Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • Tentang LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Bidang
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • Menyikapi Wabah Covid-19
    • Fatwa MUI
  • Video LDII
  • Daftar Website LDII
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Lain Lain
    • Hitung Zakat
    • Materi Webinar DPP LDII
    • Sitemap
  • Home
  • Organisasi
    • Tentang LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Bidang
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • Menyikapi Wabah Covid-19
    • Fatwa MUI
  • Video LDII
  • Daftar Website LDII
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Lain Lain
    • Hitung Zakat
    • Materi Webinar DPP LDII
    • Sitemap
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Seputar LDII Organisasi

Pesta Demokrasi

_admin by _admin
February 5, 2019
in Organisasi
0
pemilihan umum 2019

Gambar Ilustrasi

152
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

 

Hiruk-pikuk pesta demokrasi pada tahun ini dengan acara puncak pada tanggal 17 April 2019 (hari pencoblosan) nanti tampaknya berbeda dari pemilihan calon legisalatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) sebelumnya. Terutama yang menjadi sorotan adalah kebisingan dan “pertempuran” dari para pendukung masing-masing pasangan calon presiden baik di media sosial maupun di tataran medan lapangan.

Ada yang menilai bahwa apa yang muncul dan berkembang di media sosial maupun di lapangan sudah keblabasan. Maraknya hoax, ujaran kebencian, kampanye negatif, membuat masyarakat terbelah. Malahan yang dikuatirkan  hoax dan ujaran kebencian itu dapat melahirkan konflik horizontal yang menggoyang stabilitas nasional maupun persatuan dan kesatuan bangsa.

Bangsa ini pernah punya pengalaman pemilu pada tahun 1955 yang dikenang sebagai pemilu paling demokratis sampai sekarang. Harapannya, pengalaman itu dapat memberikan inspirasi dan energi sebagaimana pesan Presiden pertama RI, Bung Karno: “Indonesia adalah komunitas karakter yang berkembang dari komunitas pengalaman bersama”. Dengan kata lain, fakta kesejarahan itu yang membuat keragaman etnis, budaya, ras, golongan, dan agama yang menghuni tanah air ini bisa menjadi suatu negara (NKRI). Bangsa Indonesia terwujud dari ekspresi persamaan karakter yang tumbuh karena persatuan pengalaman. Karena itu, Indonesia adalah kehendak kita untuk hidup bersama.

Rakyat Indonesia tentu menyambut gembira pesta demokrasi ini. Semoga pesta demokrasi ini menjadi seberkas cahaya yang menerangi generasi bangsa ini, terutam generasi milenial, untuk mewujudkan konsolidasi demokrasi di negara tercinta ini. Karena, kalau boleh sedikit kita evaluasi, demokrasi hari ini adalah perjuangan menyusuri jalan panjang, terjal dan curam, berliku dan berkelok, serta sarat tantangan dan jebakan, permainan isu, intrik, dan fitnah. Yang dikuatirkan, sebenarnya sudah sebagian kalangan sampaikan, pesta demokrasi kita ini sudah mengabaikan etika, nilai-nilai, melupakan kehendak baik untuk hidup bersama mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang digelorakan para pendiri bangsa ini.

Rakyat Indonesia berharap sesungguhnya melalui pesta demokrasi ini ada kesadaran bersama tentang pentingnya arti berdemokrasi dalam bernegara dan berkonstitusi. Mungkin perlu, salah satunya, adanya perbaikan sistem kepartaian yang konsisten. Karena, aktual sekali kebutuhan untuk mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehendak bersama membumikan Pancasila, misalnya. Narasi seperti ini penting dibangun untuk menyongsong masa depan dengan belajar dari pengalaman masa lalu, untuk mendorong Indonesia yang lebih baik di jalan demokrasi yang lebih kuat.

Situasi menjelang 17 April 2019 ini dengan suhu politik yang semakin meningkat, menuntut kita memiliki mata yang tajam, tetapi juga dengan hati dan pikiran yang jernih dalam semangat bersama untuk memperjuangkan kehidupan politik yang lebih bermartabat.

Tidak dapat dipungkiri partai menjadi pilar demokrasi. Sementara partai-partai itu bukanlah suatu kesatuan yang monolitik, melainkan merupakan “sekumpulan individu atau koalisi kelompok-kelompok sub partai yang memiliki keinginan bersama namun berbeda prioritas dan kepentingan atau preferensi termasuk dalam kompetisi di dalam partai itu sendiri “ (Kennet Janda, and Robin Gillies “Continuity and Change”, Free Press, 1980). Pertanyaannya, apakah dengan kondisi kepartaian sekarang ini mampu membantu mewujudkan  konsolidasi demokrasi.

Pendekatan Huntingtonian (Samuel Huntington, Political Order in Chaning Societies, Yale University, 1968) pada umumnya menyakini bahwa salah satu gagasan sentral dalam konsep institusionalisasi itu adalah “kemampuan struktur partai untuk bertahan dan membangun stabilitas sehingga keberadaannya tidak lagi tergantung pada pimpinan maupun anggota awal yang memulainya.

Partai diharapkan menjadi salah satu center of gravity (pusat gravitas) nasionalisme Indonesia. Perkembangan konsteks global, baik merosotnya pertentangan ideologi maupun derasnya arus liberalisasi, memberi peluang partai-partai menjual program-program konkrit, bukan sekadar wacana-wacana. Misal bagaimana dengan konsep “ekonomi berbagi” (sharing economy), yang telah menghapus jarak antara penguasaan alat produksi dengan penguasaan akses produksi.

Bagaimana, misalnya, dengan “Kemandirian 4.0” secara sederhana dapat dijelaskan yaitu yang bertumpu pada inovasi sebagai elemen utama daya saing (competitiveness). Belum lagi, mungkin misalnya, “Kedaulatan 4.0” yang boleh disimpulkan sebagai perimbangan antara hak untuk mempertahankan nasionalisme dan sekaligus kewajiban untuk menjungjung tinggi humanisme atau kemanusiaan. Atau “Kepribadian 4.0” kalau boleh diterangkan sebagai upaya untuk membentengi diri dari budaya yang bertentangan dengan jati diri bangsa ini dengan berlandaskan pada empat konsensus nasional yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Catatan tersebut menggarisbawahi, untuk menegaskan bahwa pesta demokrasi memang selalu memiliki tantangan tersendiri. Nah bagaimana partai-partai menjawab tantangan tersebut, termasuk kemampuan menjawab tantangan tersebut, sebagai window opportunity (jendela peluang) untuk melalui pesta demokrasi ini mempercepat pembangunan yang mensejahterakan bangsa serta melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen, sekaligus ada kepastian hukum di bumi pertiwi ini. Saya teringat ucapan Bung Karno: “Menaklukan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa menaklukan diri sendiri disebut penakluk yang brilian”. Wallahu a’lam bishawab.

Iskandar Siregar

Ketua DPP LDII/Wakil Pemimpin Redaksi Nuansa

Share this:

  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • Telegram

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Pantja Pebruantoro on Kejari Banyuwangi Gandeng LDII Gelar Jaksa Masuk Pesantren
  • Heri Sensustadi on LDII: Pembakaran Kitab Suci, Bukan Adab Manusia Modern dan Bisa Memicu Kehancuran Peradaban
  • Wawan Hamdani on Alon-Alon (Pelan-Pelan Saja)
  • Rukman on Kolaborasi LDII 3 Kabupaten Menjaga Pergaulan Generasi Muda
  • Rukman on LDII: Pembakaran Kitab Suci, Bukan Adab Manusia Modern dan Bisa Memicu Kehancuran Peradaban
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

August 2, 2022
Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

August 19, 2022
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

August 2, 2020
Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

December 24, 2020
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

73
Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

Tanpa Pancasila, NKRI Ambruk

44
Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

Mengenang KH Kasmudi Asshidiqie, Wanhat DPP LDII yang Rendah Hati

37

Prasetyo Sunaryo, Tokoh Pemikir dan Ketua DPP LDII Meninggal Dunia

33
Ponpes Al Ubaidah dan UT Kolaborasi Tingkatkan Pendidikan Formal Juru Dakwah

Ponpes Al Ubaidah dan UT Kolaborasi Tingkatkan Pendidikan Formal Juru Dakwah

January 31, 2023
Seabad NU

DPP LDII: Seabad NU Menjadi Inspirasi Ormas Islam dalam Membangun Peradaban Baru

January 31, 2023
Kapolres Kota Kediri Kunjungi Ponpes Wali Barokah Tingkatkan Sinergi Harkamtibmas

Kapolres Kota Kediri Kunjungi Ponpes Wali Barokah Tingkatkan Sinergi Harkamtibmas

January 29, 2023
LDII Kabupaten Bandung Siap Kerja Sama dengan Kejari Helat Penyuluhan Hukum

LDII Kabupaten Bandung Siap Kerja Sama dengan Kejari Helat Penyuluhan Hukum

January 29, 2023

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Ponpes Al Ubaidah dan UT Kolaborasi Tingkatkan Pendidikan Formal Juru Dakwah January 31, 2023
  • DPP LDII: Seabad NU Menjadi Inspirasi Ormas Islam dalam Membangun Peradaban Baru January 31, 2023
  • Kapolres Kota Kediri Kunjungi Ponpes Wali Barokah Tingkatkan Sinergi Harkamtibmas January 29, 2023

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • Home
  • Organisasi
    • Tentang LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • 8 Bidang
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • Menyikapi Wabah Covid-19
    • Fatwa MUI
  • Video LDII
  • Daftar Website LDII
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Lain Lain
    • Hitung Zakat
    • Materi Webinar DPP LDII
    • Sitemap

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.