Bogor, 28 Juli 2014 – Bertempat di lapangan GOR Pajajaran, Kota Bogor, Ketua Umum DPP LDII, Prof. Abdullah Syam berkesempatan melaksanakan sholat Idul Fitri 1435 H bersama ribuan warga kota Bogor. Sholat Ied dimulai tepat pkul 07.00 pagi dan bertindak sebagai Imam dan Khatib Ustadz. H. Fauzan Luthfi yang juga salah satu Pembina Pondok Pesantren Nurul Iman, Kota Bogor.
Dalam sambutan Idul Fitri 1435 H, Ketua Umum DPP LDII menggarisbawahi bahwa Idul Fitri patut dijadikan momen untuk kembali bergandeng tangan bersama untuk meraih cita cita luhur bangsa Indonesia, paska pelaksanaan Pilpres 2014 yang jatuh tepat di bulan Ramadhan. “Bulan Ramadhan tahun ini agak berbeda dengan bulan Ramadhan sebelumnya dikarenakan adanya pemungutan suara untuk pemilihan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 9 Juli lalu. Kini, hampir tiga pekan pesta demokrasi pemilihan presiden usai, tapi suara yang menggerutu mungkin saja masih terdengar. Tidak jarang kekurang-puasan tadi dapat mempengaruhi jalinan tali silaturahim, baik antara sesama anggota keluarga, dengan teman, dengan tetangga, dengan rekan kantor, atau dalam lingkungan yang lebih luas antara sesama komponen bangsa. Jangan sampai menimbulkan kekerasan. Karena kekerasan dapat membiakkan dendam, dan dendam biasanya cepat berbaur dengan kebencian, dan kalau ini tidak disadari, sehingga menjadi meluas, maka dapat mempengaruhi keutuhan
bangsa dan negara yang kita cintai ini” Prof. Abdullah Syam menambahkan.
Dalam lanjutan sambutannya, Ketua Umum menjelaskan bahwa pada diri manusia terdapat empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat kebinatangan (بَهِيْمَةْ); tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat buas (سَبُعِيَّةْ) ; tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan. Yang kuat selalu menang sedangkan yang lemah selalu kalah meskipun benar. Ketiga sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yang menjatuhkan martabat manusia.