Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • TENTANG LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • 8 BIDANG
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • MENYIKAPI WABAH COVID-19
    • FATWA MUI
  • DAFTAR WEBSITE LDII
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Materi Webinar DPP LDII
  • Home
  • Organisasi
    • TENTANG LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • 8 BIDANG
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • MENYIKAPI WABAH COVID-19
    • FATWA MUI
  • DAFTAR WEBSITE LDII
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Materi Webinar DPP LDII
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Dari Kami Nasehat

Pesan Lebaran

_admin by _admin
September 27, 2010
in Nasehat
0
Pesan Lebaran
154
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

..wamimmaa rozaqnaahum yunfiquun…dan dari sebagian apa – apa yang Allah berikan kepada mereka (yaitu berupa rejeki) mereka menginfaqkan…(QS a-Baqoroh 3).

Rasanya banyak orang yang tahu ayat itu. Bahkan banyak yang hafal. Luar dalam. Baik arti maupun makna keterangannya. Minimalnya pernah mendengar. Kalau tidak luping, malahan sering kali mendengarnya. Sayang, banyak orang yang belum memahami secara benar dan mendalam ayat yang nyempil itu. Kenapa nyempil? Karena ia ada diujung ayat, dari bagian ayat lain yang panjang, sehingga jarang terperhatikan. Padahal memahami ayat ini menjadikan hidup begitu bermakna. Lega seluas angkasa. Dan sejuk sedalam samudra. Hati nyegoro dan nafas bebas. Pintu menuju kebahagian dan kesusksesan hidup. Kenyataannya, banyak orang yang masih ‘tersiksa’ dengan apa yang disebut memberi atau berbagi. Banyak orang yang masih memiliki internal conflict-pertentangan pribadi, dalam masalah yang satu ini. Tanpa disadari, banyak orang yang masih terpenjara dalam masalah berbagi ini. Walau berulang kali melakukannya, belum menemukan keindahan di dalamnya. Yang ada hanya beban, beban dan beban. Yang terus mendera setiap saat. Belum merasa lepas. Belum merasa puas, ketika kudu melakoni ayat ini. Ada rasa owel, berat hati. Bahkan keluar uneg–uneg, ngedumel, akibat beban ini. Dan boleh dikata, masih banyak orang yang belum merdeka karenanya.

Sebenarnya kita bisa belajar dalam memahami dan memaknai ayat di atas dari kegiatan setiap Idul Fitri. Tengoklah, orang tanpa sungkan dan ragu untuk bersiap menyambut hari raya. Segala makanan disiapkan. Segala jajanan ditampilkan. Seakan tak kenal lelah dan tak kenal ampun. Satu kata yang jadi pegangan: harus ada. Dan di beberapa tempat, bahkan ada tradisi berbagi angpau buat anak – anak kecil. Saya tidak mengerti kenapa banyak orang begitu royal saat hari raya. Tetapi setelah itu, seolah hilang di telan bumi. Kedermawanan hanya tampak dalam sehari saja. Nah, di sela – sela safari kami inilah mengemuka masalah berbagi ini. Artinya permasalahan yang memang dihadapi dalam keseharian pasca maupun pra hari raya, yaitu beratnya berbagi – khususnya terkait masalah infaq. Dari orang – orang dekat disekitar kami sendiri. Namun saya yakin, hal ini juga terjadi di luar sana. Sebab beberapa surat elektronik yang masuk ke box saya, juga menanyakan hal serupa.

Kenapa sih kita mesti berat berbagi? Untuk apa sih membuat susah hidup ini dengan masalah yang satu ini? Itulah kesimpulan akhir saya dari berbagai keluhan dan masukan yang sampai ke saya. Pertama dan yang utama dalam menjawab permasalahan seperti ini adalah kembali pada pemahaman dasar dalam beribadah. Sering kita diberi nasehat, diingatkan bahwa kita beribadah itu modal dengkul. Kita lahir nggak bawa apa – apa dan mati nggak bawa apa – apa. Semua harta adalah pinjaman dari Allah selama kita hidup, sebagai bekal ibadah. Dan Allah akan menukarkan itu semua dengan surgaNya.

Lihatlah kembali firman Allah yang menyentuh berikut ini.
“Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).” (Ali Imron 26 – 27)

Allah berfirman; “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka…” (at – Taubah : 111)

Dengan demikian, konsekuensi logis dari pemahaman modal dengkul seperti ini seharusnya menjadikan kita ringan tangan untuk berbagi. Mari cermati pemahaman Abu Bakar yang menshodaqohkan seluruh hartanya ke Sabilillah. Rasulullah SAW pun tidak melarang. Karena yakin bahwa harta punya Allah dan ia pasrahkan semua kepada Allah. Atau petunjuk Nabi SAW agar menshodaqohkan 1/3 hartanya ke Sabilillah itu sudah cukup banyak. Atau sahabat yang menshodaqohkan kebun terbaiknya di tanah Bairuha sebagai kecintaan dan pemahaman dalam meraih surga tertinggi dengan konsep modal dengkul ini. Boleh terang-terangan maupun samar.

Kedua, kunci dalam pemahaman ayat di atas adalah Firman Allah dalam Surat at-Taghobun ayat 14, “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Orang sering melupakan ayat ini dan lebih senang berkeluh kesah. Orang lebih suka melampiaskan permasalahan ini dengan cara yang kurang pas. Tentu kita masih ingat cerita sahabat yang hanya bisa sodaqoh sedikit dan dihina orang–orang munafiq seperti diterangkan dalam surat at-Taubah. Prinsip mastatho’na harus disertakan dan dikedepankan di sini agar semua terpelihara dengan baik tanpa merusak, baik diri sendiri maupun system yang ada. Maka bagi orang – orang yang sadar, dengan memiliki pemahaman yang baik, mau infaq banyak, mau infak sedikit tak ada masalah. Mau ditentukan, mau bebas tak ada halangan. Semua ada contohnya, tinggal bagaimana kita memahami dan menerapkannya. Jangan sampai kalah dengan si Burung Merak WS Rendra, yang mengejawantahkan harta benda dunia ini dengan begitu bersahajanya lewat puisinya Makna Sebuah Titipan.

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
Bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya
Tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh Nya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.

Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
“aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku” dan
menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…

“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”

Namun buru – buru setiap kali saya memberikan wejangan, saya ingatkan untuk papan–empan-adepan. Jangan bicara seperti ini di tempat dan waktu yang salah. Tapi siapa tahu waktu dan tempat yang salah? Ah itu, tak penting, yang jelas; buat apa pelit, wong harta itu “hakikinya” bukan harta kita.

Oleh: Ustadz.Faizunal Abdillah

 

Share this:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Sopyan on Masalah Kebangsaan Kian Kompleks, LDII Ajak Berdayakan Juru Dakwah
  • Sahrudin on Gudep Sultan Agung Bekasi Bina Generasi Muda Melalui Latihan Kepramukaan
  • Tri cahyono on Kesbangpol dan LDII Gunungkidul Kerja Sama Edukasi Politik Ormas Keagamaan
  • Sukiman rimba sulli on Sambut HUT DKI, LDII Ajak Wujudkan Jakarta Maju Kotanya Bahagia Warganya
  • Eri on Sambut HUT DKI, LDII Ajak Wujudkan Jakarta Maju Kotanya Bahagia Warganya
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

August 2, 2020
Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

December 24, 2020

Prasetyo Sunaryo, Tokoh Pemikir dan Ketua DPP LDII Meninggal Dunia

August 9, 2020
Bangga, Generus LDII Raih Award di Konferensi Bergengsi Jepang

Bangga, Generus LDII Raih Award di Konferensi Bergengsi Jepang

March 10, 2021
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

72
Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

44
Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

37

Prasetyo Sunaryo, Tokoh Pemikir dan Ketua DPP LDII Meninggal Dunia

32
Gudep Sultan Agung Bekasi Bina Generasi Muda Melalui Latihan Kepramukaan

Gudep Sultan Agung Bekasi Bina Generasi Muda Melalui Latihan Kepramukaan

June 26, 2022
Anggota DPR Singgih Januratmoko Serahkan Bantuan Ambulans ke DPD LDII Boyolali

Anggota DPR Singgih Januratmoko Serahkan Bantuan Ambulans ke DPD LDII Boyolali

June 26, 2022
Kesbangpol dan LDII Gunungkidul Kerja Sama Edukasi Politik Ormas Keagamaan

Kesbangpol dan LDII Gunungkidul Kerja Sama Edukasi Politik Ormas Keagamaan

June 25, 2022
Waspada dan Teliti PMK Meski Tidak Menular

Waspada dan Teliti PMK Meski Tidak Menular

June 23, 2022

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Gudep Sultan Agung Bekasi Bina Generasi Muda Melalui Latihan Kepramukaan June 26, 2022
  • Anggota DPR Singgih Januratmoko Serahkan Bantuan Ambulans ke DPD LDII Boyolali June 26, 2022
  • Kesbangpol dan LDII Gunungkidul Kerja Sama Edukasi Politik Ormas Keagamaan June 25, 2022

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • Tentang LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Bidang
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • Menyikapi Wabah Covid-19
    • Fatwa MUI
  • Daftar Website LDII
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Materi Webinar DPP LDII

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.