Aroma lele dan nasi goreng menghambur di udara, semakin mengingatkan perut yang sedari tadi berbunyi. Kesibukan Minggu pagi di Permata Buana, Sawangan, Bogor kali ini dipenuhi oleh kepulan asap dan warna-warni tenda dari berbagai majelis taklim Jakarta Selatan.
Selama dua hari, Pengurus Keputrian Penggerak Pembina Generus Jakarta Selatan bekerja sama dengan Pengurus Wilayah CAI Muda-Mudi Jakarta Selatan menghelat acara bertemakan “Kemping Keputrian Persembahan Pramuka Gudep Khodijah Al-Kubro Jakarta Selatan” yang dimulai pada Sabtu sore (20/9/2014) dan berakhir pada Minggu (21/9/2014). Acara ini bertujuan membina kemandirian dan kekompakan antar keputrian usia 15-21 tahun di Jakarta Selatan, melalui banyak pembelajaran.
Pada perkemahan khusus remaja putri ini, pembelajaran kemandirian terlihat dari pemasangan tenda secara mandiri oleh peserta yang diberikan jatah 2 tenda dan satu saung, sebagai tempat penyimpanan barang sekaligus area memasak. Selain itu, juga dilatih kedisiplinan dan manajemen waktu dalam mengikuti setiap sesi acara.
Selain aktivitas fisik, panitia juga memberikan pembekalan materi-materi kewanitaan yang dimulai dengan materi organisasi, dimana peserta diajak untuk aktif berpendapat dan kegiatan-kegiatan positif. Materi kedua, peserta putri dibekali untuk menjadi wanita saleha baik secara fisik maupun secara akhlak. Tidak melulu materi, peserta juga diajak bermain games menarik yang disesuaikan dengan tema wanita saleha.
Games dibuat sebanyak enam pos dengan dua pembimbing. Sebelumnya, peserta dibagi enam kelompok. Setiap pos memiliki ciri khas permainan yang berbeda. Seperti contoh, Pos 1 diberi nama “Sandi Semapur” dengan aturan main menebak sandi morse kepramukaan. Tujuan game ini, melatih daya ingat masing-masing peserta dan kerukunan. Lalu game Pos 2 yang dinamakan tebak ranjau, bertempat di pinggir kolam renang dengan aturan permainan menebak pola ranjau berbeda yang telah ditentukan oleh panitia. Apabila peserta salah menebak, maka harus rela disiram air kolam. Permainan ini mengharuskan peserta teliti dan berani mengambil keputusan.
Selanjutnya, Pos 3 yang terletak di jalan menanjak sebelah kandang rusa. Aturannya, peserta menjawab soal-soal yang diberikan oleh panitia setelah memenangkan suit dengan salah satu pembimbing pos. Soal-soal yang diberikan, berupa hafalan doa dan seputar organisasi, pengetahuan umum, pengetahuan kepramukaan serta kedaerahan. Dalam game ini, peserta dinilai kemampuan dari segi keluasan pengetahuannya.
Berikutnya Pos 4 dinamakan “Sarung Terbang” yang aturannya peserta memindahkan botol tegak dengan sarung kemudian mengitari garis yang telah dibuat. Games ini mengharuskan peserta saling kompak satu sama lain dan latihan kesabaran. Kemampuan peserta menaati komando dari pemimpin kelompok dan tanggap dengan teman satu tim juga dinilai. Kemudian, Pos 5 diberi nama “Traffic Jam”. Permainan ini mengharuskan satu kelompok dibagi dua bagian sama rata saling pindah posisi dengan syarat hanya melompati kotak kosong di depannya atau melewati satu orang. Games ini dibuat untuk melatih ketelitian, daya ingat dan konsentrasi peserta.
Games terakhir atau Pos 6 dinamakan Estafet Bola yang aturan mainnya setiap kelompok memegang tujuh paralon yang sudah dipotong untuk menggelindingkan bola melalui paralon secara bergantian atau estafet sampai masuk ke dalam ember. Manfaat games ini, melatih kesabaran, kekompakan, kerjasama yang baik, fokus, dan konsentrasi setiap peserta.
Jelang penutupan usai dzuhur, panitia meminta setiap kelompok peserta menghias kaleng biskuit bercat putih dengan berbagai macam kreasi warna dalam waktu 30 menit. Tujuannya membangkitkan kemandirian personal dan memperkuat ikatan hubungan keputrian antar majelis taklim se-Jakarta Selatan. Ketua PPG Jakarta Selatan, Sholihul Ibad menyampaikan, “Semua yg ada di dunia ini adalah perhiasan, namun perhiasan yang paling indah adalah wanita saleha. Karena itu, jadilah perempuan yang berharga. Dengan begitu, ketika berkeluarga, bisa mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Semoga para peserta kemping dan perempuan seluruhnya bisa berhasil dunia dan akhirat serta menjadi perempuan sholihat”. (Noni/LINES)