Rombongan Bhakesra sampai di Makassar pada Senin (9/6). Kesempatan ini digunakan Sako SPN untuk menyosialisasikan gerakan Pramuka sekaligus menggerakkan komunitas masjid untuk melindungi generasi muda dari pengaruh negative.
KRI Banjarmasin yang mengangkut Tim Ekspedisi Bhakesra 2014 sampai di Makassar untuk mengisi perbekalan. Peserta yang sudah melewati empat hari di atas lautan memanfaatkan waktu dengan berkeliling Kota Makassar. Tak ketinggalan Tim Pramuka Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) yang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengunjungi masjid-masjid di Makassar.
Dalam kunjungan ke Masjid Nurul Hakim, Makassar, Adityo Handoko, Wakil Sekertaris Mabi Sako SPN yang juga Ketua Bidang PKOSB DPP LDII menjelaskan Gerakan Pramuka Indonesia terilhami oleh spirit kepanduan yang dicetuskan Lord Robert Baden Powell yang menekankan pendidikan karakter, kerjasama tim, dan kemandirian kepada generasi muda sehingga bisa bertahan hidup dengan baik.
Menurut Adityo, metode Pramuka sangat efektif untuk menyiarkan nilai-nilai Islam. Menurutnya selama ini pendidikan agama hanya menjadi komoditas kognitif yang berkutat dihafalan saja. “Pengajaran Alquran seringkali di pengajian hanya diajarkan cara membaca dan menghafal tulisan dan artinya. Akan tetapi hal tersebut tidaklah cukup untuk menanamkan hikmah yang terkadung di dalamnya,” jelas Adityo dalam pemaparannya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pemuda dan Olah Raga dalam UU Pramuka No 12/2010, Pramuka diberi kebebasan kepada untuk membentuk satuan komunitas yang memiliki warna dan karakter unik sesuai kebutuhan. Hal ini menurut Adityo menjadi momentum yang baik bagi komunitas masjid untuk membentuk satuan komunitas pramuka yang bercorakkan pendidikan pesantren dan masjid.
Adityo juga membuka tangan apabila Makassar, Sulawesi Selatan ingin menjadi bagian Sako SPN Provinsi ke-6. Setelah sebelumnya DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Lampung dan Yogyakarta telah bergabung terlebih dulu.
Menggerakkan Masjid Untuk Melindungi Generasi Muda
Saat berada di Makassar, Sako SPN mengundang pengurus masjid dan ustadz-ustadzah di sekitar Makassar untuk bertukar pikiran tentang cara memproteksi generasi muda. Dengan simulasi gelas berisi air yang diletakkan di atas sarung yang direntangkan, Adityo mencoba memberikan gambaran bahwa generasi muda retan terkena pengaruh negatif dan terjerumus.
Ia menggambarkan peserta yang merentangkan sarung merupakan orang-orang yang melakukan pembinaan.“Untuk melakukan pembinaan tidak bisa seorang diri tapi harus bahu-membahu dengan berbagai elemen seperti pemuka agama, pakar pendidik, orangtua, dan pemegang kebijakan. Tanpa salah satunya sarung akan miring dan gelas di atasnya akan jatuh,” jelas Adityo.
Selain itu dalam simulasi gelas-sarung tersebut, Adityo menjelaskan perlunya koordinasi setiap elemen sehingga tujuan dapat searah dan lebih cepat sampai tujuan. Komunikasi yang baik antar semua pihak menurutnya juga diharapkan dapat mencegah terjadi kesalahan dalam pembinaan. Dalam Pramuka, para pembina dapat menanamkan nilai baik Islam seperti tenggang rasa, tolong menolong, kecintaan kepada Allah, pemahaman pelestarian lingkungan, dan masih banyak lagi di saat santai, seperti saat mendaki gunung, membuat tenda, dan memasak.
Anggota Dewan Penasehat DPW LDII Makassar, Andi Massebiare menyambut baik inisiatif tim Sako SPN tersebut. Dia juga beranggapan Gerakan Pramuka yang dipaparkan sangat sesuai dengan Program Pembinaan Penggerak Generasi Penerus (PPG) yang sedang dilakukan di wilayahnya. Andi juga berharap pertemuan tersebut tidak berakhir dalam acara kemarin, tetapi berlanjut ke kegiatan berikutnya.
Memanfaatkan kesempatan berkunjung, Tim Ekspedisi Bhakesra Sako SPN, Sumantri dan Ikhwan Hadi juga mengisi games untuk peserta. Keduanya berharap dengan demikian peserta mendapatkan gambaran bahwa pramuka merupakan suatu yang menyenangkan dan menarik. Thoyib Januar di juga tidak mau ketinggalan dengan memberikan permainan kepada santri cilik binaan Masjid Nurul Hakim. Thoyib berusaha memberikan pemahaman tentang nilai ketuhanan dengan cerita ciptaan-Nya di bumi. (Bahrun/Lines)