Sumedang (9/2). Puluhan siswa SMP Mazaya Islamic Boarding School berkunjung ke Museum POS Indonesia pada Selasa (31/1). Kegiatan itu digelar untuk memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan mereka, mengenai sejarah persuratan sebagai media komunikasi pada masa lalu.
Kepala Sekolah SMP Mazaya Islamic Boarding School (MIBS), Ari Firmansyah mengungkapkan, kegiatan ini diharapkan mampu menjadi media refreshing bagi siswa. Untuk menghilangkan kejenuhan aktivitas pembelajaran yang padat. Pasalnya, sebagai salah satu sekolah yang berada di bawah naungan LDII, SMP MIBS menerapkan sistem pembelajaran selama 24 jam secara berkesinambungan.
“Kegiatan ini juga bisa menghilangkan rasa jenuh anak, dengan begitu banyak kegiatan yang dilaksanakan di sekolah maupun pesantren. Semoga ini bisa menumbuhkan semangat baru bagi anak-anak,” ungkapnya.
Selain untuk berwisata, study tour juga digelar sebagai sarana pendidikan aktual di lapangan. Hal ini didasari atas pentingnya membawa siswa keluar dari kelas untuk berinteraksi, dan menyerap tambahan pengetahuan di lapangan.
“Study tour ini diselenggarakan untuk memperkenalkan anak-anak tentang sejarah pengiriman pesan, yang dahulu berkembang di Indonesia sebelum adanya media sosial, email dan lain-lain,” ungkapnya.
Selain berkunjung ke Museum Pos Indonesia, mereka juga mengunjungi Ocean World Science Center yang merupakan wahana edukasi yang berada di Trans Studio Bandung. Di sana, mereka mempelajari segala ilmu pengetahuan tentang dunia bawah laut, melalui berbagai alat peraga ataupun interaksi langsung. “Jadi tidak hanya sekadar jalan-jalan saja, tapi Juga penuh dengan makna dan nilai edukasi yang didapatkan anak-anak,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu peserta, M. Fadil Nughroho mengungkapkan bahwa kunjungan ke Museum Pos Indonesia menjadi cara yang unik untuk mempelajari sejarah. Ia memandang generasi penerus bangsa perlu mempelajari sejarah, karena bisa menjadi cermin komparatif bagi generasi penerusnya.
“Pesannya jangan lupakan sejarah, karena sejarah harus selalu diingat. Karena sejarah juga bisa menjadi nilai keunikan dan kekayaan Indonesia. Saya bangga bisa mengenal sejarah perpesanan Indonesia,” ungkapnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 49 siswa yang juga didampingi oleh guru dan pamong. Dengan adanya study tour, pembelajaran terasa menyenangkan dan tidak membosankan. Para siswa juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan langsung dari tempat yang dikunjungi. (FU/LINES).