikan dengan interaksi yang setara dan menyenangkan.
Ini menjadi tantangan para pengajar Pembina Pengurus Generus (PPG) untuk menemukan metode yang pas, untuk menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini. Melihat pentingnya melakukan inovasi kurikulum pendidikan, maka pada 1 Juni 2014, PPG Kota Depok mengadakan workshop untuk meningkatkan kemampuan mengajar para mubaligh dan mubalighot.
Tema pelatihan ini adalah “Bermain sambil Belajar dengan Games, Lagu, dan Menggambar”, dengan para pembicara Era Santi pakar pendidik PAUD, Mei Psikolog sekaligus Dosen Gunadarma, dan Wiyono seorang seniman yang sering mengadakan pameran lukisan. Menurut Era Santi, dalam mendidik generasi penerus dibutuhkan kesabaran dan ketekunan seperti guru yang bermakna “digugu lan ditiru” (Apa yang diucapkan ditaati dan ditiru) oleh murid-muridnya. “Seorang Pengajar haruslah berkata dengan sopan, bertingkah laku baik, menjaga penampilannya, rapi dalam berpakaian, serasi, dan eye catching,” kata Era Santi.
Wiyono menambahkan dalam memberi pelajaran kepada generus, seorang guru harus memulai dengan senyuman, jangan sampai cemberut. Senyuman merupakan sedekah yang paling indah dan mudah dilakukan. Untuk itu senyuman harus selalu diberikan kepada murid tanpa haru menunggu diminta. Bagi pengajar yang tidak terbiasa, senyuman dapat dilatih.
Sementari itu Mei memberikan materi tentang ice breaking supaya kegiatan pembelajaran di kelas tidak membosankan. Untuk menularkan energi positif, ekspresi sangatlah penting jangan jaim atau malu-malu ketika berhadapan dengan anak. Jadilah bagian dari mereka, dan yang penting masukilah dunianya mereka.
Salah satu ice breaking yang disenangi anak-anak adalah dengan game. Beberapa manfaat dari game antara lain menyamakan frekuensi, menciptakan good mood, “Dunia anak-anak adalah bermain, menciptakan suasana yang menyenangkan karena energi anak-anak sudah tersalurkan,” ujar Era Santi.
Era Santi juga memberikan beberapa trik agar pelajaran di kelas dapat dengan mudah, salah satunya dengan bernyanyi. pada workshop itu dicontohkan pelajaran rukun Islam yang dinyanyikan dengan irama balonku.
Workshop yang dimulai jam 09.00 dan diakhiri pukul 15.00 terasa sangat singkat. Beberapa pengajar menginginkan materi serupa sering dilaksanakan oleh PPG untuk menambah soft skill dari para pengajar di kota Depok, dan diharapkan di seluruh Indonesia sering diadakan pelatihan seperti ini agar meningkatkan kemampuan pengajarnya. (Fahmi/Sony/LINES)