Jember (3/1) Ponpes Al Ishlah mengadakan workshop Kristologi selama 16 jam. Acara yang berlansung di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Islah Bondowoso tersebut mengundang berbagai kalangan. Ada 175 peserta dari berbagai Ormas Islam, perwakilan ponpes dan organisasi pelajar Islam.
Turut hadir pula NU, Muhammadiah, LDII, Hizbuttahrir Indonesia, dan lain-lain. Sesuai dengan semboyan Al Islah sendiri, berdiri diatas semua golongan. Penyampaian workshop selama tiga hari mulai 1-3 Januari.
Pemateri workshop Hj. Irena Handono seorang kristolog internasioal, pendiri Irena Center sebuah lembaga swadaya yang mengurusi mualaf wanita. Dalam pengantarnya Hj Irena memaparkan pentingnya penyampaian kristologi. Salah satunya agar dapat memaknai nikmat iman dan Islam sehingga terjawab, bahwa Islam merupakan agama yang benar.
Acara tersebut bertujuan untuk mengajak umat islam bersatu. Era sekarang yang mengarah pada liberalisasi perlu adanya penyatuan umat. Agar semua aspek baik ekonomi, politik dan pendidikan dapat senafas dengan ajaran islam. Seruan tersebut disampaikan Kyai Ma’sum dalam sambutanya.
“Lihat disekitar kita banyak sendi kehidupan yang sudah melenceng, inilah tantangan bagi kita umat Islam untuk menghadapi persaingan global,” ujar Kyai Ma’sum.
Lebih lanjut Kyai Ma’sum memaparkan kemerosotan jumlah umat Islam di Indonesia. Pada awal kemerdekaan jumlah muslim Indonesia 95 persen dari total penduduk. Sekarang tinggal 84,7 persen. Ia juga mengkritisi sikap umat Islam Indonesia yang terlalu menganggap semua agama itu sama. “Islam itu toleran tapi tidak dengan melikuidasi akidah,” tandasnya.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Dr Nawir mewakili Kemenag Kabupaten Bondowoso. Dr Nawir berpesan agar kebersamaan harus tetap terwujud dalam kondisi apapun agar stabilitas negara dapat tercapai.
Kuncoro salah satu perserta dari perwakilan LDII menyambut positif acara tersebut. Menurut dia selain sebagai media penyatuan umat Islam, acara tersebut dapat pula sebagai upaya membentengi diri, keluarga, dan seluruh umat islam dari pengaruh pemelencengan akidah.
“Hasil dari workshop perlu disosialisasikan kepada seluruh umat Islam agar terhindar dari praktik-praktik permurtadan,” ungkapnya. Dia berharap setelah workshop ini perlu tindak lanjut dengan workshop-workshop lanjutan.