Serang (15/3). DPW LDII Banten mengadakan Focus Group Discussion (FGD) pramuswil V yang digelar di studio utama Aula Baitul Ulum El Musawwa, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Acara itu mengusung tema “Penguatan Pendidikan Karakter Generasi Penerus dan Menjaga Persatuan Bangsa Menuju Indonesia Emas” dengan mengundang narasumber dari berbagai disiplin ilmu, untuk memberikan penguatan pendidikan karakter, Sabtu, (12/3).
“Kami melihat pentingnya mempersiapkan generasi muda, agar bonus demografi benar-benar sebagai bonus, bukan sebagai bencana. Pendidikan agama akan menguatkan generasi muda memiliki karakter yang baik,” ujar Ketua DPW LDII Banten, Edwin Sumiroza.
Edwin menambahkan, FGD tersebut dilaksanakan guna memberikan pembekalan kepada pengurus dan generasi muda LDII Banten serta Pramuka Sako SPN Banten, yang sebagian besar menjadi peserta Muswil. “Diharapkan para peserta memiliki wawasan luas dalam menyusun rencana strategis yang akan dilahirkan di Muswil. Sehingga dapat menghasilkan kebijakan strategis untuk berkontribusi dalam pembangunan umat di Provinsi Banten,” ungkapnya.
Menurutnya, pada masa mendatang, pada tahun 2045 Indonesia akan memperoleh bonus demografi. Dari jumlah penduduk Indonesia, 70 persennya berada dalam usia yang produktif atau yang dikenal dengan generasi emas. Maka untuk menyongsong banyaknya usia produktif tersebut, salah satu hal yang perlu disiapkan dengan baik yaitu pendidikan karakter.
“Outputnya memberikan wawasan kepada peserta Muswil, pengurus dan Pramuka Sako SPN Banten agar merasa memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara. Dengan menjaga sikap dan tingkah laku sesuai dengan kepribadian bangsa, selalu bertanggung jawab dan mengaitkan dirinya dengan cita cita dan tujuan hidup Bangsa Indonesia, sesuai amanah dalam Pembukaan UUD 1945,” tambahnya.
Pria yang juga menjabat Ketua DPP LDII itu menyebut, generasi muda Banten dapat menjadi peserta bonus demografi yang baik dengan penguatan pendidikan karakter. Menurutnya, pembangunan pendidikan karakter perlu ditingkatkan, dengan cara meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
Selain itu, menjaga ukhuwah sesama umat, pengenalan peran ormas dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta membangun karakter generasi muda melalui pramuka dengan sistem kecakapan emosional, sosial, intelektual dan fisik.
“Terutama di era informasi digital saat ini, generasi muda perlu memahami potensi dan bahaya perpecahan bangsa dari penyebaran berita tidak benar dan merusak kepribadian bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, dengan wawasan kebangsaan yang baik, pemuda Indonesia dapat berkontribusi bagi pembangunan bangsa. Sehingga bangsa ini bisa menjadi kuat, mandiri, tidak dapat diintervensi pihak lain. “Di situlah generus yang baik telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara, mensyukuri anugerah Allah kepada bangsa ini dengan segala limpahan kekayaan-Nya,” tutup Edwin. (rew: Faqih/LINES)