Untuk meningkatkan kualitas dan memenuhi kebutuhan pengajar kepramukaan Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Sekawan Persada Nusantara mengadakan pelatihan kepramukaan untuk tenaga pendidik se-Bogor Selatan di Zamzam Tirta Waterpark Ciomas, Bogor pada Sabtu-Minggu, 15-16 November 2014.
Workshop yang diikuti kurang lebih 100 peserta ini, dimulai dengan sambutan sekaligus memperkenalkan anggota Sakonas yang diwakili oleh Adityo Handoko selaku pengurus pusat Sako. Jelang malam hari, diadakan pembakaran api unggun dimana merupakan acara khas perkemahan pramuka. Acara api unggun ini juga berfungsi sebagai pengingat tentang siksa api neraka. Sutarji selaku pembina apel pada malam itu menambahkan, api unggun pada perkemahan pramuka berguna untuk menghangatkan badan dan menjaga diri dari binatang buas.
Api unggun dimeriahkan dengan penampilkan atraksi yel dari tiap regu baik laki-laki maupun perempuan. Penampilan atraksi ini membawa pesan moral, jika ada kreasi apapun itu dari anak didik, jangan dianggap sebagai lelucon namun lebih baik memberikan apresiasi untuk menghargai hasil kreasi dan keberanian menyalurkan kreativitas anak tersebut. Dengan apresiasi dapat membangkitkan kepercayaan diri dan semangat para anak didik.
Selain api unggun, peserta juga diberikan games menarik di hari berikutnya, Minggu (16/11/2014) yang dibagi sebanyak 8 pos. Setiap pos, memiliki nama dan filosofi masing-masing. Sebagai contoh, di pos 7 yang bertemakan “Bermain Peran”. Di pos ini, pemain diberi kebebasan berkreasi menciptakan berbagai peran yang masih terkait dengan konteks materi PPG berupa hafalan doa sehari-hari, surat-surat pendek dan budi pekerti.
Keseluruhan games, selain sebagai adu kreativitas antar regu, juga memiliki makna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada games “Tali Temali” misalnya, mengajarkan hanya dengan alat yang sederhana (tali dan bambu), menjadi sangat berguna. Sedangkan dalam permainan “Transfer Bola” yang berada di pos 2, mengajarkan kekompakkan dan kerjasama yang baik antar anggota regu.
Terlebih lagi pada closing game, dimana seluruh peserta laki-laki diperintahkan untuk menjaga nyala api lilin jangan sampai padam, sedangkan peserta perempuan diperintahkan melempar kantong-kantong air yang gunanya untuk mengganggu agar api yang dijaga padam. Filosofinya, api dari lilin tersebut adalah semangat yang seharusnya selalu dijaga dan diusahakan tidak padam. Jika dilakukan dengan kegigihan meskipun rintangan dan halangan yang digambarkan sebagai kantong-kantong air tadi sangat banyak, maka akan semakin mendekati keberhasilan.
Menurut Dody, kegiatan perkemahan pramuka banyak memberi pelajaran yang menginspirasi terutama bagi seorang tenaga pendidik, di mana dituntut memiliki kreativitas tinggi ketika memberi pendidikan kepada seorang murid. Karena itu, manfaatnya, simulasi-simulasi games dalam kegiatan pramuka ini bisa saja diterapkan kepada anak didik mereka. Dengan demikian anak didik tidak akan mudah bosan dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar tersebut. (Ipeh/Ayu/Riyan/LINES)