Sains Di Era Mesopotamia dan Mesir
Bangsa Bailonia merupakan bangsa pertama yang mengembangkan notasi posisional (place value notation) dalam ilmu matematika, dimana nilai suatu symbol tergantung pada tempatnya dalam suatu sistem penomoran. Misalnya tulisan angka 111 dalam sistem decimal, dan symbol yang sama memiliki nilai 1 (10 sampai pangkat nol), 10 (10 sampai pangkat satu) atau 100 (10 sampai pangkat dua), trgantung pada dimana simbol itu ditempatkan dalam nomor. Dalam sistem seksagesimal simbol yang sama bisa dituliskan sebagai 60 sampai pangkat-pangkat nol, satu, dua dan seterusnya.
Naskah matematika Babilonia memiliki soal-soal aljabar (tanpa simbol), termasuk persamaan dari derajat pertama, kedua dan bahkan derajat yang lebih tinggi. Sebuah prasasti yang ditemukan di Susa bahkan menjelaskan mengenai solusi soal khusu derajat ke delapan. Orang-orang Babilonia sangat memahami teori Pythagoras, tetapi lebih pada hubungan antara nomor bukan hubungannya dalam geometri. Beberapa dari naskah yang ada menjelaskan mengenai soal-soal geometri, misalnya soal untuk menghitung jari-jari lingkaran yang mengelilingi segitiga sama kaki atau untuk menentukan area sudut banyak atau regular-polygon. Naskah-naskah itu dan juga yang lainnya mebuat Neugebauer menyimpulkan kalau matematika bailonia berada pada taraf yang tertinggi, bisa disejajarkan dengan matematika pada jaman Renaissance awal. Pada abad tiga terakhir dari sejarah bangsa Babilonia dan di bidang matematika astronomi lah para ahli matematika dan astronom-astronom Babilonia mencapai taraf yang sama dengan ahli-ahli Yunani sejamannya.
Banyak dari tabel-tabel Babilonia yang ditulis dengan tulisan kuno berbentuk cuneiform untuk perkalian dan pembagian dan yang digabungkan dengan table table berat dan ukuran yang dibutuhkan dalam kegiatan dagang sehari-hari. Ini merupakan awal dari metrology, diciptakannya suatu sistem ukuran seragam dan standar fisik dari panjang dan berat. Contoh-contoh ukuran Mesopotamia tersebut berikut standar fisik mereka tersebut tetap dikapai terus, khususnya yang tersimpan di museum Ancient Orient di Istanbul, termasuk batang-batang perunggu yang diberi tanda dengan unit-unit panjang yang berbeda-beda, juga ada perunggu-prunggu pemberat yang menunjukkan berat dari berbagai ukuran berat. (WD)