Lembaga Dakwah Islam Indonesia
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Wawasan Iptek

Prof. Robert M. Delinom: Jakarta dan Pantura Bisa Tenggelam, Tapi Tidak Segera

2021/10/06
in Iptek
0
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Jakarta, (6/10). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia mengadakan seminar daring ‘Prof Talk’ berjudul “Benarkah Jakarta dan Pantura akan Tenggelam?” yang mengundang Prof. Dr. Robert M. Delinom, M.Sc., sebagai pembicara.

Pada kesempatan itu, Prof. Robert mengungkapkan bahwa faktor penyebab tenggelamnya Jakarta dan Pantura adalah amblesan tanah, kenaikan muka air laut, pasang surut dan kondisi geologis.

Amblesan tanah (land subsidence) yang terjadi di Jakarta memiliki 4 faktor utama yaitu, kompaksi batuan yang masih sangat poten, pengambilan air tanah berlebih, pembebanan bangunan (bangunan-bangunan masif yang dibangun di daerah utara), dan aktivitas tektonik.

“Akan tetapi, sesuai dengan kondisi geologis Jakarta, tidak seluruh tempat di daerah ini memiliki penurunan tanah yang homogen. Terkadang yang di-blow up hanyalah daerah-daerah yang penurunannya besar. Menurut hasil pengamatan kami di Surabaya, yang berperan penting dalam penurunan tanah adalah batuan lempung. Batuan lempung banyak ditemui di daerah-daerah utara yang batuannya masih sangat muda. Lempung ini dapat masuk ke akuifer,” terang staf peneliti LIPI itu.

Berdasarkan data penurunan tanah di Semarang, dapat diambil gambaran bahwa penurunan tanah akan intensif terjadi di daerah-daerah yang berbatuan lempung. Contohnya di daerah pantai utara (Pantura) Jawa, dibangun dengan batuan-batuan yang masih sangat muda. Penggunaan batu lempung tersebut ada yang dominan di beberapa tempat dan ada yang tidak dominan, tergantung bagaimana batuan tersebut diendapkan.

“Jakarta memiliki endapan yang terjadi secara geologi, yakni endapan rawa, endapan aluvial laut, endapan pematang pantai, dan kipas gunung api yang menyebabkan terbentuknya batu pasir konglomerat. Batuan-batuan inilah yang istilahnya menolong Jakarta,” jelasnya.

Prof. Robert juga menunjukkan beberapa bukti daerah yang diketahui mengalami penurunan intensif di Jakarta, yakni pada tahun 2014 tinggi muka air laut dan sungai Ciliwung masih sama, tapi pada tahun 2011 perbedaan antara keduanya sudah mencapai 2,2 meter. Bukti lainnya pada menara Museum Bahari sejak tahun 2008 mengalami kemiringan akibat penurunan tanah 0,8 cm setiap tahunnya.

Ia berkata, “Sebenarnya yang dimaksudkan adalah Jakarta terendam bukan tenggelam. Karena kalau menggunakan kata tenggelam maka yang ada di bayangan kita seperti kondisi Atlantis yang hilang sampai berada di dasar laut.” Menurutnya, daerah-daerah yang mencapai amblesan sampai dengan 25 cm/tahun yang harus diperhatikan.

“Hal paling penting adalah masalah penurunan tanah di Jakarta,” kata Prof. Robert. Yang berbahaya di Jakarta adalah daerah yang laju penurunannya sangat tinggi dan memiliki batuan lempung dominan. Adapun tanah yang batuannya bukan lempung tapi tetap punya laju penurunan tinggi itu dikarenakan pengambilan air tanah yang berlebihan.

“Kalau dibuatkan skenarionya, mungkin yang tenggelam pun hanya sekian daerah saja seperti sekitar Sunda Kelapa, Pantai Indah Kapuk, dan Marunda. Ini juga sebenarnya bisa diantisipasi dengan teknologi yang ada dan usaha yang dilakukan,” ujarnya.

Prof. Robert menyimpulkan bahwa Jakarta dan Pantura bisa jadi tenggelam, tapi tidak pada kurun waktu yang segera. Endapan lempung itu ada batasnya dan akan berhenti pada suatu saat, jadi tidak perlu khawatir tenggelam.

Ia menganjurkan solusi jangka pendek yang dapat dilakukan dengan terus mensosialisasikan kepada masyarakat pemahaman masalah ini. Adapun solusi jangka panjang yaitu upaya terintegrasi secara tuntas, penyelesaian masalah dengan kombinasi konsep mitigasi dan adaptasi yang tidak tumpang tindih, zero run off and no land subsidence city serta perubahan pola pikir masyarakat (urban mindset).

“Mitigasi itu mencakup pembangunan ‘pertahanan’ di garis pantai, sungai dan bantarannya, membuat ‘tempat parkir’ air, serta mengantisipasi penyebab penurunan tanah. Adapun adaptasi maksudnya membangun rumah dan kawasan sekitarnya yang ‘ramah’ terhadap ancaman ini serta mempersiapkan diri dan keluarga jika ancaman ini datang,” katanya.

Pasokan air di Jakarta tidak berasal dari puncak, ia menegaskan, tapi berasal dari daerah Jakarta sendiri mulai Depok ke utara. “Makanya Jakarta sering kekurangan air karena mengira air berasal dari puncak padahal tidak. Makanya saat pengambilan air tanah banyak, muka air tanah cepat turun,” kata Prof. Robert. (Nisa/LINES)

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Angka DH on Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII
  • Dimitri on LDII Batusopang Gelar Keterampilan Kerja, Wujudkan Generasi Muda Terampil dan Mandiri
  • ahmad shobirin on LDII Batusopang Gelar Keterampilan Kerja, Wujudkan Generasi Muda Terampil dan Mandiri
  • KRISHNA PURNAWAN CANDRA on Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan
  • Pri Adhi Joko Purnomo on Wali Kota Palembang Ajak LDII Berantas Buta Aksara Al Quran
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

May 24, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

May 27, 2025
Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

Bukan Cuma untuk Mata, Ini 5 Alasan Wortel Layak Dikonsumsi Setiap Hari

May 21, 2025
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

May 27, 2025
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII

16
Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

Di Balik Kisah Warga LDII Tala, Tugas Kemanusiaan dan Profesional Sebagai Tenaga Kesehatan Haji

12
Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

Lanjut Usia, Melanjutkan Kebahagiaan

4
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan

4
Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa

Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa

June 1, 2025
Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan

June 1, 2025
KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim

June 1, 2025
KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

KLH Dukung LDII Galakkan Aksi Kolektif untuk Jaga Lingkungan dan Kurangi Jejak Karbon

June 1, 2025

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Ketua Umum LDII: Pancasila Bukan Hanya Dasar Negara, Tapi Jiwa Bangsa June 1, 2025
  • Menghidupkan Pancasila di Sekolah: Membangun Ruang Belajar yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan June 1, 2025
  • KLH Ungkap Pentingnya Kesadaran Kolektif Tanggulangi Dampak Perubahan Iklim May 31, 2025

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

klik tautan berikut:
https://t.me/ldiibot

  • Home
  • Contact
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • Tentang LDII
    • AD / ART LDII
    • 8 Pokok Pikiran LDII
    • Susunan Pengurus DPP LDII 2021-2026
    • Fatwa MUI
    • Daftar Website LDII
    • Video LDII
    • Contact
  • RUBRIK
    • Artikel
    • Iptek
    • Kesehatan
    • Lintas Daerah
    • Organisasi
    • Opini
    • Nasehat
    • Nasional
    • Seputar LDII
    • Tahukah Anda
  • LAIN LAIN
    • Kirim Berita
    • Hitung Zakat
    • Jadwal Shalat
  • DESAIN GRAFIS
    • Desain Idul Adha 1446 H
    • Desain Hari Pancasila 2025
  • Nasehat Idul Adha 2025

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.