Pengurus Masjid Rhoudatul Jannah, Kelurahan Jakasetia, Bekasi Selatan, menggelar pelajaran ilmu shorof bagi para remaja yang sedang mengikuti program tahfid qur’an di Masjid Rhoudatul Jannah. Menurut Pembina Masjid Rhoudatul Jannah, H Ary Wijanarko, yang juga Ketua DPD LDII Kota Bekasi, Jawa Barat, kegiatan belajar ilmu shorof ini merupakan salah satu bagian untuk membekali para remaja program tahfid qur’an agar lebih membantu mereka dalam wawasan kaidah-kaidah Bahasa Arab.
“Sebenarnya belajar shorof itu jauh lebih mudah dibanding belajar ilmu Nahwu. Apalagi jika yang belajar adalah anak muda yang daya hafalnya masih kuat. Sebab kunci sukses dalam belajar ilmu Shorof itu teletak dihafalan. Semakin kuat daya hafal seseorang, akan semakin mudah pula dia mempelajari ilmu yang satu ini,” ujar Ary Wijanarko.
Menurut Ustadz Chabib Ali, yang mengajarkan ilmu shorof pada program ini, dalam ilmu Shorof ini akan diajarkan bagaimana caranya mentashrif. “Mentashrif maksudnya adalah mengubah sebuah kata menjadi kata lain yang memiliki makna bermacam-macam. Misalnya, dengan ilmu Shorof, kita bisa mengubah fi’il madhi menjadi fi’il mudhore, fi’il amer, dan fi’il nahyi. Kemudian, dengan ilmu Shorof, kita bisa mengubah fi’il-fi’il ini berdasarkan pelakunya,” ujar Chabib Ali.
Remaja yang mengikuti pelajaran shorof tampak antusias meskipun banyak hafalan yang harus dilakukan. Suasana belajar yang santai tapi serius membuat para remaja ini tetap semangat sampai selesai pelajarannya.
Menurut Chabib Ali, cara yang paling efektif dalam mempelajari ilmu shorof ini ialah dengan cara dicicil dan diulang-ulang. “Misalnya sehari menghafal satu tashrif horizontal. Kemudian diulang-ulang hingga benar-benar hafalan itu melekat kuat. Kemudian dilatih dengan memproduksi kata dengan pola-pola tashrif horizontal yang sudah dihafal itu. Lakukan terus pengulangan. Ucapakan dengan suara keras. Lebi bagus lagi dibarengi dengan menuliskannya di kertas,” ujar Chabib Ali
Chabib Alii menambahkan, insya Allah, jika mau bersabar untuk terus menghafal setiap harinya secara rutin, dalam waktu sebulan insya Allah sudah hafal tashrif horizontal dengan baik. “Jika meluangkan waktu sehari satu jam saja untuk menghafal tashrif, dalam waktu dua bulan insya Alllah sudah menghafal semua tashrif dengan baik, baik tashrif horizontal maupun tashrif vertikal. Dengan demikian berarti sudah menguasai ilmu Shorof tingkat dasar. Dan berbekal ilmu Shorof tingkat dasar ini, insya Allah akan mudah untuk membaca kitab gundul,” ujar Chabib Ali.
Belajar ilmu shorof ini, menurt Ary Wijanarko, merupakan bagian dari program pembinaan generasi muda yang kami bina untuk kelak mencapai target sebagai generasi muda yang memiliki ilmu agama yang mumpuni dan kepahaman agama yang kuat, memiliki ahklak yang mulia, dan mandiri. “Kami menyebutnya sebagai program tri sukses. Ini juga bagian dari strategi dalam menyongsong bonus demografi bangsa ini,” pungkas Ary Wijanarko.