Kediri (11/10). Namanya Chofifah Ayu Kusumaningtyas, remaja LDII asal Kota Kediri yang juga mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur. Ia bersama kedua temannya, Azka Chusniah Fitrah dan Lidya Ayu Sukmawandira, membuat gagasan kreatif dan inovatif berbisnis fesyen hijab.
Mereka mengembangkan brand yang dinamai ‘Ulitha Hijab’, menggandeng penjahit lokal. Mereka pun memperkenalkan motif-motif nusantara pada hijabnya. Melalui Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2022 yang diselenggarakan oleh Direktoran Pendidikan Tinggi (Dikti), usaha hijabnya telah berhasil lolos ke tahap pendanaan.
“Kami dibimbing dosen Diansanto Prayoga, sedang berada di tahap pelaksanaan rencana pengembangan usaha yang sudah disusun sebelumnya. Muara kegiatan ini adalah Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Awards yang digelar pada 23-25 November 2022 di UPN Veteran Surabaya,” jelas Chofifah saat ditemui, Sabtu (08/10).
Lebih jauh ia bercerita, perjalanan Ulitha Hijab bermula pada tahun 2020 dengan produk utama ‘daily hijab’. Namun dalam perkembangannya, Chofifah dan tim berinovasi agar lebih menarik dan memiliki nilai budaya.
“Kami mengusung tema “Nusantara Bercerita dalam Selembar Hijab” karena masih jarang sekali hijab printing lokal yang menggunakan motif nusantara. Kebanyakan yang beredar di pasaran bertema flora atau keindahan kota di mancanegara. Padahal, kalau kita mau mengenal nusantara lebih dekat lagi, pasti tidak kalah menarik dan tidak kalah indah,” ujarnya.
Hingga kini, usaha tersebut telah berhasil memproduksi ribuan hijab yang dipasarkan hingga ke berbagai pulau. Meski demikian, keberhasilan itu tidak ia raih tanpa kendala. Membangun bisnis pada 2020 tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Chofifah dan tim, lantaran merebaknya pandemi Covid-19.
Meski proses produksi dan pemasaran sempat terganggu, para remaja itu tidak lantas menyerah. Justru mereka mengevaluasi dan memperbaiki berbagai hal, selama menunggu situasi berjalan kembali normal.
“Sebagai pemula usaha, dengan merebaknya Covid-19 tentu kami cukup kesulitan untuk beradaptasi, sehingga kami terpaksa berhenti produksi selama lima bulan. Di sela-sela itu, kami terus mengevaluasi produk hijab yang sudah kami pasarkan. Kemudian pada bulan Agustus 2020, kami mulai kembali proses produksinya dengan pembaruan kualitas hijab dan perluasan market online,” ungkapnya.
Keberhasilannya dalam membangun inovasi wirausaha tak kenal berhenti. Ke depan, Chofifah dan tim berencana membuat pengembangan-pengembangan, “Dalam proyek pengembangan usaha ini, saya dan tim berharap bisa lolos ke tahap final. Saya juga berharap usaha yang sedang kami rintis ini semakin berkembang dengan inovasi-inovasi baru di bidang fesyen muslim,” pungkasnya.
Semoga lancar barokah MB usahanya, bisa sama-sama memajukan dan meningkatkan perekonomian dalam masyarakat warga LDII sehingga bisa sama-sama sukses dunia dan akhiratnya…. Aamiiin