Yogyakarta (31/5). Persaudaraan Angkringan Silat (PAS) dan Tangtungan Project kembali menggelar Pencak Malioboro Festival. Perhelatan yang sukses dihelat sejak 2012 itu kembali digelar, bertajuk Jambore Pencak 2015. Perhelatan ini diikuti oleh perguruan silat internasional dan nasional. Untuk tahun ini Persinas ASAD memeriahkan acara dengan menampilkan berbagai atraksi pencak silat.
Jambore Pencak 2015 dihelat pada 28 -31 Mei 2015, yang diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengkubuwini X dan didukung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan. Jambore Pencak 2015 dimaknai sebagai pertemuan besar lebih dari 7.500 pesilat dengan satu semangat yang sama, semangat melestarikan dan mencintai budaya bangsa, serta semangat sportifitas, menghargai keberagaman dalam satu kesatuan keluarga pencak silat.
Menurut pihak PAS dan Tantungan Project selaku penyelengggara, pencak silat bukan sekadar ilmu bela diri semata. Namun di dalamnya terkandung ajaran budi pekerti, tradisi, dan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang terkenal luhur sejak ratusan tahun lamanya. Kejayaan bangsa nusantara – jauh sebelum Indonesia berdiri – ditopang oleh seni bela diri. Selain itu pencak silat telah sejak lama digunakan menjadi salah satu sarana untuk melatih kepercayaan diri dan kecerdasan anak secara menyeluruh, bukan hanya fisik tapi juga mental bahkan spiritual.
“Namun pencak silat mulai terlupakan, terabaikan, bahkan mungkin tersingkirkan di negeri ini. Di sinilah perlunya pengenalan ulang kepada generasi muda, sebagai pembangunan karakter bangsa,” ujar Ketua Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia DI Yogyakarta, KGPH Hadiwinoto.
Dengan semangat ini PAS dan Tangtungan Project terus bergerak bagaikan bola salju perubahan, membawa semangat dan amanat para leluhur, membangkitkan kembali budaya adiluhung, moral pendekar nusantara. Kita bangunkan kembali budaya yang tersisihkan ini menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Salah satunya dengan penyelenggaraan Jambore Pencak 2015 yang merupakan rangkaian event pariwisata tahunan Indonesia Pencak Malioboro Festival (PMF).
Dalam perhelatan itu, Persinas ASAD mengirimkan 200 pesilatnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Mereka terdiri dai pendekar yang telah berkualifikasi sabuk merah hingga pesilat yang tergolong manula. Mbah Walijo dari Persinas ASAD, menampilkan permainan tongkat yang memukau pengunjung dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan. Walaupun usianya tak lagi muda, namun kemampuannya bermain tongkat mengalahkan pendekar-pendekar muda yang usianya jauh di bawahnya.
Tak mau kalah dengan seniornya, Rahmat dan Adnan juga unjuk gigi di Malioboro. Pukulan, cekikan, dan tendangannya terangkum dalam sebuah gerakan seni ganda yang apik. Penampilan mereka berdua mampu membuat pengunjung dan tamu kehormatan berdecak kagum. Bukan hanya seni ganda dan keahlian tongkat yang ditampilkan oleh Persinas Asad. Bahkan 20 pelatih sabuk merah pun ikut meramaikan Jambore Pencak tersebut. Jurus rampak yang diperlihatkan oleh para peraih sabuk merah juga membuat penonton terkagum-kagum.
Setiap langkah, tepuk tangan dan sorak sorai penonton menambah semangat para pendekar untuk menampilkan gerakan-gerakan terbaik. Walaupun hari itu panas terik matahari sangatlah menyengat, namun tidak menyurutkan semangat dan kemampuan mereka. Hasilnya, mulai awal hingga akhir Persinas ASAD mampu menampilkan performa terbaiknya di hadapan ribuan penonton. (Tegar)