Sains Di Era Mesopotamia dan Mesir
Prasasti bidang astronomi yang paling lama berasal dari abad pertengahan abad ke-2 SM. Tanggal-tanggal dicantumkan dalam kalender lunar (bulan) yang merupakan elemen terpenting dalam menetapkan kronologi suatu peristiwa pada jaman Babilonia kuno.
Ditemukan dua naskah yang berasal dari sekitar tahun 700 SM yang telah dibuat berdasarkan dokumen-dokumen yang lebih tua yang berisi ringkasan ilmu astronomi di jaman itu. Naskah pertama kebanyakan berisi penjelasan mengenai bintang-bintang tetap yang tersusun di tiga zona yang membentang di ekuator langit dengan pusatnya 1/30 derajat dari lebarnya yang merupakan bukti-bukti ysaha paling awal untuk memetakan benda-benda angkasa. Prasasti yang kedua menjelaskan mengenai bulan dan planet-planet, juga tentang musim dimana sebuah musim ditentukan dengan mengamati bayangan menggunakan alat Gnomon. Titik balik musim panas dan titik balik musim dingin yang terjadinya di saat bayangan bulan terlihat yang paling panjang untuk musim panas dan yang paling pendek untuk musim dingin, sementara ekuinoks musim semi dan ekuinoks musim gugur terjadi saat bayangan matahari terbit dan matahari terbenam terlihat di timur dan barat.
Prasasti-prasasti yang berasal dari sekitar tahun 700 SM berisi dokumentasi mengenai obervasi para astronom istana yang bekerja untuk raja-raja Asiria. Obervasi mereka yang didokumentasikan dalam prasasti-prasasti tersebut termasuk gerhana mathari dan gerhana bulan, dimana mereka mencatat bahwa gerhana matahari terjadi nya hanya di saat bulan baru yaitu di akhir bulan lunar sementara gerhana bulan terjadi ketika bulan purnama (tengah bulan). Seorang astronom terkenal Yunani , Ptolomeus kelihatannya memiliki akses untuk mempelajari data tersebut karena dia menuliskannya bahwa dia memeiliki dokumentasi mengenai gerhana sejak jaman raja Nabonassar di tahun 747 SM. (WD)